Menjadi Istri Sang Bintang Film

Kebiasaan Pria



Kebiasaan Pria

0Saat masuk tadi Mo Boyuan tidak memerhatikan, tidak disangka ternyata istrinya mencucikan bajunya.     

Seketika itu juga senyuman di wajah Mo Boyuan semakin lebar. Ruas jarinya yang indah dan ramping mengancingkan kancing kemejanya satu per satu.     

Jiang Tingxu duduk sambil menggosok dahinya, "Mo Boyuan, kami akan kembali ke Kota Yuncheng besok."     

Mo Boyuan menjawab dengan nada bicara yang enggan, "Yah, aku juga akan mengatur urusanku agar selesai sesegera mungkin."     

Sepertinya ia sangat ingin pulang menemani sang istri.     

Jiang Tingxu melirik pria di depannya dan pergi ke kamar mandi tanpa berkata apa-apa lagi.     

Ketika ia keluar, ia ditangkap oleh pria itu dan sebuah ciuman mendarat dengan keras.     

"Cup."     

Bahkan suara ciumannya bisa terdengar jelas.     

"Apa yang kamu lakukan?"     

Mo Boyuan tersenyum penuh dengan makna sambil menjawab, "Mencium istriku."     

Wajah Jiang Tingxu memerah, "Kamu... Mo Boyuan, kamu tidak tahu malu."     

"Yah, aku tidak tahu malu."     

Di hadapan istrinya sendiri, ia benar-benar bersedia menjadi orang yang tidak tahu malu.     

Ia merasa tidak seharusnya menahan diri di hadapan istrinya sendiri?     

...     

Sepuluh menit berlalu semenjak pasangan itu turun.     

Mo Boyuan telah kembali menjadi binatang jinak di depan istrinya, "Sayang, mau makan apa?"     

"Apa saja," jawab Jiang Tingxu dengan malas.     

Jika ia bicara baik-baik, itu akan terasa aneh. Karena pria ini akan selalu memanfaatkan dirinya.     

Mo Boyuan sudah tahu makanan enak apa yang lokasinya ada di dekat mereka dan membawa istrinya ke taksi, "Tuan, pergi ke Jalan Y pusat makanan."     

"Baik, tolong kencangkan sabuk pengaman kalian."     

Jiang Tingxu hendak mengencangkan sabuk pengamannya sebelum tiba-tiba dibantu oleh pria di dekatnya itu, "Sayang, aku akan membantumu."     

Jiang Tingxu juga menikmati perlakuan itu.     

Sopir taksi bahkan sampai menggoda mereka berdua, "Terlihat jelas kalian berdua saling mencintai."     

Jiang Tingxu hanya menghela napas. Dalam hati ia berkata, bagaimana bisa terlihat saling mencintai?     

Padahal tidak pernah terlihat saling mencintai. Memangnya antara aku dan Mo Boyuan ada cinta?     

Mo Boyuan juga mendengarkan pujian dari sopir taksi itu dan membuatnya bahagia.     

Selanjutnya, mereka tidak bicara lagi dan langsung menuju ke Jalan Y.     

Sopir taksi itu juga sangat fokus mengemudi tanpa merasakan apa pun.     

Setelah turun dari taksi, Mo Boyuan memegang tangan istrinya dengan erat. Jiang Tingxu ingin melepaskan diri pun tidak ada gunanya.     

"Sayang, kudengar ada restoran Hunan yang terkenal di sini, tidak jauh."     

Masakan Hunan?     

Jiang Tingxu tidak terlalu menyukai hidangan manis. Segala sesuatu yang lain ia masih bisa menerimanya, kecuali makanan itu.     

"Baiklah."     

Restoran Hunan di dekat Jalan Y sangat terkenal hingga antrean sampai di luar pintu.     

Jiang Tingxu sudah merasa lelah hanya dengan melihat begitu banyak orang yang mengantre. Ia tidak ingin pergi ke sana.     

Namun, Mo Boyuan tetap menariknya dengan paksa menuju restoran.     

"Hei, Mo Boyuan, tunggu. Kita tidak usah ke restoran itu. Ada terlalu banyak orang."     

Dengan adanya banyak orang, membuat peluang Mo Boyuan untuk dikenali menjadi lebih besar. Jiang Tingxu tidak ingin menjadi bahan pembicaraan dan muncul di internet untuk kesekian kalinya.     

"Ya sudah kalau memang banyak orang, biarkan saja. Mari kita tunggu. Apa yang kamu takutkan, Sayang?"     

Oh, kamu masih tanya yang aku takutkan?     

Jiang Tingxu hanya memutar mata, lalu sekali lagi menekan ucapannya, "Ganti yang lain."     

Namun, Mo Boyuan tiba-tiba tersenyum, "Tidak apa-apa, tidak akan ketahuan. Ayo pergi."     

Jiang Tingxu sangat curiga melihat senyuman itu.     

Setelah sampai di pintu, pria itu membisikkan sesuatu kepada seorang pegawai restoran Hunan dan kemudian keduanya diarahkan untuk masuk.     

Kemungkinan Mo Boyuan sudah mengatur semuanya. Ini memang gaya dan kebiasaan Mo Boyuan.     

Setelah memasuki ruangan, Jiang Tingxu akhirnya berdeham.     

Mo Boyuan hanya memandang istrinya sambil tertawa, "Manajer umum Jing yang mengaturnya. Sungguh bukan aku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.