Ingin Kukatakan Sesuatu

Giana akan Menerima Lamaran Pernikahan!



Giana akan Menerima Lamaran Pernikahan!

0Begitu ada seseorang yang keracunan hingga menyebabkan kematian di sebuah restoran, dampaknya terhadap bisnis restoran tersebut akan benar-benar luar biasa.     

Satu menjadi sepuluh, sepuluh menjadi seratus, dan terus bertambah. Lebih dari seratus orang dibawa ke rumah sakit pada saat yang bersamaan.     

Reputasi The Storey pasti sudah menjadi buruk di Jakarta. Dalam waktu singkat, tidak akan ada lagi tamu yang makan di The Storey. Meskipun William menghabiskan uang untuk mengandalkan koneksinya, hasilnya juga tidak akan terlalu baik.     

The Storey merupakan restoran milik William yang paling terkenal di Jakarta. Jika restoran ini bangkrut, restoran yang lainnya akan lebih mudah untuk dibereskan.     

Awalnya Sean tidak bermaksud menggunakan cara kasar seperti ini dan berniat menggunakan cara yang adil untuk memakan habis William. Misalnya, dengan mengundang penyanyi terkenal untuk bernyanyi di restorannya setiap hari dan meminta koki papan atas untuk mengambil alih dapur The Cloud.     

Sean mampu untuk membakar uang sebanyak ini. Dia sama sekali tidak khawatir jika The Cloud tidak menghasilkan uang, asalkan dia bisa menghabisi William. Hanya saja, karena William bermain kotor terlebih dahulu, maka jangan salahkan Sean yang berbuat demikian.     

Saat ini Sean tidak lagi memiliki pesaing dan menjadi orang nomor satu di industri kuliner di Jakarta. Setelah itu, dia akan mencari beberapa selebriti dan membuka beberapa tempat karaoke, lalu menekan penguasa bisnis karaoke yang ingin memasukkannya ke dalam daftar hitam industri hiburan di Jakarta.     

———     

Tanpa terasa, satu bulan sudah berlalu.     

Keluarga Wangsa sedang mengadakan perjamuan makan malam di kediaman Nenek Wangsa di Perumahan Kelapa Gading.     

Sambil makan, Lana berkata, "Apa kalian sudah dengar? Pemilik Gold Mine Karaoke melarikan diri tadi malam! The Storey milik William juga akan dijual. Benar-benar tidak disangka-sangka. Setengah bulan yang lalu, mereka masih menjadi orang-orang bermartabat di Jakarta. Tetapi, sekarang mereka menjadi sangat menyedihkan."     

Yuana menyesap supnya, lalu menimpali, "Mungkin mereka sudah menyinggung seseorang. Jika tidak, bagaimana mungkin tiba-tiba ada begitu banyak restoran dan tempat karaoke baru dalam dua minggu terakhir ini?"     

Jayanata meletakkan sumpitnya dan mendengus dingin.     

"Dua hari yang lalu, William memintaku untuk meminjamkan uang padanya. Dia mengatakan bahwa ini merupakan pembalasan dendam Sean. Dia bahkan juga mengatakan bahwa dirinya menjadi seperti ini karena membantu keluarga Wangsa," kata Jayanata, "Benar-benar konyol! Sean hanyalah seorang pengawal, jadi bagaimana dia mungkin memiliki kemampuan untuk membalas dendam pada William?"     

Jayadi mengangguk dan berkata, "Kakak benar. Jika Sean benar-benar ingin membalas dendam, seharusnya dia membalas dendam pada keluarga Wangsa terlebih dahulu. Aku rasa William hanya ingin meminjam uang sehingga sengaja berkata begitu."     

Nenek Wangsa mengerutkan kening dan tetap saja diam. Dia juga berpikir, Mungkinkah pria yang menyebabkan badai di Jakarta ini adalah Sean? Namun, setelah memikirkannya untuk waktu yang sangat lama, Nenek Wangsa tidak mendapatkan jawaban.     

Nenek Wangsa memandang Giana yang melamun dan bertanya, "Giana, apa yang kamu pikirkan?"     

Giana terus meminum sup sambil melamun. Lana pun menyenggol lengan Giana dan akhirnya menyadarkan Giana dari lamunannya.     

Yuana terkekeh dan menebak, "Kakak pasti sedang memikirkan lamaran Cahyadi? Dalam dua minggu terakhir, Cahyadi telah melamar Kakak sebanyak sembilan kali, tetapi Kakak tidak menerimanya."     

Dalam setengah bulan terakhir, Sean menyerang lingkaran bisnis kota Jakarta dan menghancurkan orang-orang yang berusaha menghancurkan hidupnya di pesta perjamuan ulang tahun Nenek Wangsa satu demi satu.     

Di saat yang sama, Cahyadi terus melamar Giana. Setelah sekali melamar di The Cloud, lagi-lagi dia melamar Giana di restoran barat dan berbagai kafe. Setiap kali Cahyadi melamar Giana, dia akan menyiapkan hadiah yang menghabiskan setidaknya dua miliar.     

"Cahyadi itu anak yang boleh juga!" kata Nenek Wangsa, "Dia berasal dari keluarga baik-baik dan sangat mencintaimu. Ayah Cahyadi juga sudah menelepon Nenek. Katanya kamu terus saja tidak menerima lamarannya dan membuat keluarga Pangestu merasa malu."     

Bagaimanapun, keluarga Pangestu memiliki status sosial yang lebih tinggi dari keluarga Wangsa. Meskipun Giana merupakan wanita tercantik nomor satu di Jakarta, tetap saja dia wanita yang sudah pernah menikah. Tentu saja mereka tidak menyukai sikap arogan Giana.     

Giana mengangguk dan berkata, "Besok, ketika Cahyadi melamar untuk yang kesepuluh kalinya, aku akan menerimanya."     

Senyuman muncul di wajah Nenek Wangsa dan dia pun berkata dengan gembira, "Haha! Bagus! Keluarga Wangsa kita akan mengadakan acara pernikahan lagi! Ayo kita bersulang terlebih dahulu untuk mengucapkan selamat atas pernikahan Giana yang berbahagia!"     

Semua orang menuangkan anggur ke gelas masing-masing. Bahkan, Jayanata yang selalu menentang Giana kini berinisiatif untuk berdiri dan memberikan restunya.     

"Giana, Cahyadi jauh lebih menjanjikan daripada Sean. Nantinya, jika kamu sudah menjadi menantu keluarga Pangestu dan memiliki sesuatu yang menguntungkan di dalam bisnis, kamu juga harus memikirkan kami."     

Lana mewakilkan putrinya untuk menjawab, "Pasti, pasti! Kita ini satu keluarga! Iya, kan Jayadi?"     

Lana memukul-mukul Jayadi dengan senyuman yang merekah di wajahnya. Namun, sebagai ayah Giana, Jayadi tidak banyak tersenyum. Apa yang terjadi pada putrinya seakan tidak ada hubungannya dengan dirinya.     

Jayadi mengangkat gelasnya dengan enggan dan berkata dengan datar, "Memang jauh lebih baik dibanding Sean si tidak berguna itu. Setidaknya tidak akan membuat keluarga kita malu."     

Semua orang mengangkat gelas anggur mereka dan menyelamati Giana. Hanya Sandi yang tiba-tiba berdiri dan berkata, "Itu… Perutku agak sakit. Kalian minum duluan saja."     

"Anak ini…"     

Nenek Wangsa menggelengkan kepalanya. Tubuh Sandi sudah hampir sembuh dari cedera, tetapi Nenek Wangsa selalu merasa bahwa cucunya itu berbeda dari sebelumnya, terutama ketika membicarakan tentang topik yang berkaitan dengan Giana dan Sean.     

Saat Sandi tiba di kamar mandi, alih-alih menggunakan toilet, dia justru menelepon seseorang. Dia menghubungi Sean!     

Sejak kejadian di parkiran bawah tanah terakhir kali, Sandi mengetahui kemampuan Sean yang bahkan dapat membuat seorang Andy Laksono berlutut di hadapannya. Andaipun Sean bukan Presdir Yuwono dari Grup Citra Abadi, dia pasti tetap menjadi bos besar yang menakutkan. Karena itu, Sandi mulai membelot dan ingin memiliki hubungan yang baik dengan Sean.     

"Halo?" Sean mengangkat telepon.     

Sandi langsung memberitahu, "Kak Sean, barusan Giana mengatakan di pertemuan keluarga bahwa besok dia akan menyetujui lamaran si Cahyadi itu di konser Dewa Musik! Haruskah aku menghasut Nenek untuk membuat Giana tidak menerimanya?"     

Sandi tahu bahwa Sean masih mencintai Giana. Bagaimanapun juga, Sean sudah mengabdikan dirinya selama tiga tahun, tetapi masih saja tidak mendapatkan Giana. Siapapun tidak akan menginginkan hal itu.     

Jika Sean ingin mencegah pernikahan Giana dan Cahyadi, Sandi bisa membantunya.     

Sean terdiam beberapa saat sebelum menjawab, "Jangan dihentikan! Biarkan saja dia menerima lamarannya!"     

"Kak Sean, kenapa kamu membiarkan Cahyadi si bocah itu mendapatkan apa yang dia inginkan? Dengan kemampuanmu, kamu bisa menghabisinya hanya dalam hitungan menit!" Sandi mulai menghasut, "Kami berdua sama-sama sudah menyinggungmu dan kamu membalasku dengan begitu kejam. Jika kamu tidak membalas Cahyadi juga, aku akan merasa tidak adil!"     

Sean tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir. Cahyadi akan berakhir jauh lebih buruk darimu."     

Tentu saja Sean ingin membalas dendam, tetapi balas dendamnya tidak hanya sesederhana mematahkan kaki Cahyadi saja. Cahyadi dan Giana sudah menghancurkan Sean dari segi mental, jadi dia juga akan melakukan hal yang sama.     

Sean hanya ingin Giana menikahi Cahyadi terlebih dahulu, kemudian membuat wanita itu menyesal. Itu baru pembalasan dendam yang paling kejam.     

"Kak Sean, tenang saja. Aku akan terus mengawasi Giana si gadis nakal ini dan terus memperingatkannya," kata Sandi, "Aku membohonginya dan mengatakan bahwa Nenek tidak ingin dia dan Cahyadi tinggal bersama sebelum menikah. Beberapa hari ini, Giana selalu pulang ke rumah dan tidur sendirian. Di siang hari, dia juga pergi ke tempat-tempat umum dan tidak melakukan apapun."     

Sean terdiam sesaat dan menjawab, "Meskipun mereka melakukan sesuatu, itu tidak ada hubungannya denganku."     

Sandi tersenyum dan berkata, "Kita ini sama-sama laki-laki, jadi aku mengerti. Meskipun mulutmu berkata tidak peduli, hatimu pasti berharap tidak terjadi sesuatu pada mereka berdua."     

Sean tertawa dan berkomentar, "Sandi, tidak kusangka semakin lama cara berbicaramu itu semakin filosofis. Ada kemajuan."     

"Kalimatku yang selanjutnya akan lebih filosofis lagi!" kata Sandi.     

Sean penasaran. "Oh? Percaya diri sekali? Coba katakan."     

"Menikahlah dengan adikku! Dia pasti sangat cocok untuk dijadikan istri!" kata Sandi, "Nenek bilang, seseorang yang berpantat besar bisa melahirkan anak laki-laki!"     

"Enyahlah!" seru Sean.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.