Menjadi Istri Sang Bintang Film

Aku dan Ibumu Bersama, Ada Masalah?



Aku dan Ibumu Bersama, Ada Masalah?

0"Sedang melihat rusa."     

Ning Ning mengerutkan kening. Saat berikutnya, ia bertanya, "Jiang Tingxu, bukankah seharusnya kamu saat ini sedang bekerja? Dengan siapa kamu melihat rusa?"     

Nada bicaranya saat mengajukan pertanyaan ini sama persis dengan Mo Boyuan.     

Sebelumnya masih belum terlihat jelas. Begitu Ning Ning semakin besar, sifat bawaan dari lahir tertentu pun muncul.     

Jiang Tingxu terdiam sejenak karena terkejut, namun ia segera menanggapi, "Ibu tidak bekerja karena ada urusan di luar kota. Maaf, Ibu lupa memberitahumu, Sayang."     

Si Kecil mengerutkan kening lebih dalam, "Jiang Tingxu, bersama siapa? Teman laki-laki atau perempuan? Sedang melihat rusa bersama siapa? Cepat jawab."     

Pertanyaan si Kecil begitu beruntun dan bertubi-tubi.     

"Ehem, Sayang. Kamu ini jadi Pak Tua sekarang? Kenapa pertanyaanmu banyak sekali? Ibu tidak sedang bersama teman, tapi bersama ayahmu."     

Si Kecil masih sangat muda, tetapi ia memiliki pikiran yang luas.     

Setelah mendengar jawaban ibunya, si Kecil tidak dengan mudah percaya begitu saja, "Apa? Kamu bersama Ayah?"     

Mo Boyuan sedari tadi mendengarkan. Tentu saja, ia juga mendengar pertanyaan terakhir putranya. Ia menjadi sangat kesal.     

"Mo Zhining, ibumu bersamaku. Apa kamu punya masalah?" tanya Mo Boyuan setelah merebut ponsel Jiang Tingxu.     

"Ayah?" Kini nada bicara Ning Ning menjadi sedikit merasa bersalah.     

Mo Boyuan mencibir, "Apa menurutmu berguna memanggilku Ayah sekarang?"     

Di sisi lain telepon, si Kecil dengan keinginan kuat untuk bertahan hidup pun segera berkata, "Ayah, Ayah, Ning Ning khawatir Jiang Tingxu ditipu oleh seseorang. Jiang Tingxu kan sangat polos. Ning Ning tidak tahu Ayah bersamanya, jadi Ning Ning hanya terkejut."     

Mendengarkan penjelasan putranya, Mo Boyuan tidak serta merta mengampuninya. Ia sangat memahami isi kepala putranya sendiri. Hanya saja jarak memisahkan, jadi ia tidak bisa membuat perhitungan kepada putranya.     

"Ibumu dan aku masih memiliki sesuatu untuk dilakukan. Pergi bermain sendiri sana. Jangan ganggu kami." Setelah itu Mo Boyuan langsung menutup telepon begitu saja.     

Hal ini membuat Ning Ning tidak sempat melakukan panggilan video dengan ibunya dan menjadi sangat tertekan. Ia benar-benar tidak menyangka ayahnya berada di sebelah ibunya.     

"Nenek, Ayah keterlaluan!" Si Kecil mengeluh pada Ibu Mo yang berada di sampingnya.     

Ibu Mo sedang melihat ke arah piring buah yang dibawa oleh pelayan dan saat menoleh ia menemukan wajah khawatir cucunya, "Oh, ada apa?"     

"Huh! Ayah!"     

"Ayahmu, dia menjahilimu lagi?"     

"Yah, dia menutup telepon, Ning Ning bahkan tidak punya waktu untuk melakukan panggilan video dengan Jiang Tingxu. Selain itu, Ayah, dia juga berteriak pada Ning Ning."     

Ibu Mo pun mendengar poin utama keluhan cucunya, "Ibumu bersama ayahmu?"     

Si Kecil menganggukkan kepalanya dengan berat, "Mmm, ibu dan Ayah bertemu dalam perjalanan bisnis. Mereka juga melihat rusa bersama! Keterlaluan. Mereka tidak mengajak Ning Ning!"     

Namun, Ibu Mo malah terkekeh, "Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Nenek akan membawa Ning Ning melihat rusa besok. Ketika kita kembali ke rumah, kami akan menyuruh orang tuamu mengajakmu pergi main."     

Ketika si Kecil mendengar ini, ia tidak mengatakan apa-apa lagi, tetapi wajah kecilnya masih penuh amarah.     

Ibu Mo sangat senang ketika mengetahui bahwa putra dan menantunya pergi bersama.     

Tentu saja pasangan itu tidak menyadari putra mereka yang sedang marah di seberang lautan.     

Mereka berkeliling sebentar sebelum meninggalkan Lembah Baihua. Ketika kembali ke hotel, jam sudah menunjukkan pukul sembilan lebih.     

Kebetulan mereka juga bertemu Guan Xiaodong yang kembali dari bermain game di luar.     

Guan Xiaodong sangat senang ketika dia melihat Mo Boyuan, "Kakak Ipar!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.