Menjadi Istri Sang Bintang Film

Kamu Masih Tahu Malu?



Kamu Masih Tahu Malu?

0Ini kamar Jiang Tingxu sendiri. Tentu saja ia heran kenapa Mo Boyuan bisa ada di sana.     

"Aku ingat aku sudah mengunci kamar, bagaimana kamu bisa masuk?"     

Meskipun Mo Boyuan sedikit tidak nyaman setelah tertangkap basah, ia masih memeluk Jiang Tingxu erat-erat sambil menyandarkan kepalanya di bahu Jiang Tingxu. Ia menjawab dengan suara yang sedikit bergumam, "Tentu saja aku masuk dengan kunci."     

Mo Boyuan tidak mungkin masuk ke kamar ini dengan terbang atau menggali tanah, kan?     

Jiang Tingxu tertawa, "Mo Boyuan, kamu ini benar-benar tidak tahu malu, ya? Keluar!"     

Jiang Tingxu benar-benar belum pernah bertemu seorang pria yang sangat tidak tahu malu seperti Mo Boyuan!     

Mo Boyuan memang bisa keluar sekarang juga, tapi karena sudah tertangkap basah, sekalian saja melakukan apa yang ia inginkan.     

"Tidurlah!"     

Tidur kepalamu? Kamu bersandar di sampingku begini, bagaimana aku bisa tidur?     

Jiang Tingxu langsung mendorong Mo Boyuan karena pria ini tidak mau beranjak dari tubuhnya, "Cepat kembali ke kamarmu sendiri. Tidur di kamarmu sendiri!"     

Pada saat berikutnya, pria tak tahu malu itu tidak juga beranjak keluar, tetapi malah memeluk tubuh Jiang Tingxu lebih erat seperti gurita, "Jika kamu memang tidak mau tidur, malam ini jangan harap kamu bisa tidur."     

Jiang Tingxu bukanlah gadis kecil, bagaimana mungkin ia tidak memahami makna di balik ancaman ini?     

"Lepas dulu."     

"Tidak mau, kamu tidur atau tidak?"     

Jiang Tingxu sudah menghela napas berkali-kali. Ia menarik napas dalam dan akhirnya hanya bisa menahan semua kekesalan di dalam hatinya. Kemudian ia menutup mata.     

Setelah memastikan Jiang Tingxu sudah memejamkan mata, Mo Boyuan tersenyum lembut di tengah kegelapan kamar itu.     

.....     

Keesokan harinya.     

Begitu Jiang Tingxu membuka matanya, jam sudah menunjukkan pukul delapan. Pria yang semalam ada di sampingnya sudah pergi, jam alarm yang awalnya disetel di ponselnya telah lama dimatikan.     

Sebenarnya, tadi malam ia berpikir bahwa ia tidak akan bisa tidur dan sudah bersiap apabila nanti harus terjaga sepanjang malam. Tapi siapa sangka, ia tidur sangat nyenyak hingga saat ini dan tidak terbangun sedikit pun sepanjang malam.     

Entah apakah dirinya harus marah kepada pria tidak tahu malu itu atau tidak.     

Mulutnya cemberut lalu ia turun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi dengan kesal.     

Setengah jam kemudian, Jiang Tingxu selesai membersihkan diri. Ia berganti pakaian lalu keluar dari kamar menuju lantai bawah.     

Di sana, Mo Boyuan sudah duduk di sofa dengan laptop di pangkuannya dan terlihat sedang mengerjakan pekerjaannya.     

Begitu melihat wanita itu turun, Mo Boyuan langsung bertanya dengan lembut, "Sudah bangun?"      

Jiang Tingxu hanya mendengus sebagai jawaban.     

Sarapan sudah siap di meja sebelah.     

Mungkin karena saat ini tuan rumah kembali, jadi ada lebih banyak variasi menu sarapan dibanding saat Jiang Tingxu sendirian.     

Mo Boyuan segera menyingkirkan laptop dari pangkuannya, lalu berdiri dan berjalan mendekat.     

"Istriku, bagaimana tidurmu semalam?"     

Jiang Tingxu terkejut sejenak, tapi ia segera memutar mata, "Bisa tidak jangan bertanya sesuatu yang basa-basi?"     

Saat melihat reaksi istrinya, Mo Boyuan pun berhenti membahasnya, "Baiklah, sarapanlah dulu."     

Jiang Tingxu merasa jauh lebih baik setelah mendapatkan perhatian dari suaminya. Mo Boyuan dengan cekatan menarikkan kursi dan menyajikan makanan di piring Jiang Tingxu.     

Namun, hanya setelah beberapa suap, telepon rumah berdering.     

Paman Mu bergegas mengangkat telepon, "Oh, Tuan Muda Kecil Ning Ning. Eh, baiklah, baiklah. Kakek Mu baik-baik saja."     

"Tuan Muda dan Nyonya muda sedang sarapan. Baiklah, Tuan Muda Kecil Ning Ning, tunggu dulu."     

Paman Mu meletakkan gagang telepon, lalu berjalan mendekat untuk melaporkan, "Tuan Muda, Nyonya Muda, Tuan Muda Kecil menelepon."     

Saat mengetahui bahwa panggilan itu dari putranya, Jiang Tingxu segera bangkit untuk menjawabnya.     

"Halo, Ning Ning?"     

Di ujung telepon, intonasi Si Kecil terdengar sangat tidak senang, "Jiang Tingxu, kamu dan Ayah sudah keterlaluan. Kalian meninggalkan Ning Ning di sana kemarin!"     

Setelah mendengarkan keluhan putranya, Jiang Tingxu dalam hati mengatakan, Sungguh, Ibu tidak ingin meninggalkanmu di sana, ayahmu saja yang seperti bandit dan tidak mau membawamu juga!     

Tetapi, yang terucap adalah, "Oh, maaf, maaf. Ibu bersalah sudah melupakan Ning Ning."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.