Ingin Kukatakan Sesuatu

Kak John



Kak John

1Melihat Giana Wangsa yang menyedihkan dan menangis, hati Sean Yuwono ikut merasa tertekan tanpa bisa ditahan. Bagaimanapun, mereka pernah menjadi suami dan istri selama tiga tahun dan selama itu Sean memang telah jatuh cinta pada Giana.     
1

Tiga tahun ini, Sean memanjakan Giana seperti seorang putri, melayaninya seperti seorang ratu, serta memperlakukannya seperti mutiara dan melindunginya dengan sangat baik. Mana pernah Giana Wangsa menerima penderitaan seperti ini?     

Jika dulu seseorang berani menampar wajah Giana, Sean pasti tidak akan membiarkannya begitu saja. Akan tetapi, Sean tahu bahwa Chintia sebenarnya menampar Giana untuk melampiaskan amarah Sean.     

"Sudahlah," kata Sean sambil meletakkan tangan kanannya di bahu Chintia. Lalu, dia berkata kepada Giana, "Pergilah. Aku bukan laki-laki milikmu lagi!"     

Air mata Giana mendadak berhenti. Dia tidak pernah memperlihatkan sisi lemahnya di hadapan Sean.     

"Meskipun keluarga Wangsa kami memelihara seekor anjing selama tiga tahun dan aku tidak menginginkannya lagi, aku tidak akan memberikannya begitu saja kepada orang lain!" seru Giana, "Sean Yuwono, aku memerintahkanmu untuk segera meninggalkan Grup Citra Abadi dan kamu tidak diizinkan menjadi pengawal Chintia Yandra lagi! Chintia Yandra memberimu 400 juta per tahun, kan? Aku akan memberimu 500 juta!"     

Chintia tidak bisa menahan tawa ketika mendengar kata-kata Giana yang begitu percaya diri. "Hahaha! Dengan 500 juta, ingin menarik Presdir Yu…"     

"Uhuk, uhuk…" Chintia terbiasa memanggil Sean Yuwono dengan sebutan 'Presdir Yuwono' sehingga Sean segera menyela dengan pura-pura terbatuk.     

Sekarang Giana merasa sangat emosional. Dia baru saja dimarahi oleh keluarganya dan kini wajahnya ditampar oleh Chintia Yandra. Jika Giana tahu identitas asli Sean, dia mungkin tidak akan sanggup menerima pukulan yang bertubi-tubi ini. Sean merasa tidak tega.     

Chintia melirik Sean, kemudian melanjutkan, "Hehe… Dengan 500 juta rupiah, kamu ingin menarik Sean Yuwono. Tidakkah kamu terlalu naif? Meskipun kamu menambahkan angka 0 lagi, itu tidak akan cukup!"     

"Apa?" gumam Giana.     

Giana tidak percaya dan berpikir di dalam hati, Apakah gaji tahunan Sean Yuwono sebagai pengawal bukan 400 juta? Melainkan 5 milyar? Tidak peduli seberapa kaya Chintia Yandra, dia tidak mungkin akan menghabiskan 5 milyar untuk menggaji pengawal.     

Mengetahui bahwa dirinya tidak sekaya Chintia Yandra, Giana berkata, "Sean Yuwono, kamu harus mengundurkan diri dari Grup Citra Abadi hari ini! Sandi sudah menemukan bukti bahwa kamu menjual jam tangan. Setelah bukti diserahkan ke polisi, kamu akan ditangkap!"     

"Kita pernah menjadi suami istri! Aku juga tidak ingin kamu menghabiskan hidupmu di penjara!" Giana melanjutkan, "Jika kamu mendengarkanku dan meninggalkan Chintia Yandra, kembali ke keluarga Wangsa kami, dan menjadi pengawal pribadiku, aku bisa menyuruh Sandi untuk melepaskanmu!"     

Sean membalas Giana dengan acuh tak acuh, "Terima kasih atas kebaikanmu, tapi aku benar-benar tidak bisa menjadi pengawal pribadimu. Aku tidak bisa melindungi keselamatanmu sambil melihatmu berada di hotel dengan pria lain! Jika Sandi Wangsa memiliki bukti, terserah dia mau bagaimana menuntutku!"     

Selesai berbicara, Sean langsung masuk dan duduk di kursi kemudi Porsche. Kemudian, dia pergi meninggalkan tempat itu bersama Chintia Yandra. Melihat Sean pergi, Giana menghentakkan kakinya dengan marah dan berseru, "Sean Yuwono, aku tidak mengizinkanmu pergi!"     

"Dasar pasangan anjing! Pasti Chintia Yandra menghabiskan 5 milyar tidak hanya sekadar untuk menjadikan Sean Yuwono pengawalnya, tapi kemungkinan juga menjadikannya kekasih!" Giana terus mengomel di tempat, "Bagus sekali, Chintia Yandra. Kamu sudah memiliki Presdir Yuwono sebagai pacar, sekarang masih mencari pria liar di luar. Kamu bilang aku tidak tahu malu? Kamu yang tidak tahu malu!"     

"Sean Yuwono juga bajingan. Sudah tahu Chintia Yandra memiliki pacar, tapi masih bersedia menjadi kekasihnya. Dia bisa menerima bahwa Chintia Yandra memiliki pria lain, tapi mengapa dia tidak bisa menerima jika aku yang memiliki pria lain?!" Giana terus bersumpah serapah.     

Giana benar-benar merasa kesal sampai amarahnya mencapai puncak ubun-ubun. Dia terus saja mengeluh, "Dasar anjing bermuka dua! Benar-benar membuatku kesal! Apa kurangnya aku dari Chintia Yandra?!"     

———     

Perumahan Tanjung Priok adalah daerah kumuh terkenal di Jakarta dan salah satu tempat dengan keamanan yang paling kacau. Di sini hidup orang-orang miskin dan juga para preman. 'John' yang terkenal di Jakarta juga tinggal di sini.      

Di Jakarta, orang-orang di dunia mafia pasti pernah mendengar kalimat seperti ini, "Jakarta kacau atau tidak, semua tergantung pada Kak John. Tas yang dibawa Kak John, bila bukan berisi kepala orang, maka berisi pisau."     

Dulu 'Kak John' ini selalu melakukan bermacam-macam hal yang tidak baik. Mulai dari memukul hingga memotong tubuh orang, dia sudah sering kali melakukannya. Lalu, setelah John menjadi terkenal, dia menjadi bos. Dia mengoperasikan bisnis pijat plus-plus, KTV, bisnis rentenir, dan sebagainya. Para wanita muda di Jakarta sebagian besar berada di bawah kendalinya. Karena jiwa setia kawannya, dia memiliki banyak saudara laki-laki sebagai bawahannya.     

Saat ini, Sandi sudah tiba di Tanjung Priok. Dengan bantuan seorang kenalan, dia bertemu dengan 'Kak John' yang legendaris ini. Ketika Sandi melihat seorang pria kekar dengan tato dan rambut gimbal, dia menyapanya, "Halo, Kak John."     

John sedang makan tiram mentah dan minum bir. Dia melirik Sandi dan balas menyapa, "Tuan Wangsa, selamat datang."     

John terlihat sopan di permukaan, tetapi dia tetap makan dan minum. Dia bahkan tidak melirik Sandi lebih lama dan membalas sapaannya dengan acuh tak acuh.     

Sandi tidak memedulikan hal tersebut. Meskipun dirinya adalah seorang tuan muda dari keluarga kaya, John ini adalah bos para preman.     

Sandi berkata, "Aku datang ke sini untuk melakukan bisnis dengan Kak John. Aku memiliki jam tangan Richard Mille yang bernilai lebih dari lima milyar. Aku berencana untuk menjualnya ke Kak John dengan harga khusus, 4,5 milyar." Kemudian, dia berpesan, "Tapi, kamu tidak boleh mengatakan bahwa aku yang menjualnya kepadamu. Katakan saja seseorang bernama Sean Yuwono yang menjualnya kepadamu."     

John melirik luka di wajah Sandi Wangsa dan bertanya sambil tersenyum, "Luka di wajahmu ini, pasti orang bernama Sean Yuwono itu yang melakukannya, kan?"     

Sandi mengangguk malu. "Benar tebakan Kak John. Dia adalah menantu miskin dari keluarga paman keduaku. Agar tidak membuat malu, keluarga kami tidak ingin membuat masalah ini menjadi besar, tapi aku tidak bisa menerima hal ini! Aku harus mengirimnya ke penjara!" kata Sandi dengan menggebu-gebu.     

John menyesap birnya dan bertanya lagi, "Mengapa begitu repot? Aku akan mengirim beberapa orang untuk membantumu menghajar dia. Bukankah sudah beres?"     

Sandi menghela napas. "Kak John tidak tahu, anak itu bisa bela diri. Semua preman profesional yang dikirim oleh ayahku dilumpuhkan olehnya!"     

"Oh?" John tiba-tiba menjadi tertarik dan membatin, Seorang menantu miskin ternyata memiliki kemampuan bertarung seperti itu?     

John berpikir sejenak, lalu menggelengkan kepalanya. "Aku tidak dapat membantu untuk masalah ini. Tuan Andy pernah berkata, jangan ikut campur urusan rumah tangga orang lain. Bisa saja setelah membantu mereka, mereka akhirnya akan berdamai. Kita yang melakukan tugas ini malah bisa-bisa menjadi satu-satunya orang yang berdosa."     

Setelah ditolak, Sandi menjadi sedikit cemas dan segera mengelak, "Tidak! Sean Yuwono telah diceraikan adik sepupuku dan dibuang oleh keluarga Wangsa kami! Lagi pula, siapa itu Tuan Andy? Mengapa kamu mendengarkannya?"     

Tiba-tiba, seorang bawahan di sebelah John berteriak pada Sandi, "Brengsek! Tuan Andy Ini adalah bos Kak John kita!"     

John memarahi bawahannya, kemudian kembali tersenyum pada Sandi dan menjelaskan, "Tuan Andy adalah orang yang menuntunku. Tanpa dia, tidak akan ada John hari ini. Jadi, perkataannya seperti titah suci! Lebih baik kamu mencari orang lain saja."     

Sandi kini jelas merasa tidak puas. Dia tahu bahwa John sangat tamak akan uang dan baru-baru ini pemerintah sangat memperhatikan tindakan kriminal. Bisnis-bisnis John yang ilegal itu sulit dijalankan sehingga pasti sangat membutuhkan uang.     

Kemudian, Sandi berkata, "Aku jual jam tangan ini 4 milyar kepadamu."     

John terus menggeleng dan tetap menolak, "Sudah aku katakan, Tuan Andy memperlakukanku seperti anak sendiri. Aku harus mendengarkan apa yang dia katakan."     

Sandi menggertakkan giginya dan bersikukuh untuk terus menawarkan, "3 milyar rupiah. Aku akan menjual jam tangan ini seharga 3 milyar kepadamu dan kamu bisa mendapatkan 2 milyar jika kamu menjualnya lagi!"     

John sontak tertawa saat mendengar penawaran Sandi yang kian terdengar putus asa.     

"Tuan Andy bilang, berada di dunia preman tidak boleh perhitungan dengan uang! Dunia ini besar, jadi menghasilkan uang adalah yang paling penting! Tuan Wangsa, aku menerima tawaranmu!" John akhirnya setuju.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.