Ingin Kukatakan Sesuatu

Saya adalah Pacar Presdir Yuwono!



Saya adalah Pacar Presdir Yuwono!

0Setelah keluarga Wangsa mendengar perkataan Chintia, mereka semua bersorak.     

"Hahaha! Sean, dasar kamu tidak berguna! Saat ini kamu bahkan juga sudah tidak bisa menjadi pengawal! Ke depannya, tidak akan ada kesempatan bagimu untuk bertahan hidup! Hahahaha di Jakarta!" Sandi tertawa terbahak-bahak.     

Meskipun Giana merasa bahwa Sean sangat menyedihkan, dia tetap mengangkat kepalanya dengan arogan dan diam-diam berkata dalam hatinya, Ini semua karena salahmu sendiri! Kamu harus menanggung semua yang sudah aku lakukan padamu!     

Namun, Sean masih dengan tenang bertanya pada Chintia, "Wapresdir Chintia, saya mau bertanya. Apa yang baru saja Anda katakan itu mewakili Anda sendiri, ataukah mewakili Grup Citra Abadi?"     

Chintia menyilangkan tangannya di dada dan menjawab, "Tentu saja mewakili semuanya."     

Sean lanjut bertanya, "Anda adalah Wakil Presiden Grup Citra Abadi dan bukanlah presiden direktur. Kualifikasi apa yang Anda miliki untuk mewakili posisi Grup Citra Abadi?"     

Pertanyaan Sean membuat Chintia malu. Walaupun semua orang mengakui kemampuan Chintia, tetap saja kedudukannya di Grup Citra Abadi memang bukan yang tertinggi. Dengan kata lain, dia tidak bisa mewakili posisi presiden direktur. Kecuali, Chintia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan presiden direktur, seperti sepasang suami dan istri.     

Chintia terdiam selama beberapa saat, kemudian berkata, "Baiklah. Sebenarnya saya tidak ingin mengatakannya. Akan tetapi, karena kalian sangat ingin mengetahuinya, maka saya akan memberitahukannya. Sebenarnya, Presdir Yuwono kami yang baru diangkat sebagai Presiden Direktur Grup Citra Abadi adalah pacar saya!"     

Begitu kata-kata ini keluar, lagi-lagi suasana aula pesta menjadi ramai. Orang-orang yang berada di sana jelas menjadi heboh.     

"Apa? Presdir Yuwono yang misterius itu ternyata adalah pacar Wapresdir Chintia?! Pantas saja tiba-tiba dia mendarat di Jakarta."     

"Orang yang pantas bersanding dengan Wapresdir Chintia tentu harus merupakan penguasa setingkat Presdir Yuwono. Benar-benar serasi!"     

"Dasar Sean si tidak berguna! Wapresdir Chintia adalah pacar presdir! Mereka sepasang kekasih! Tidur pun bersama! Tentu saja dia dapat mewakilkan Presdir Yuwono dan seluruh Grup Citra Abadi!"     

"Benar! Berani-beraninya mempertanyakan kemampuan Wapresdir Chintia. Cari mati!"     

"….."     

Saat ini, giliran Sean yang tercengang. Dia memprotes dalam benaknya, Ibumu itu! Kapan aku pernah menjadi pacar Chintia?! Kamu mengatakan bahwa aku adalah pacarmu di depanku? Apa kamu tidak malu?!     

Pada saat ini, tidak ada yang lebih bersemangat daripada keluarga Wangsa.     

Jayanata berkata dengan penuh semangat, "Wapresdir Chintia, ternyata presiden direktur yang baru, Presdir Yuwono, adalah pacar Anda. Kenapa Anda tidak mengatakannya sejak awal? Jika beliau adalah pacar Anda, kami tidak khawatir!"     

Jayadi juga membungkuk dan berkata, "Benar! Wapresdir Chintia, Anda harus membicarakan mengenai kontrak itu dengan Presdir Yuwono."     

Keluarga Wangsa sudah menyuap Chintia. Karena Presdir Yuwono adalah pacar Chintia, maka pendanaan sebesar seratus lima puluh miliar ini pada dasarnya sudah dapat dipastikan.     

Chintia berkata, "Pacar saya adalah orang yang sangat serius dalam bekerja. Dia selalu memisahkan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadinya dengan sangat jelas. Dia juga tidak menyukai hubungan percintaan di kantor. Jadi, saya harap semua orang yang ada di sini dapat membantu saya merahasiakan masalah ini."     

Sean tidak bisa menahan tawanya. Setelah membual seperti itu, Chintia takut orang-orang akan membocorkannya, jadi dia mencari alasan seperti ini.     

Setelah selesai berbicara, Chintia memandang Sean dan bertanya, "Apa lagi yang ingin kamu katakan?"     

Sean tidak ingin mengekspos Chintia, jadi dia hanya tersenyum dan bertanya, "Saya dengar bahwa Presdir Yuwono tidak hanya kaya, tapi juga orang berbakat yang terlihat lebih tampan daripada seorang bintang. Dia bahkan mahir dalam memainkan kecapi, catur, melukis, dan kaligrafi. Meskipun Wapresdir Chintia cukup menawan, seharusnya Anda tidak masuk dalam pandangan Presdir Yuwono, bukan?"     

Chintia mendengus dingin dan menjawab, "Orang-orang hebat selalu tertarik satu sama lain! Presdir Yuwono juga jatuh cinta padaku pada pandangan pertama. Dia sudah menggelar pernyataan cinta yang megah di sebuah pulau di Asia Tenggara dan memohon padaku untuk menjadi pacarnya!"     

Begitu mendengar hal ini, para gadis yang hadir menjadi sangat iri. Sementara itu, Sean menatap Chintia dengan pandangan yang kosong dan berpikir dalam hatinya, Wanita ini benar-benar pandai berbohong!     

Sean tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu berkata, "Karena Wapresdir Chintia dan Presdir Yuwono memiliki hubungan yang begitu dekat, kalau begitu tidak ada lagi yang bisa saya katakan."     

Nenek Wangsa tersenyum sambil mengepalkan tangannya dan berkata, "Terima kasih, terima kasih! Kalian semua sudah menghargai saya!"     

Sandi berjalan menghampiri Sean dengan percaya diri dan berkata, "Haha! Tidak berguna! Mulai sekarang kamu tidak akan pernah memiliki pijakan di Jakarta! Berkemaslah dan enyahlah dari Jakarta! Haha!"     

Sean mengabaikan Sandi. Dia memandang Giana dan berkata, "Ayo kita pergi ke Pengadilan Negeri sekarang."     

"Ayo saja!"     

Giana sendiri melihat bahwa Sean sudah masuk dalam daftar hitam kalangan atas kota Jakarta dan merasa bahwa suaminya ini sudah benar-benar berakhir. Oleh karena itu, dia juga ingin lebih cepat memutus hubungan dengan Sean.     

"Tunggu sebentar," Nenek Wangsa tiba-tiba berbicara. Dia mengangkat kepalanya dan melirik jam yang tergantung di aula hotel. Jarum jam baru saja berada di angka 12. Nenek Wangsa berkata lagi, "Pada pukul 12, pesta ulang tahun secara resmi dimulai. Kalian bisa pergi bercerai sesudah selesai makan."     

"Baik," jawab Giana.     

Giana tahu bahwa Nenek Wangsa adalah orang yang sangat tradisional sehingga ketika waktu makan tiba, tidak ada yang bisa pergi ke mana pun. Terlebih lagi, hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke delapan puluh tahun dan dirayakan seperti ini.     

Sandi menunjuk ke pintu masuk aula dan berkata, "Sean, tunggu di luar! Setelah Giana selesai makan, dia akan segera mengikutimu pergi ke Pengadilan Negeri."     

Akan tetapi, pada saat ini, lagi-lagi Nenek Wangsa menyahut, "Sean, kamu bisa tinggal dan makan bersama."     

Sandi yang terkejut langsung menyahut, "Nenek! Kenapa Nenek membiarkannya tetap berada di sini? Dia tidak layak untuk makan di acara jamuan pesta ulang tahun Nenek!"     

Tak hanya Sandi, Sean sendiri juga sedikit terkejut.     

Nenek Wangsa menjawab, "Karena akta cerai belum diurus, saat ini dia masih bagian dari keluarga Wangsa kita. Dan karena dia masih bagian dari keluarga Wangsa kita, maka aku memiliki kewajiban untuk memberinya makan!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.