Ingin Kukatakan Sesuatu

Orang Miskin 10 Miliar!



Orang Miskin 10 Miliar!

0Kartu nama ini adalah kartu nama logam Swiss bertatahkan berlian dengan huruf kuning berlatar belakang hitam. Satu buah kartu nama menghabiskan lebih dari 30 karat berlian. Dalam istilah awam, kartu nama ini bernilai 10 milyar.     

Tidak mungkin kartu nama hanya dicetak satu lembar. Grup Citra abadi telah secara khusus mencetak satu set kartu nama untuk Sean Yuwono. Biaya untuk satu set kartu nama ini mungkin cukup untuk membeli rumah di kota kecil.     

Kepala Polisi Liandra mengambil kartu nama Sean dan terkejut ketika melihat berlian berkilau di atas kartu nama tersebut. Nama Sean Yuwono memang benar-benar tertulis di atasnya!     

Kepala Polisi Liandra kembali melihat kontrak tersebut. Ternyata benar, saham sebagai Presiden Direktur Grup Citra Abadi memang telah dialihkan kepada Sean Yuwono. Namun, petugas polisi yang ikut bersamanya masih bertanya, "Kepala Polisi, mungkinkah ini palsu?"     

Kontrak dan kartu nama dapat dipalsukan. Ini bukanlah hal yang aneh. Mereka telah sering melihatnya selama bertugas sebagai polisi selama bertahun-tahun.     

Kepala Polisi Liandra beralih lagi kepada Sean dan bertanya, "Bisakah kami menemukan informasi mengenai Anda di Eye of Sky?"     

Eye of Sky adalah media komersial yang berisi informasi tentang 200 juta entitas sosial di seluruh negeri. Di dalamnya, tercatat informasi tentang latar belakang perusahaan dan para direkturnya.     

Sean tersenyum dan menjawab, "Profesor Carlos Chandra, pendiri Eye of Sky, adalah teman sekelas kakak kedua saya semasa saat kuliah. Karena saya belum secara resmi menjabat, saya tidak ingin orang lain mengetahuinya, jadi saya memintanya untuk menyembunyikan informasi saya."     

Sean melanjutkan, "Karena kalian percaya pada data Eye of Sky, saya akan menyuruhnya membukanya sebentar."     

Setelah Sean selesai berkata begitu, dia mengambil ponsel dan menelepon, "Profesor Chandra, bagaimana kabarmu hari ini? Begini. Kepala kepolisian di Jakarta ingin melihat dataku di Eye of Sky. Tolong buka dataku selama sepuluh menit."     

Setelah berbicara dengan Profesor Chandra, Sean menjamu kedua polisi itu untuk minum secangkir teh. Hanya dalam jangka waktu semenit, Sean menerima pesan teks dan kemudian memberitahu Kepala Polisi Liandra, "Kalian sudah dapat memeriksanya di Eye of Sky."     

Kepala Polisi Liandra segera membuka aplikasi Eye of Sky di ponselnya. Dia menuliskan Grup Citra Abadi di aplikasi tersebut. Nama Sean Yuwono terlihat muncul pertama kali di di kolom staf perusahaan.     

Presiden Direktur Grup Citra Abadi, Sean Yuwono.     

Di dalam sana, tidak hanya ada nama Sean Yuwono, tetapi juga ada foto Sean Yuwono. Kepala Polisi Liandra bisa melihat sendiri bahwa foto itu persis sama dengan Sean Yuwono yang berada di depannya. Namun, petugas polisi yang duduk di sebelah Kepala Polisi Liandra masih merasa curiga.     

"Mungkinkah ini dilakukan oleh peretas?" tanya petugas polisi itu. Ada banyak peretas di internet. Meretas aplikasi dan merusak informasi bukanlah hal yang mustahil.     

Sean tersenyum dan berkata, "Sebenarnya saya tidak ingin memamerkan kekayaan saya. Tapi, karena kalian masih tidak percaya pada saya, maka baiklah."     

Sean membuka pesan masuk di ponselnya dan memperlihatkannya kepada Kepala Polisi Liandra. Kepala Polisi Liandra pun melihat layar ponsel Sean. Ada sebuah pesan teks pengingat transaksi dari bank.     

Jumlah: Rp. 1.120.000.000,00     

Waktu: 2 April     

Nomor rekening * 6582     

Tipe transaksi: Pembayaran cepat     

Saldo: Rp. 10.000.000.211,00     

Melihat serangkaian panjang angka nol di saldo tersebut, Kepala Polisi Liandra dan petugas polisi di sampingnya sontak tercengang. Butuh waktu lama bagi kedua orang itu untuk menghitung jumlah nol di dalam pesan teks tersebut.     

"Ini... sepuluh miliar!"     

Kartu ini kemarin diberikan kepada Sean oleh pengurus rumah tangga keluarga Yuwono, Fairus. Karena Sean Yuwono dan Giana Wangsa menandatangani perjanjian harta pranikah, maka harta mereka adalah milik masing-masing. Oleh karena itu, dalam proses perceraian, Giana tidak memenuhi syarat untuk menanyakan tentang harta milik Sean.     

Sean memandang dua orang yang terkejut itu dan berkata, "Pak Polisi, ini hanya salah satu kartu milik saya. Tapi, jika dibandingkan dengan seluruh harta keluarga Wangsa jika dijual, hanya setengah dari jumlah di kartu ini. Menurut kalian, apakah mungkin saya akan mencuri jam tangan seharga hanya 5 milyar rupiah?"     

Kedua polisi tersebut tidak lagi meragukan Sean. Mereka juga telah mendengar sedikit tentang keluarga Wangsa dan mengetahui bahwa keluarga Wangsa hanyalah keluarga kelas dua. Aset keluarga Wangsa hanya bernilai lebih dari 10 miliar rupiah.     

Sementara itu, salah satu kartu milik Sean Yuwono saja bernilai 10 miliar rupiah. Sean memiliki begitu banyak uang. Dia tidak akan repot-repot mencuri barang dari keluarga Wangsa.     

Kepala Polisi Liandra bertanya dengan penasaran, "Tuan Yuwono pasti seorang putra dari sebuah keluarga kaya. Mengapa Tuan bersedia masuk ke keluarga Wangsa?"     

Sean menjawab tanpa daya dengan enggan, "Keluarga yang mengaturnya. Saya juga tidak bisa berbuat apa-apa. Saya harap kalian berdua bisa menjaga rahasia ini untuk saya, terutama tidak memberitahu orang-orang dari keluarga Wangsa. Saya tidak ingin memiliki hubungan apa-apa lagi dengan keluarga mereka."     

"Tuan Yuwono, jangan khawatir. Kami tidak akan mengungkapkan privasi Tuan kepada orang lain," Kepala Polisi Liandra segera mengangguk. Dia meminta maaf kepada Sean dan berpamitan, "Baiklah. Maaf telah mengganggu waktu istirahat Tuan. Kami harus pergi."     

Sean turut bangkit dan mengantar mereka ke pintu. "Tidak mengganggu. Hati-hati di jalan."     

Dua menit kemudian, dua polisi tersebut sudah turun dari lantai atas dan kembali ke lobi hotel. Giana dan Cahyadi segera berjalan menghampiri mereka.     

Cahyadi melihat bahwa Sean Yuwono tidak ikut turun sehingga dia bertanya dengan curiga, "Pak polisi, mengapa Sean Yuwono tidak turun? Apakah dia menolak untuk ditangkap? Kirim lebih banyak polisi dan tambah pistol untuk memberi bajingan ini pelajaran!"     

Kepala Polisi Liandra memelototi Cahyadi Pangestu dan memperingatkan, "Perhatikan perkataanmu! Bila kamu bersumpah serapah lagi, berhati-hatilah. Aku membawamu kembali ke kantor polisi!"     

Lalu, Kepala Polisi Liandra memandang Giana dan berkata, "Tuan Sean Yuwono bilang dia tidak mengambil jam tangan keluarga Wangsa kalian. Saya rasa sebaiknya kalian kembali dan memeriksa lagi. Lihat apakah kalian lupa meletakkannya di tempat lain."     

Giana membantah, "Bagaimana bisa kamu percaya dengan apa yang dia katakan? Jika dia tidak mencuri dari keluarga kami, dari mana uangnya untuk tinggal di hotel bintang lima? Dia hanyalah orang miskin yang mengantarkan makanan!"     

Orang miskin? Mendengar deskripsi Giana terhadap Sean, kedua polisi itu terdiam. Apakah ada orang miskin dengan harta 10 miliar di dunia ini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.