Menjadi Istri Sang Bintang Film

Ingin Menangis



Ingin Menangis

0Cuih! Cuih! Cuih!     

Apanya yang harus sesuai hukum negara?     

Bajingan ini hanya mencoba membuat argumen yang tidak masuk akal!     

"Bangun! Cepat lepaskan aku!"     

Jiang Tingxu tidak bisa mendorongnya lagi, jadi ia mencubit kulit di pinggang pria itu.     

Tiba-tiba, di seluruh penjuru kamar terdengar suara teriakan Mo Boyuan.     

Jiang Tingxu mengira dirinya bisa melarikan diri dari cengkeraman pria ini, tetapi ia mendengar pria itu menggertakkan giginya dan berkata, "Kamu sendiri yang memintanya!"     

Kemudian, ketika Jiang Tingxu membuka matanya, hari sudah pagi.     

Ia ingin menangis!     

Setelah melihat ke samping. Benar saja, pelakunya sudah pergi.     

...     

Mo Boyuan datang ke lokasi syuting dengan tangan penuh makanan ringan dan minuman sambil melihat semua orang dengan wajah tersenyum. Para kru menduga pria itu sedang dalam suasana hati yang baik.     

Namun, banyak artis pendatang baru justru merasa takut dengan tingkahnya. Mereka diam-diam mencari informasi pada Zhou Xian, "Kak Xian, apa ada yang mengganggu pikiran Raja Film Mo? Apa aku perlu memperbaiki aktingku?"     

Zhou Xian juga bingung, "Hah, aku akan tanyakan padanya."     

Begitu berkata demikian, beberapa artis pendatang baru yang awalnya ketakutan pun sedikit bersyukur, "Terima kasih, Kakak Xian."     

Zhou Xian menghela napas, tapi ia tetap pergi menghampiri pria itu, "Kakak Mo."     

Mo Boyuan pun mendongak.     

Mo Boyuan menatap Zhou Xian dengan senyum di wajahnya. Tiba-tiba Zhou Xian sangat ketakutan!     

"Itu… Kak Mo?"     

Ini benar-benar mengerikan!     

Bisa tidak jangan tersenyum? Senyumanmu ini sungguh menakutkan.     

Kamu sebaiknya bersikap dingin seperti biasa. Lagi pula, semua orang sudah terbiasa.     

"Ada apa?"     

Zhou Xian berdeham, "Ehem, ehem. Tidak, tidak apa-apa. Kakak Mo, kamu dalam suasana hati yang baik hari ini?"     

"Ya, benar."     

Hanya saja alasannya tidak bisa ia ceritakan kepada orang-orang.     

...     

Di sisi lain, Jiang Tingxu mengutuk Mo Boyuan di dalam hatinya lebih dari 800 kali pagi ini.     

Ketika keluar dari kamar mandi, ia melewatkan waktu sarapan hotel, jadi ia harus menelepon pihak hotel untuk meminta dikirimkan sarapan.     

Namun, pihak hotel memberitahu bahwa sarapan sudah disiapkan dan akan segera diantar.     

"Apa aku melakukan kesalahan? Aku belum sempat memanggil."     

"Nona Jiang, tidak ada kesalahan. Sudah dipesan oleh Tuan Mo pagi hari tadi."     

Mo Boyuan? Oh, bajingan itu punya hati nurani juga ternyata.     

Setelah tahu bahwa makanan sudah dipesan oleh Mo Boyuan, Jiang Tingxu tidak mengatakan apa-apa lagi. Ia menutup telepon dan menuangkan secangkir air hangat ke meja.     

Setelah minum secangkir air hangat, tenggorokannya akhirnya terasa nyaman.     

Tak lama kemudian, bel pintu berbunyi, "Permisi, layanan kamar."     

Jiang Tingxu membuka pintu dan terlihat petugas hotel membawakan sarapannya.     

Setelah menata sarapan di meja, pelayan itu beranjak pergi, "Silakan menikmati, Nona Jiang."     

"Terima kasih."     

Secangkir susu panas, semangkuk kecil bubur tonik, beberapa irisan telur, dan ada juga beberapa hidangan lain. Ternyata pria itu sangat tahu selera istrinya.     

Mo Boyuan mungkin tahu lebih banyak tentang istrinya daripada Jiang Tingxu sendiri.     

Mengenai rasa, Jiang Tingxu yang lebih paham.     

Setelah selesai sarapan, Jiang Tingxu bangkit untuk berkemas. Tidak lupa ia pergi ke balkon untuk mengambil beberapa pakaian yang dicucinya.     

Baru kemudian ia menyadari bahwa pakaian yang ia cuci dan jemur di balkon sudah tidak ada.     

Tidak mungkin hilang, mungkin sudah diambil sendiri oleh Mo Boyuan.     

Sekali lagi wajah Jiang Tingxu menunjukkan ketidaknyamanan. Sudahlah, lupakan saja.     

Ia buru-buru membereskan pakaiannya dan kembali ke ruangan.     

Masih ada beberapa menit tersisa sebelum waktu berkumpul. Jiang Tingxu tidak perlu terburu-buru. Setelah mengumpulkan barang-barang, ia memeriksanya sekali lagi sebelum menyeret koper ke bawah.     

Di lobi hotel, Ketua Gong dan para senior sudah berkumpul. Mereka juga melihat Jiang Tingxu turun. "Junior, kamu melihat Xiao Guan?     

"Apa Guan Xiaodong belum turun?"     

"Aku menghubunginya sepuluh menit yang lalu dan berkata akan segera turun."     

Namun kenyataannya, Guan Xiaodong tidak segera turun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.