Menjadi Istri Sang Bintang Film

Tiba-Tiba Muncul



Tiba-Tiba Muncul

0Rumah sakit memanglah tempat di mana manusia bisa hidup dan mati.     

Ada banyak kehidupan dan kematian berlalu lalang di sini setiap hari.     

Sebagai seorang dokter, tentu harus siap menghadapinya.     

...     

Bagaimanapun, kematian Bai Shiyou menimbulkan dampak yang cukup besar pada semua orang.     

Setelah kembali ke hotel, Ketua Gong dengan sedih mengumumkan bahwa ia akan kembali ke Yuncheng besok.     

Bai Shiyou adalah topik penelitian Ketua Gong kali ini. Namun, Bai Shiyou telah meninggal jadi topiknya tidak dapat dilanjutkan.     

Ketika kembali ke kamar mereka masing-masing, hanya mereka sendiri yang tahu bagaimana perasaan mereka sebenarnya.     

...     

Mo Boyuan tiba di hotel menjelang tengah hari. Sepanjang malam, ia syuting drama dan hari ini sutradara memberi libur setengah hari untuk seluruh kru supaya mereka bisa tidur.     

Awalnya Mo Boyuan pikir Jiang Tingxu tidak akan ada di kamar. Jadi, ia meminta kartu kamar cadangan dari pihak hotel.     

Tapi siapa sangka setelah membuka pintu, ia tiba-tiba menemukan sesuatu yang tidak beres di dalam kamar istrinya, "Sayang?"     

Sesaat kemudian, Mo Boyuan menyalakan semua lampu di kamar itu.     

Jiang Tingxu duduk di dekat jendela sepanjang waktu. Ia bahkan tidak memerhatikan suara pintu terbuka. Sampai semua lampu di ruangan itu menyala, perlahan pikirannya tersadar kembali dan menoleh, "Kenapa kamu tiba-tiba muncul?"     

Mo Boyuan melangkah maju dan berbisik, "Kamu yang terlalu fokus melamun. Apa terjadi sesuatu?"      

Ia pun ikut duduk di samping Jiang Tingxu.     

Mo Boyuan tentu mengenal istrinya dengan sangat baik. Pasti ada sesuatu yang ia tidak tahu hingga istrinya bisa sampai melamun seperti ini.     

"Hari ini ada seorang pasien menolak operasi padahal sudah masuk ke ruang operasi. Ia secara sadar menghentikan pengobatan dan tidak lama kemudian meninggal," jawab Jiang Tingxu menjelaskan.     

Mo Boyuan mendengarkan dengan tenang. Ketika ia mendengar pasien yang ditangani istrinya meninggal, alisnya sedikit terangkat. Ia kemudian mengulurkan tangan dan memeluk wanita itu dengan lembut, "Itu keputusannya sendiri, tidak ada hubungannya dengan semua orang."     

Memang benar. Itu adalah kehendak pasien. Tidak ada kaitannya dengan dokter atau keluarga.     

Namun, tetap saja dalam hati Jiang Tingxu merasa sangat tidak nyaman dan sesak. Ia merasakan semacam rasa sakit yang tak terelakkan.     

Orang-orang memiliki keinginan untuk bertahan hidup, tetapi Bai Shiyou telah menyerahkan hidupnya. Ini terlalu bertentangan.     

"Sayang, jika benar-benar tidak bisa melupakannya, tidur saja."     

Jiang Tingxu tidak menolak tawaran itu. Pikirannya benar-benar sedang kacau dan merasa tidak nyaman. Mungkin akan membaik jika tidur sebentar.     

Melihat istrinya setuju, Mo Boyuan langsung menggendong istrinya dan meletakkannya di ranjang besar dengan mudah. Ia juga menarik selimut untuk istrinya.      

"Tidurlah, aku di sini." Ucapnya sambil menepuk-nepuk selimut yang menutupi tubuh Jiang Tingxu.     

Di bawah kenyamanan yang diberikan pria itu, Jiang Tingxu perlahan mulai tertidur.     

Mo Boyuan pergi ke kamar mandi untuk mandi dengan cepat.     

Setelah selesai, ia naik ke tempat tidur, lalu memeluk wanita yang sedang tidur itu.     

Tak lama, Mo Boyuan juga terlelap.     

...     

Jiang Tingxu terbangun karena kelaparan. Saat melihat jam, ternyata sudah pukul empat sore.     

Mo Boyuan merasakan gerakan di sebelahnya dan membuka matanya, "Sudah bangun?"      

Suaranya serak seperti halnya orang yang baru bangun tidur.     

"Ya."     

Mo Boyuan mengencangkan pelukannya di pinggang Jiang Tingxu, "Tidur lagi denganku."     

Mo Boyuan tidak tidur sepanjang malam, ia sangat mengantuk.     

Jiang Tingxu tidak perlu mengatakan apa-apa lagi karena bunyi perutnya yang terdengar dengan jelas.     

Mo Boyuan pun terkekeh, lalu duduk. "Ayo bangun, kita makan."     

Jiang Tingxu merasa malu, jadi ia memalingkan wajah.     

Bagaimana mungkin Mo Boyuan tidak mengerti sifat istrinya?     

Ia bangun lebih dulu dan turun dari tempat tidur untuk mencari pakaian bersih dari kopernya.     

Saat ini, ia tiba-tiba melihat pakaian dan celana yang telah dicuci dan digantung di balkon.     

Bukankah itu pakaian yang aku pakai kemarin?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.