Ingin Kukatakan Sesuatu

Membalas Kuncoro Mangun!



Membalas Kuncoro Mangun!

0Wajah Kuncoro mendadak berubah menjadi pucat. Masalahnya, para tamu yang ada di sekelilingnya di lokasi jamuan ulang tahun ini sedang memperhatikannya. Terutama, wanita mempesona yang tepat berada di sebelahnya, Chintia Yandra.     

Kuncoro tidak boleh menunjukkan kepanikannya dan membiarkan orang-orang mengetahuinya. Dia memaksakan senyuman dan memilih berpura-pura, "Haha! Terima kasih, Direktur Hendra! Saya sudah bilang bahwa dengan persahabatan kita berdua, kita pasti akan terus bekerja sama! Saya bahkan sudah menyiapkan biaya perpanjangan kontrak sebesar enam belas miliar!"     

Hendra berkata di telepon, "Maaf, Bos Kuncoro. Perusahaan kami memutuskan untuk mengirim seseorang dari kantor pusat untuk mengambil alih pesan-antar Kami Antar yang ada di Jakarta. Jadi, kami tidak mencari perwakilan pesan-antar di Jakarta lagi."     

Kuncoro merasa putus asa, tetapi masih saja tertawa terbahak-bahak dan menjawab, "Tidak masalah. Tidak masalah. Kita harus minum bersama sepanjang malam saat bertemu nanti!"     

Hendra merasa heran dan bertanya, "Sebenarnya kamu mendengarkan perkataanku atau tidak? Perwakilanmu dicabut! Tidak peduli berapa banyak uang yang kamu habiskan, tidak akan ada gunanya!"     

Kuncoro terus saja menjawab, "Baik, baik! Direktur Hendra, Anda tenang saja! Ke depannya, kita pasti akan bekerja sama dengan baik!"     

Hendra akhirnya berkata dengan kesal, "Kamu gila, ya? Jawabanmu tidak sesuai dengan apa yang sedang kita bicarakan! Pokoknya, saat kontrak perwakilanmu berakhir bulan depan, markas besar kami akan mengirim seseorang untuk mengambil alih! Hanya itu saja yang ingin aku katakan. Aku akan menutup teleponnya."     

Lagi-lagi Kuncoro menjawab, "Baik, Direktur Hendra. Kita bicara lagi saat bertemu nanti."     

Kuncoro tersenyum dan menutup telepon. Sedangkan, Sean mengerutkan keningnya kebingungan dan bertanya-tanya, Apa jangan-jangan Fairus belum memberitahu Hendra? Mengapa Kuncoro dan Hendra mengobrol dengan sangat gembira?     

Orang-orang hanya bisa mendengarkan Kuncoro berbicara, tetapi tidak bisa mendengar apa yang dikatakan Hendra di telepon.     

Sandi adalah orang pertama yang menghampirinya dan bertanya, "Bos Kuncoro, barusan aku dengar di telepon, sepertinya pembaruan kontrak sudah dinegosiasikan?"     

Kuncoro tersenyum dan berbohong, "Tentu saja. Benar-benar menyenangkan!"     

Sandi dengan cepat mengambil gelas anggurnya dan berkata, "Mari, Bos Kuncoro. Saya bersulang untukmu! Semoga sukses selalu!"     

"Terima kasih, Tuan Muda Sandi."     

Kuncoro mengambil segelas anggur putih dan meminumnya sekaligus. Sandi yang terkejut berkata, "Bos Kuncoro benar-benar hebat! Dia meminumnya hanya dengan sekali teguk!"     

Chintia turut mengambil gelas anggur dan berkomentar, "Bos Kuncoro, persahabatan Anda dengan Direktur Hendra memang tidak biasa!"     

Kuncoro baru saja menghabiskan segelas anggur. Ditambah dengan suasana hatinya yang tertekan dan perasaannya yang sedih, dia segera mengisi gelasnya hingga kembali penuh. Wajah menawan Chintia berangsur-angsur menjadi kabur di mata Kuncoro.     

Kuncoro menjawab, "Tentu saja! Saya dan Direktur Hendra memiliki persahabatan yang abadi!"     

Chintia berkata, "Saya juga akan bersulang untuk Anda! Semoga bisnis Anda sukses! Jika ada kesempatan, saya harap saya bisa berkenalan dengan Direktur Hendra melalui Anda."     

Kuncoro dan Chintia bersulang, lalu Kuncoro berkata, "Masalah kecil, masalah kecil! Biar saya yang mengaturnya."     

Kuncoro kembali meminum anggurnya dalam sekali teguk dan membuat orang-orang yang ada di sekitarnya terus bertepuk tangan.     

"Toleransi alkohol Bos Kuncoro benar-benar hebat!"     

"Sungguh menyenangkan di tengah suasana yang membahagiakan seperti ini! Rupanya pembicaraan pembaruan kontrak yang sudah berhasil, membuat toleransi alkohol Bos Kuncoro meningkat! Haha!"     

Sayangnya, dalam dua menit, tiba-tiba semua orang mendapati bahwa Kuncoro yang sedang minum-minum ternyata menangis. Tetesan air mata yang bening jatuh ke dalam anggur putih yang juga bening dan bercampur menjadi satu. Entah apakah itu anggur di dalam air mata, ataukah air mata di dalam anggur.     

"Bos Kuncoro, kenapa Anda menangis? Apakah Anda baik-baik saja?" Chintia buru-buru bertanya.     

Sean yang tidak habis pikir kini menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bos Kuncoro, kalau sudah tidak bisa ditahan, jangan ditahan! Membual juga harus tahu tempat! Memang apa gunanya bagimu untuk membual di tempat ini? Siapa yang tidak tahu bahwa kamu sedang membual? Kenapa kamu tidak berani memberitahu semua orang bahwa perwakilanmu sudah dicabut?"     

Sean mengembalikan kata-kata yang baru saja diberikan Kuncoro padanya secara utuh!     

Sebenarnya, sejak awal Chintia dan yang lainnya sudah merasa bahwa ada yang janggal dengan Kuncoro. Jika pembaruan kontrak benar-benar berhasil dilakukan, Kuncoro tidak akan bertingkah sedrastis ini. Hanya jika pembaruan kontrak tidak berhasil, barulah Kuncoro akan berbuat seperti ini.     

Kuncoro mengetahui dengan jelas di dalam hatinya bahwa dirinya tidak memiliki latar belakang dan perusahaan. Dia dulunya berhasil masuk ke kalangan atas di Jakarta karena keberuntungannya dalam beberapa tahun terakhir dengan menjadi perwakilan Kami Antar di Jakarta.     

Begitu Kuncoro tidak lagi menjadi perwakilan Kami Antar, dia tidak akan lagi memenuhi syarat untuk mengobrol dan tertawa bersama dengan orang-orang yang ada di ruangan ini. Itu sebabnya dia harus berpura-pura. Tapi, sekarang Sean dengan kejam mengeksposnya begitu saja.     

Kuncoro menggunakan gelas anggurnya untuk menggebrak meja dengan sekuat tenaga, lalu berjalan menghampiri Sean dengan geram.     

"Memangnya kenapa jika perwakilanku dicabut?! Perwakilanku dicabut karena Kami Antar akan mengambil alih Kami Antar yang ada di jakarta secara langsung dan tidak lagi menggunakan perwakilan. Bukan karena si tidak berguna sepertimu ini!" bantah Kuncoro.     

Sean tersenyum tipis dan meneguk tehnya.     

"Menarik! Jelas-jelas kalian sudah melihatku menelepon, tapi masih saja mau mengelak!" kata Sean sambil tertawa, "Haha! Karena kamu berpikir bahwa bukan aku yang melakukannya, baiklah. Aku juga malas menambah satu musuh lagi."     

Para tamu di tempat kejadian saling berbisik. Semuanya berspekulasi bahwa jika perwakilan Kuncoro ditarik, apakah itu ada hubungannya dengan Sean?     

Sementara, sebagian besar orang-orang yang ada di sini baru saja mendukung keluarga Wangsa dan ingin menghancurkan hidup Sean. Jika Sean benar-benar hebat, orang-orang ini tentu akan menanggung akibatnya.     

Setelah melihat kejadian ini, Jayadi buru-buru bangkit untuk berdiri dan berkata pada para tamu, "Semuanya, tidak perlu panik! Masalah Bos Kuncoro sama sekali tidak ada hubungannya dengan menantu saya yang tidak berguna ini. Keluarganya ada di pedesaan dan kakeknya bertani, jadi tidak mungkin bisa mengenal Direktur Hendra yang berada jauh di Jakarta Pusat!"     

Lana ikut bangkit dari duduknya, berdiri, dan menambahkan, "Benar! Si menantu parasit tidak berguna ini selalu tidak berani melakukan apa yang aku suruh. Jika dia benar-benar orang yang begitu hebat, bagaimana mungkin dia rela menjadi anjing selama tiga tahun ini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.