Menjadi Istri Sang Bintang Film

Mo Boyuan, Jangan Sampai Jatuh ke Tanganku



Mo Boyuan, Jangan Sampai Jatuh ke Tanganku

0Sebelum turun dari mobil, Mo Boyuan berbisik dan memperingatkan putranya lagi, "Kalau ditanya kamu bilang saja bahwa kamu yang memohon padaku untuk turun bersamamu."     

"Oke!"     

Setelah Mo Boyuan turun dari mobil, ia menurunkan putranya, kemudian keduanya berjalan bersama.     

Gu Yanzhi tidak ada di sini saat ini. Hanya ada Wen Jie dan Jiang Tingxu.     

Wen Jie baru pertama kali bertemu langsung dan berkenalan secara resmi dengan Mo Boyuan.     

Pada kesan pertama ini, hal-hal buruk yang sebelumnya ada di hati Wen Jie telah menghilang.     

Saat sebelumnya berhenti di tengah jalan karena si Kecil terluka, sampai menggendong dengan hati-hati putranya saat turun dari mobil. Meskipun wajahnya terlihat sangat dingin, dari semua yang baru saja Wen Jie amati, pria ini tidaklah buruk.     

Yang terpenting, begitu turun dari mobil, di matanya hanya fokus pada wanita yang berdiri di samping Wen Jie.     

Saat ini juga pertama kalinya Mo Boyuan bertemu ibu mertuanya. Ia juga tidak begitu nyaman secara sikap dan perasaannya. Untungnya, ia bisa menahan hingga tidak terlalu terlihat jelas di wajahnya.     

Setelah mendekat, Mo Boyuan menyapa dan tersenyum pada Wen Jie, "Bibi Wen, akhirnya aku bertemu denganmu."     

"Yah, ini juga pertama kalinya aku bertemu denganmu, Xiao Mo."     

"Yah, aku benar-benar minta maaf karena aku tidak pernah datang menemuimu sebelumnya. Karena akulah yang lebih muda, aku meminta maaf kepadamu, Bibi Wen."     

Sebenarnya, walaupun Mo Boyuan tidak mengatakannya, Wen Jie juga tidak mungkin akan membuat perhitungan kepada Mo Boyuan.     

Tetapi manusia memang pada dasarnya menyukai ucapan manis seperti ini, tidak terkecuali Wen Jie, "Tidak apa-apa, kita semua keluarga. Mana mungkin kamu sempat memikirkan hal-hal sepele seperti itu? Kamu biasanya sangat sibuk, bukan? Yanzhi kami juga tidak pulang selama setahun karena kesibukannya."     

Bisa dibilang Wen Jie sudah bisa memahami hal ini, jadi ia tahu apa yang dimaksud oleh Mo Boyuan.     

Ketika Gu Yanzhi keluar dari toilet, ia melihat orang yang sangat menyebalkan di sini berbicara sangat sopan dengan ibunya. Ia pun dengan cepat melangkah maju dan menginterupsi dengan tegas, "Bu, apa yang kamu bicarakan?"      

Wen Jie melirik putranya, "Apa maksudmu? Tentu saja, membicarakan hal yang paling tidak kamu sukai."     

Gu Yanzhi memang paling tidak suka mengobrol basa-basi, apalagi masalah pernikahan.     

Saat Gu Yanzhi hendak menjawab, Wen Jie sudah berbicara membuat lagi, "Kamu itu. Padahal usiamu dan Xiao Mo sama. Anak Xiao Mo saja sudah sebesar ini. Bagaimana denganmu? Kamu tidak mau menikah meskipun aku menyuruhmu, aku sudah menyuruhmu mencoba pacaran, tapi kamu tidak mau. Terus saja berambisi dengan pekerjaan. Aduh, aku tidak mengerti, memangnya hal apa di dunia ini yang jadi sulit jika kamu menikah? Bukankah wajar menikah dan memiliki anak sejak zaman kuno?"     

Obsesi Wen Jie mengenai masalah ini telah ada selama bertahun-tahun. Sejak putranya menjadi dewasa, ia khawatir putranya tidak dapat mengendalikan diri di lingkaran hiburan dan akan membuat beberapa skandal buruk.     

Siapa tahu, ternyata tidak ada yang terjadi selama bertahun-tahun. Putranya bahkan seperti seorang biksu.     

Wen Jie terus mengomel, sedangkan Gu Yanzhi sangat ingin menutup telinganya.     

Di sisi lain, Mo Boyuan mengangguk setuju dengan perkataan Wen Jie, "Bibi Wen benar. Orang tua memang seharusnya khawatir tentang urusan pernikahan anak-anak mereka, begitu juga ibuku waktu itu. Untungnya, aku sudah lama bertemu dengan Xu Xu."     

Wen Jie segera mendapat kesan yang lebih baik tentang Mo Boyuan dan mulai menatap putranya sendiri, "Jika melihat dirimu lalu melihat Xiao Mo, kamu akan tahu betapa bodohnya dirimu!"     

"Bu, sudah, sudah, aku memang tidak mengerti hal-hal itu. Aku akan menurutimu nanti dan pergi ke kencan buta, puas?"     

Tapi dalam hati Gu Yanzhi berkata, Mo Boyuan, tunggu saja, jangan sampai kamu jatuh ke tanganku!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.