Ingin Kukatakan Sesuatu

Bercerai!



Bercerai!

0Di tempat itu, hanya Sean yang tahu bahwa orang yang meminta pemuda pengantar makanan itu untuk membawakan hadiah adalah Fairus. Barang seharga dua puluh miliar diserahkan dengan sembarangan pada seorang pengantar makanan. Hanya keluarga Yuwono yang berani melakukan hal seperti ini.     

Di pesta ulang tahun nyonya besar keluarga Wangsa, semua tamu dikejutkan oleh hadiah ini. Beberapa orang ini melangkah maju satu demi per satu dan bertanya pada Nenek Wangsa.     

"Gelang giok ini adalah hadiah paling mahal di antara semua hadiah hari ini!"     

"Nyonya Wangsa, siapa orang yang memberi Anda hadiah ini? Pemberiannya benar-benar sangat murah hati! Anda harus memperkenalkannya pada kami nanti."     

Sebenarnya, saat ini Nenek Wangsa sendiri masih bingung. Dia tidak bisa memikirkan siapa yang memberi hadiah bernilai dua puluh miliar ini.     

"Aneh! Hari ini semua keluarga yang berteman dengan keluarga Wangsa ada di sini dan tidak ada satupun yang tertinggal. Jadi, siapa yang memberi gelang ini?"     

Semua anggota keluarga Wangsa kini saling memandang satu sama lain. Yuana yang melihat gelang bernilai dua puluh miliar itu ingin memilikinya. Jadi, dia tiba-tiba dia berkata, "Mungkinkah pria yang mengejar-ngejarku yang memberikannya?"     

Pernyataan ini segera membangkitkan spekulasi semua orang. Postur tubuh Yuana sangat seksi. Pria manapun yang melihatnya tidak akan mungkin bisa tidur di malam hari. Sementara, saat ini Yuana baru berusia 20 tahun dan belum mempunyai pacar. Dia adalah gadis yang diinginkan oleh begitu banyak tuan muda kaya raya.     

Jayanata tersenyum dan menyahut, "Sangat mungkin! Putriku begitu cantik dan memiliki jutaan penggemar di internet. Jadi, sangat mungkin barang ini diberikan oleh orang kaya yang menyukai Yuana."     

Chintia melirik Yuana. Sebagai seorang wanita yang juga memiliki postur tubuh yang sangat baik, dalam hal ini dia juga setuju dengan pesona yang dimiliki oleh Yuana.     

Chintia berkata, "Kalau begitu, sebelumnya saya ucapkan selamat pada Direktur Jayanata. Menantu laki-laki masa depan Anda benar-benar orang yang memiliki kemampuan bisnis yang luar biasa sampai bisa memberikan hadiah senilai puluhan miliar."     

Jayanata dengan senang hati tersenyum dan membalas, "Tidak, tidak. Wapresdir Chintia terlalu memuji."     

Yuana menjadi begitu bangga, sementara Giana yang melihat bahwa Yuana telah menemukan suami yang kaya raya kini merasa semakin cemburu. Melihat tatapan Sean, Giana menjadi semakin kesal.     

Sean benar-benar dibuat tidak bisa berkata-kata oleh keluarga Wangsa. Jelas-jelas dia menelepon di depan semua orang dan menyuruh seseorang untuk mengantarkan hadiah. Akan tetapi, saat hadiah itu akhirnya datang, tidak ada satupun orang yang mengira bahwa hadiah itu berasal dari Sean.     

Mereka lebih memilih untuk mengatakan bahwa hadiah ini dikirim oleh orang yang mengejar-ngejar Yuana. Benar-benar tidak beralasan.     

Sean meletakkan mangkuk dan sendoknya, lalu bertanya pada Giana, "Giana, apa kamu sudah selesai makan?"     

Giana memelototi Sean dengan jijik dan menjawab, "Sudah selesai! Memangnya kenapa?"     

Sean segera bangkit dari meja makan dan berkata, "Karena sudah selesai makan dan hadiah juga sudah aku berikan, kalau begitu, ayo kita pergi ke Pengadilan Negeri sekarang."     

"Tunggu. Apa kamu bilang? Hadiah sudah kamu berikan? Kapan kamu memberikan hadiah?" Giana mulai menginterogasi Sean.     

Giana mengeluh karena Sean bahkan tidak memiliki pengetahuan dasar mengenai hal seperti ini. Pria yang mengejar-ngejar Yuana bahkan sudah memberikan hadiah puluhan miliar. Sedangkan, Sean telah menjadi menantu keluarga Wang selama tiga tahun, tetapi dia bahkan tidak menyiapkan hadiah.     

Sean menunjuk ke arah gelang giok yang ada di tangan Nenek Wangsa dan menjawab, "Tentu saja yang itu."     

Setelah Jayanata mendengar perkataannya, dia menggebrak meja dengan penuh amarah dan berkata, "Sean! Dasar tidak tahu malu! Bagaimana bisa kamu begitu tidak tahu malu dan mengatakan bahwa gelang ini adalah pemberianmu? Gelang senilai puluhan miliar ini? Walaupun dalam beberapa kali kehidupan pun, kamu tidak akan bisa menghasilkan uang sebanyak ini!"     

Yuana juga sangat marah dan berkata, "Kak Giana, tidak bisakah kamu menyuruh suamimu untuk berhenti mempermalukan dirinya yang tidak berguna ini? Gelang ini jelas-jelas diberikan oleh pria yang mengejar-ngejar diriku!"     

Sandi tertawa dan menambahkan, "Sebuah keluarga yang terdiri dari empat orang dan tidak mampu memberi hadiah yang layak, tapi malah mengakui hadiah yang diberikan oleh orang lain! Benar-benar mempermalukan kami, keluarga Wangsa!     

Giana merasa sangat canggung. Dengan merasa sangat malu, dia berseru pada Sean, "Ayo, ayo, ayo! Cepat pergi ke Pengadilan Negeri! Aku tidak ingin menjadi istri dari seseorang yang tidak berguna seperti dirimu lebih lama lagi! Sedetikpun, aku bahkan tidak ingin!"     

Giana mengambil tasnya dan mulai melangkah menuju ke pintu keluar.     

"Giana, aku akan mengantarmu ke sana!" seru Cahyadi sambil buru-buru mengejar Giana. Tampangnya benar-benar terlihat sangat bahagia.     

Sementara itu, Sean berbalik dan menatap Nenek Wangsa untuk berkata, "Selama tiga tahun ini, tidak peduli baik atau buruk, kita pernah menjadi satu keluarga. Gelang ini saya berikan untuk Anda. Selamat ulang tahun."     

Lana, ibu mertua Sean, buru-buru berkata, "Sudah, sudah! Jangan berpura-pura! Cepat enyah dari sini! Jangan membual!"     

Sandi menyentuh luka di wajahnya dan berkata dengan penuh kebencian, "Sean, setelah perceraianmu selesai, segera enyah dan pergi dari Jakarta dengan kereta api! Aku tidak ingin melihatmu lagi di Jakarta! Dengar, tidak?!"     

Sean tersenyum dengan santai dan membalas, "Pergi meninggalkan Jakarta atau tidak adalah kebebasanku. Kamu tidak punya hak untuk ikut campur."     

Setelah selesai berbicara, Sean pun berjalan keluar.     

Saat Sean baru saja keluar dari Hotel Marriott, sebuah BMW Seri 7 tiba-tiba melaju dan dengan perlahan menurunkan jendela penumpang bagian depan. Orang yang berada di dalam mobil adalah Cahyadi dan Giana.     

Cahyadi berkata, "Bocah! Giana bilang kamu tidak pantas naik BMW, jadi lebih baik kamu naik kendaraan umum saja! Kami akan menunggumu di pintu masuk Pengadilan Negeri."     

Setelah selesai berbicara, Cahyadi menginjak pedal gas dan BMW itu melaju pergi dengan cepat. Sean menghentikan taksi yang lewat dengan santai dan mengikuti dari belakang.     

Setelah tiba satu per satu, mereka berdua sampai di pintu masuk Pengadilan Negeri. Sesampai di sana, mereka membawa kartu keluarga dan akta nikah beserta kesepakatan perceraian yang sudah mereka persiapkan.     

Segera sesudah itu, mereka berdua selesai menjalani prosedur perceraian. Pengadilan Negeri memberi mereka akta cerai. Keduanya dinyatakan resmi bercerai dan bukan lagi merupakan pasangan suami istri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.