Ingin Kukatakan Sesuatu

Restoran The Cloud!



Restoran The Cloud!

0Setelah membeli tujuh restoran dari Hatta, Sean segera menghubungi Fairus.     

"Segera perintahkan desainer terbaik yang ada di Indonesia untuk mendesain logo restoran The Cloud. Setelah desainnya selesai, gantung papan nama logo itu di tujuh restoranku dan selesaikan dalam semalam. Aku sudah mengirimkan alamat ketujuh restoran itu. Sesudah itu, undang beberapa penyanyi terkenal."     

Fairus yang selalu siap siaga berada di Jakarta langsung menjawab, "Baik, Tuan Muda!"     

———     

Pada pukul delapan pagi, sudah banyak orang yang berkumpul di luar sebuah restoran di Pantai Indah Kapuk. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang sedang dalam perjalanan untuk berangkat kerja. Meskipun mereka hanya orang-orang yang lewat, mereka tidak bisa menahan diri untuk berhenti sejenak.     

Mereka semua mengangkat kepala dan melihat nama restoran itu. The Cloud! Hanya melihat dua kata ini saja, restoran ini sudah terlihat begitu indah dan mendominasi. Hal yang paling membuat takjub adalah materialnya. Entah material apa yang digunakan, tetapi dua kata ini terlihat seperti peri yang sedang berada di awan-awan!     

"Restoran ini ganti nama, ya? The Cloud? Jangan-jangan ini restoran yang dibuka The Storey yang ada di seberang sana?"     

"Aku tahu bos pemilik The Storey, The Mount, dan The Day itu! Bos William benar-benar kata raya, ya! Lagi-lagi dia membeli restoran lain!"     

"Restoran ini benar-benar dibangun dari keringat dan kerja keras. Bahkan, papan nama The Cloud ini saja pasti bernilai dua miliar, kan? Benar-benar mengesankan! Nanti malam makan di sini saja!"     

Pada saat ini, sebuah mobil Mercedes Benz perlahan mendekat. William Sondari yang merupakan penguasa bisnis katering nomor satu di Jakarta sedang duduk di kursi penumpangnya. Restoran paling terkenal milik William yang bernama The Storey terdapat di seberang The Cloud.     

Pagi-pagi benar William sudah datang ke restoran untuk bekerja karena tadi malam Cahyadi menghubunginya dan mengatakan bahwa dirinya ingin melamar Giana di lantai satu restoran The Storey. William pun turun tangan secara pribadi dan menginstruksikan para pegawainya untuk bersiap-siap menciptakan suasana lamaran pernikahan yang indah bagi putra keluarga Pangestu.     

Saat William tidak sengaja melirik ke luar jendela mobilnya, dia merasa cukup terkejut melihat banyak orang berkumpul di seberang restoran miliknya.     

"Alex, kenapa banyak sekali orang berkumpul di seberang restoran kita?" Hentikan mobilnya dan turun bersamaku untuk melihatnya," kata William pada sopir yang mengemudikan mobilnya.     

"Baik, Bos!"     

Alex dengan cepat berhenti di tepi jalan dan berjalan menghampiri kerumunan orang-orang itu bersama William. Namun, sebelum mereka sempat mendekat, William sudah langsung dikenali oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.     

"Oh! Bukankah ini Bos William? Bos William benar-benar hebat hingga bisa membeli semua restoran pesaing Bos selama bertahun-tahun, bahkan menamainya The Cloud. Papan nama Bos ini benar-benar sangat mendominasi!"     

William mendongak dan melihat dua kata besar 'The Cloud' yang tampak bagaikan terbang di awan-awan.     

"Apa?"     

William jelas terkejut. Restoran yang ada di seberang restorannya ini sudah mengubah nama dan bahkan cara penamaannya benar-benar mirip dengan restorannya, diawali dengan kata 'The'! Apa penamaan ini disengaja untuk memanas-manasi William, atau berencana untuk melawannya?     

Alex yang merupakan kaki tangan William juga mulai memujinya, "Bos William memang orang yang hebat! Papan nama Bos ini benar-benar mengesankan!"     

William memukul kepala Alex dan berkata, "Nenek moyangmu itu yang mengesankan! Restoran ini bukan milikku!"     

Alex melindungi kepalanya sambil memekik dengan sangat terkejut, "Apa? Ini bukan restoran Bos? Jangan-jangan Bos Hatta sengaja mengubah namanya untuk membuat Bos kesal?"     

William mendengus dan menghina dengan ekspresi merendahkan, "Si pengecut itu sudah kutindas selama bertahun-tahun. Dia tidak akan berani memprovokasiku seperti ini. Menurut tebakanku, restoran ini sudah dibeli oleh orang lain."     

"Siapa yang begitu bodoh dan berani membeli restoran Bos Hatta untuk menyaingi restoran kita yang ada tepat di seberangnya?" Apa dia tidak takut bangkrut? Bahkan, berani-beraninya memilih nama The Cloud yang begitu bagus begini. Dasar kurang ajar!" Alex bertanya-tanya, "Oh, ya. Bos sudah membuka begitu banyak restoran, tapi kenapa tidak pernah terpikir untuk menggunakan nama ini?"     

William menampar Alex lagi.     

"Mana mungkin aku tidak pernah terpikirkan nama ini?!" kata William, "Dari awal aku sudah ingin menggunakan nama ini, tapi dukun mengatakan bahwa nama ini hanya dapat digunakan oleh orang tertentu. Jika digunakan oleh orang biasa, bisnisnya tidak akan berjalan dengan baik, bahkan akan menjadi bumerang bagi keberuntungan orang yang menggunakannya!"     

"Suatu ketika, ada seseorang yang membuka restoran di Jakarta dengan menggunakan nama ini tanpa mengetahui hal-hal tersebut. Dalam waktu kurang dari seminggu, restoran itu ditutup karena terjadi kebakaran, keracunan makanan, bahkan pembunuhan. Restoran itu pun langsung ditutup hanya dalam waktu seminggu."     

Tiba-tiba Alex tersadar akan sesuatu, kemudian bertanya, "Kalau begitu, kemungkinan restoran ini tidak akan bertahan lama?"     

William tersenyum dan menjawab, "Tentu saja! Hanya dengan berani menggunakan nama itu saja, tidak akan bisa mengalahkanku! Jika bukan orang yang benar-benar luar biasa, sama sekali tidak akan mungkin bisa membuka restoran ini!"     

Pada saat ini, seorang pelayan berjalan keluar dari The Cloud sambil membawa sebuah papan dan meletakkannya di depan restoran, kemudian kembali masuk ke dalam. Semua orang yang berkerumun di sekitar buru-buru mendekat untuk melihatnya.     

"Ini adalah jadwal acara yang akan diadakan oleh The Cloud dalam seminggu ini!"     

"Pertunjukan malam ini adalah Wild Wolf Disco! Besok adalah Old Capital, lalu lusa adalah I Make Your Restaurant Bankrupt…"     

Alex ikut melihat jadwal pertunjukan The Cloud. Dia cepat-cepat kembali sesudah melihat papan itu dan memberitahu William, "Gawat, Bos! The Cloud memiliki bos yang hebat. Mereka bahkan mengundang banyak penyanyi dan semuanya penyanyi-penyanyi terkenal saat ini!"     

William hanya melihat jadwal tersebut sekilas. Tetapi, karena dia tidak pernah mendengar lagu-lagu terkenal seperti itu dan hanya mendengarkan lagu Elvis Presley atau sejenisnya, dia pun menganggapnya remeh.     

"Judul lagu serampangan macam apa ini? Semuanya penyanyi tidak terkenal! Tidak perlu dipedulikan! The Cloud pasti akan tutup dalam kurun waktu seminggu!"     

———     

Dua jam kemudian, Cahyadi memegang kotak cincin berlian merek Tiffany & co.. Di dalamnya terdapat sebuah cincin berlian yang sangat mahal. Hari ini Cahyadi akan melamar Giana!     

Cahyadi menghubungi Giana dan bertanya, "Sayang, kamu sedang sibuk? Bagaimana kalau nanti siang kita makan bersama?"     

"Tidak bisa di siang hari," jawab Giana, "Aku adalah wakil direktur Grand Giana, jadi banyak hal yang harus aku lakukan. Nanti malam saja."     

"Oke, kalau begitu malam ini aku akan memesan tempat di The Storey. Kita pergi makan di sana saja. Restoran itu dekat dengan kantormu."     

Giana terdiam sejenak, kemudian membalas, "Pergi ke Pantai Indah Kapuk, ya? Jika pergi makan di sana, bukannya akan lebih baik kalau kita makan di The Cloud saja?"     

"The Cloud? Mana ada restoran bernama The Cloud?" Cahyadi malah balik bertanya. Dia sedari tadi sibuk mempersiapkan acara lamaran dan hadiah-hadiahnya, jadi dia sama sekali tidak punya waktu untuk melihat status-status Whatsapp teman-temannya atau membaca berita-berita yang ada.     

"Kenapa kamu tidak tahu berita begini? Restoran yang ada di seberang The Storey sudah berubah menjadi The Cloud hanya dalam semalam. Logonya saja sangat mendominasi!" terang Giana, "Selain itu, malam ini akan ada penampilan penyanyi. Penyanyi Wild Wolf Disco yang lagu-lagunya sering kamu dengarkan."     

"What the f*ck?! Apa benar?!" pekik Cahyadi, "Jika Wild Wolf Disco benar-benar akan dinyanyikan di The Cloud, kalau begitu kita harus makan di sana!"     

Sesudah Cahyadi menutup telepon, dia segera menghubungi William. Hanya saja, karena jaringannya selalu sibuk, Cahyadi langsung berangkat menuju ke sana.     

Ketika memasuki pintu masuk The Cloud, Cahyadi tercengang.     

"The Cloud! Memang benar-benar mengesankan! William boleh juga!" puji Cahyadi, "Lagi-lagi dia membeli restoran lain dan bahkan mengundang begitu banyak penyanyi. Hehe… Malam ini, aku akan langsung melamar Giana di The Cloud!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.