Menjadi Istri Sang Bintang Film

Kemeja untuk Menyeka Darah Sang Putra



Kemeja untuk Menyeka Darah Sang Putra

0Yah, namanya juga anak-anak.     

Begitu melihat darah di tangan, tentu hal pertama yang dirasakan adalah rasa terkejut dan ingin digendong. Itu adalah reaksi yang sangat wajar untuk dilakukan si Kecil!     

Saat Mo Boyuan melihat jari telunjuk putranya penuh darah, ia langsung mencari tisu, namun tidak berhasil menemukannya. Akhirnya, ia hanya bisa menggunakan kemejanya untuk menyeka darah di jari putranya.     

Untungnya, Leng Zheng memiliki kotak obat di mobil mereka. Mereka langsung memberikannya kepada Mo Boyuan.     

"Bos, saya akan menangani luka Tuan muda kecil."     

Mo Boyuan melambaikan tangannya dan berkata, "Beri aku iodophor dan kapas."     

Leng Zheng dengan cepat mengeluarkan barang-barang yang dibutuhkan dari kotak obat dan menyerahkannya kepada Mo Boyuan satu per satu.     

Setelah membersihkan luka anaknya, Mo Boyuan membungkus luka dengan plester yang begitu lucu.     

"Leng Zheng, kamu yang mengemudi."     

"Baik, Bos."     

Mo Boyuan menuntun putranya masuk ke dalam mobil. Akhirnya, rombongan mereka berangkat lagi.     

Saat ini, ada panggilan masuk dari Jiang Tingxu. Mo Boyuan pun langsung menghubungkannya.     

"Kenapa kalian tiba-tiba berhenti?"     

Ia menatap si Kecil yang sudah berhenti menangis, "Tidak apa-apa, bocah nakal ini merobek pinggiran kukunya hingga berdarah. Tenang saja, sudah aku atasi dengan baik. Kalian tunggu di tempat istirahat di depan."     

Begitu mendengar tangan putranya berdarah karena pinggiran kukunya terkelupas, tentu saja Jiang Tingxu merasa khawatir.     

"Kami sudah sampai, kami akan menunggumu di sini dulu."     

"Hm."     

Tatapan Mo Boyuan tertuju pada putranya di samping, "Mau bicara dengan ibumu?"     

"Mau!"     

Tentu saja si Kecil tidak akan menolak. Ia mengambil ponsel dari tangan ayahnya. "Jiang Tingxu, Jiang Tingxu, Ning Ning merindukanmu~"     

"Baru berpisah sebentar, kamu sudah merindukanku?"     

Kenapa kedengarannya tidak percaya? Si Kecil benar-benar merasa tidak nyaman sejak tadi, karena itulah dia sengaja merajuk pada ibunya.     

"Sungguh!" ucapnya bersikeras.     

"Baiklah, sebentar lagi Ibu akan kembali untuk menemanimu."     

Si Kecil terus mengangguk, "Ya, ya, ya."      

"Baiklah, kalau begitu sudah, ya. Aku tutup dulu."     

"Baiklah." Si Kecil sudah lega saat mendengar ibunya akan segera kembali untuk menemaninya.     

Kali ini, Mo Boyuan menatap putranya dengan penuh kebanggan. Akhirnya si Kecil tahu bagaimana cara untuk mengambil kembali ibunya.     

Si Kecil mengakhiri panggilan telepon dengan Jiang Tingxu dan bertanya dengan suara yang sangat rendah, "Ayah, pernah bertemu dengan Kakek?"     

"Memangnya kenapa?"     

Si Kecil menghela napas, "Ning Ning belum pernah bertemu Kakek. Aku ingin tahu apa Kakek akan menyukai Ning Ning saat melihat Ning Ning nanti?"     

Anak kecil memang rasa penasarannya sangat tinggi.     

Mo Boyuan tersenyum, tangan kecilnya menggosok lengan putranya dengan telapak tangannya yang besar, "Kakek pasti menyukai Ning Ning."     

"Sungguh?"     

Mo Boyuan mengangguk, "Ya."     

Begitu mendengar jawaban pasti dari ayahnya, si Kecil pun merasa lega.     

Pada saat ini, mobil mereka sudah mendekati tempat istirahat. Leng Zheng melihat Bentley yang terparkir dan berhenti di dekatnya.     

Di sana tampak Jiang Tingxu dan Wen Jie berdiri berdampingan dan sedang membicarakan sesuatu.     

"Jiang Tingxu~" Si Kecil mulai melambai ke arah mereka dari kejauhan.     

Begitu mendengar suara putranya, Jiang Tingxu segera melambai juga, "Ning Ning, kemarilah."     

Si Kecil segera menatap ayahnya. "Ayah, Ning Ning mau turun!"     

Pria itu bersandar di kursinya dan tidak bergerak, "Kalau kamu mau turun, ya turun saja."     

Padahal bagaimana si Kecil turun jika tanpa bantuannya?     

"Buka kuncinya~" Si Kecil tidak akan bisa turun sebelum dibuka kuncinya. Jadi, si Kecil hanya mengerutkan kening. "Ayah, kamu boleh pergi dengan Ning Ning."     

"Baiklah!" Itu kalimat yang Mo Boyuan tunggu-tunggu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.