Menjadi Istri Sang Bintang Film

Sudah Lama Jatuh Hati Padanya



Sudah Lama Jatuh Hati Padanya

0Mau bagaimana lagi. Bukankah pertukaran akademik memang seperti ini?     

Para ahli, ketua, dan profesor dari seluruh negeri akan memberikan seminar kasusnya masing-masing.     

Beberapa orang memang membagikan pengalaman dan pengetahuan yang sangat berharga, tetapi beberapa orang lainnya hanya membuat ingin tidur karena isi pidatonya sangat membosankan.     

Mereka berada di ruang konferensi hingga sore dan hampir membuat semua orang menjadi gila.     

Setelah mengambil barang dan siap-siap pergi, ponsel Jiang Tingxu di atas meja berbunyi.     

Setelah membuka kunci layar, benar saja ada pesan dari orang yang sudah ia tebak. Sayang, malam ini ada syuting malam, jadi aku tidak bisa menemanimu. Kunci pintunya sebelum tidur, istirahatlah dengan baik.     

Setelah membaca pesan dari Mo Boyuan, wajah Jiang Tingxu sedikit memerah.     

"Dokter Jiang?" panggil orang di sebelahnya.     

Jiang Tingxu baru sadar dari lamunannya, lalu sedikit menyingkir memberi jalan, sambil berucap, "Maaf."     

"Tidak apa-apa."     

Karena pria itu tidak kemari, Jiang Tingxu buru-buru makan di restoran dan kembali ke kamarnya.     

Namun ketika kembali ke kamar, ia merasa tidak nyaman dan ada yang kurang.     

Suasana kamar terasa sepi tanpa adanya pria itu malam ini.     

.....     

Di tempat syuting, tenda, rak, dan trek kamera telah diatur sedemikian rupa.     

Lampu depan untuk penerangan dipasang di tempat yang tinggi. Nyalanya begitu terang.     

Mo Boyuan melihat hasil take yang diambil sore tadi dengan alis yang sedikit berkerut.     

"Kakak Mo, apa ada masalah?"     

Take kali ini diambil di bawah pengawasan sutradara Wang.      

"Aku merasa ada sesuatu yang kurang, Zhou Xian. Datang dan lihatlah."     

Zhou Xian melangkah maju dan dengan teliti melihat adegan yang dipilih oleh Mo Boyuan. Ia sampai mengulanginya tiga kali, "Aku memang merasakan sesuatu yang salah."     

Bahkan Zhou Xian bisa merasakan ada yang tidak beres. Pasti ada masalah yang jelas muncul.     

Secara kebetulan, Wang Weizhi tiba-tiba muncul di tenda, "Apa yang kalian berdua bicarakan?"     

Mo Boyuan berdiri, "Kemarilah, Guru."     

Wang Weizhi berjalan cepat dengan tangan di punggungnya, lalu bertanya, "Ada apa?"     

Adegan itu diputar ulang sekali lagi, lalu Mo Boyuan menunjuk ke sana, "Guru, ini salah."     

Wang Weizhi segera melihatnya dengan cermat, tetapi pada akhirnya, ia tidak merasakan apa-apa, "Aku tidak melihatnya."      

Bukan berarti Wang Weizhi tidak profesional hanya karena ia tidak bisa melihat kesalahan yang dilihat orang lain.     

Adegan itu sudah sesuai naskahnya dan Wang Weizhi tidak merasa melakukan kesalahan.     

Namun, naskah ini ditulis oleh Mo Boyuan sendiri. Tidak ada yang tahu lebih banyak tentang pemahaman semua karakter selain Mo Boyuan. Tentu saja, ia juga tahu lebih banyak tentang beberapa hal potensial.     

Misalnya, saat ini ia bisa merasakan ada yang salah dengan adegan yang baru saja ia lihat.     

Masalahnya adalah semua orang tidak menyadari bahwa pemeran protagonis pria telah lama jatuh hati kepada pemeran protagonis wanita. Namun, karena temperamennya, si pria selalu sangat angkuh dan sombong. Ia keras kepala tidak mau mengakui perasaannya.     

Sedangkan, pemeran protagonis wanita merasa sebaliknya. Ia selalu merasa bahwa pemeran protagonis pria tidak tertarik pada dirinya dan diam-diam selalu sedih.     

Wang Weizhi mengabaikan masalah ini saat merekam adegan ini.     

Itu karena Wang Weizhi bukan seseorang yang mempunyai banyak pengalaman pribadi terkait hal ini. Seseorang tidak akan bisa sepenuhnya memahami beberapa hal kecuali benar-benar sudah mengalaminya sendiri.     

Setelah penjelasan muridnya, Wang Weizhi menjadi mengerti.     

"Ternyata begitu. Masih ada lapisan yang tersembunyi."     

Kemudian ia melihat murid kecilnya itu dengan tatapan lucu, "Jadi, sebenarnya, sedari dulu kamu sudah jatuh hati pada istrimu, ya?"     

Mo Boyuan berdeham, "Ehem. Guru, bagian ini mungkin perlu diambil ulang."     

Ketika Wang Weizhi mendapati murid kecilnya tidak mau menjawab pertanyaannya, ia hanya mengusap-usap janggutnya tanpa daya, "Tentu saja kita harus mengambilnya ulang."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.