Menjadi Istri Sang Bintang Film

Sah Secara Hukum



Sah Secara Hukum

0Seorang penggemar tentu sangat senang ketika bisa bertemu dengan idolanya.     

Namun, orang-orang di kamar sebelah juga mendengar teriakan dari Guan Xiaodong.     

"Dokter Guan, ada apa?"     

Mo Boyuan telah masuk ke kamar terlebih dahulu, sedangkan Jiang Tingxu masih bersandar di pintu dan melihat Guan Xiaodong sambil menahan tawa.     

Guan Xiaodong akhirnya menyadari bahwa dirinya hampir membongkar keberadaan kakak iparnya dan buru-buru berkata, "Ah? Tidak ada, tidak ada."     

"Sungguh?"     

"Sungguh."     

Jika memang tidak ada hal apa pun, mana mungkin berteriak dengan penuh semangat seperti itu.     

Ketika mereka semua kembali ke kamar dan menutup pintu, Guan Xiaodong dengan gugup mengelus dadanya.     

Jiang Tingxu berkata, "Ingin masuk dan berbicara dengan Kakak iparmu?"     

Guan Xiaodong menggelengkan kepalanya seperti anak kecil, "Tidak tidak tidak."     

Lebih baik menjaga jarak dari idola. Ia takut lepas kendali saat bertemu dengannya lagi.     

Awalnya, jantungnya baik-baik saja, tapi kini mungkin sedikit bermasalah karena terus berdetak kencang. Guan Xiaodong akhirnya segera kembali ke kamarnya sendiri.     

Jiang Tingxu benar-benar tidak dapat memahami apa yang ada di pikiran para penggemar idola itu. Ia memikirkannya sejenak tetapi tetap gagal untuk memahaminya. Jadi, ia berbalik ke kamar dan menutup pintu.     

Ketika melihat pria itu duduk di kursi, Jiang Tingxu merasa kesal, "Kamu tidak punya tempat untuk tidur, Raja Film Mo?"     

Mengapa selalu saja kemari setiap malam?     

Tapi jika dipikirkan, sepertinya tidak mungkin. Mana mungkin Tuan Muda Mo tidak memiliki tempat untuk tidur?     

Mengetahui bahwa Jiang Tingxu sengaja mengatakannya, Mo Boyuan melengkungkan bibirnya dan tersenyum, "Kalau tempat untuk tidur ada, tapi hanya di sini yang ada istriku. Memangnya tidak boleh?"     

Suatu hal yang wajar jika seorang istri yang sudah menikah tidur dengan suaminya. Jika tidak, buat apa menikah? Lebih baik menjadi bujangan jika masih tidur sendirian.     

Jiang Tingxu tidak bisa menjawab perkataan Mo Boyuan, jadi ia hanya melotot tajam.     

Sedangkan, Mo Boyuan tiba-tiba tertawa lagi.     

Setelah puas tertawa, ia bangkit dan membawakan air dingin untuk istrinya, "Anak baik, minum air dulu."     

Jiang Tingxu mengambil gelas itu dan meminum beberapa tegukan sebelum memberikannya kembali ke tangan pria itu.     

Mungkin ia satu-satunya orang di dunia yang bisa dengan leluasa memberikan raut wajah yang buruk kepada sang pangeran.     

Bahkan, ibu Mo saja sangat senang saat menerima air yang diberikan oleh putranya dan memberikan raut wajah terbaik pada putranya.     

Mo Boyuan memiliki tangan yang panjang. Gelas itu diletakkan dengan mantap di atas meja begitu ia mengulurkan tangannya. Lalu wajahnya mendekat ke telinga istrinya, "Apa yang kamu lihat?"     

"Anatomi manusia, apakah kamu ingin melihatnya?"     

Untuk masalah seperti ini, ia tidak akan mau melihatnya.     

"Tidak."     

Meskipun berkata seperti itu, tangannya tidak diam. Kedua tangannya mulai memeluk istrinya.     

Jiang Tingxu berjuang melepaskan diri sambil mengerutkan kening. Namun, usahanya tidak berguna dan ia tidak bisa lepas dari pria ini, percuma saja membuang-buang tenaga untuk melepaskan diri.     

Kini ia hanya terdiam. Sepertinya ia juga mulai tidak jujur pada dirinya sendiri.     

Jiang Tingxu mengerutkan kening dan menggenggam sepasang tangan nakal itu, "Percaya atau tidak, aku bisa mencakar tanganmu?"     

"Kenapa kejam sekali?"     

Namun, yang jelas pria itu sama sekali tidak takut diancam, bahkan dengan sengaja mengangkat dagu istrinya.     

Jiang Tingxu menepuknya beberapa kali sebelum akhirnya jari pria itu lepas dari dagunya, "Menurutmu?"     

Awalnya Mo Boyuan berpikir istrinya akan semakin memberontak. Siapa sangka, Jiang Tingxu tidak menanggapi. Jadi ia segera menekan istrinya ke atas ranjang.     

"Seperti kata pepatah, bunga peony yang layu akan kehilangan keindahannya. Jika istriku sendiri begitu tega melukai suaminya, bukankah seharusnya aku mendapatkan keuntungan terlebih dahulu?"     

Keuntungan?     

Jiang Tingxu langsung mengerti dan seketika pipinya memerah, "Mo Boyuan, berani kamu!"     

"Kenapa tidak berani? Kita punya buku nikah, kita sah di mata hukum. Sayang, sepertinya kamu yang melanggar janjimu sendiri sebagai seorang istri?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.