Ingin Kukatakan Sesuatu

Dia Menerimanya!



Dia Menerimanya!

0Sejak hubungan Sean dan Sandi menjadi baik, Sandi si mantan kakak iparnya ini selalu mendorongnya untuk menikahi Yuana.     

Sandi sudah tahu bahwa Sean sudah berpura-pura hidup miskin selama tiga tahun ini. Meskipun dia tidak tahu latar belakang keluarga Sean yang sesungguhnya, jika dilihat dari sikap Andy terhadapnya, kemampuan Sean pasti tidak biasa.     

Sandi menebak bahwa setidaknya Sean adalah bos suatu wilayah. Jika adik perempuannya menikahi Sean, Sandi nantinya akan bebas melakukan apapun di wilayah sekitaran Jakarta!     

Sandi terus mengirimi Sean foto-foto pribadi Yuana. Semua foto itu Sandi curi dari ponsel Yuana saat adiknya itu tidur. Yuana tidak pernah menyebarkan foto-foto itu di internet dan hanya dia simpan untuk kesenangan pribadinya.     

Sebagai kakak kandungnya, Sandi berkata, "Jika Yuana tidak memiliki hubungan darah denganku, bahkan aku ingin menaklukkannya!"     

Setelah melihat foto-foto itu, tentu saja Sean tidak mungkin tidak memiliki perasaan apapun. Hanya saja, di saat-saat genting pertempurannya dengan Giana, pikiran Sean dipenuhi dengan dendamnya pada mantan istrinya itu. Sean juga sedang tidak benar-benar berniat untuk jatuh cinta dengan orang lain.     

Sesudah menutup telepon, Sean menghela napas panjang.     

"Giana, akhirnya kamu menikah dengan penerus keluarga kaya raya itu! Akhirnya kalian bisa berhubungan secara terbuka. Haha."     

Sean tersenyum pahit. Awalnya dia tidak ingin memedulikan pertemuan Giana dan Cahyadi. Tetapi, akhirnya dia memutuskan untuk datang langsung ke sana.     

Sean ingin melihat Giana menerima lamaran Cahyadi. Dia harus mengingat senyum bahagia pasangan yang berselingkuh itu, kemudian membuat mereka mendapatkan hukuman yang pantas mereka terima.     

Sean menghubungi Chintia, "Chintia, besok malam ikut aku ke konser Dewa Musik."     

———     

Pukul tujuh malam, Gelora Bung Karno sudah penuh. Malam ini sedikit gerimis, tetapi tetap tidak menyurutkan semangat para penggemar hingga memadati stadion berkapasitas puluhan ribu penonton itu.     

Beginilah pesona Dewa Musik Indonesia. Di sana terdapat penonton dari segala usia, mulai dari remaja berusia belasan tahun hingga orang dewasa berusia lima puluhan.     

Sean dan Chintia berada di tempat duduk VIP. Dalam sebuah konser, tempat duduk VIP berbeda dari tempat duduk biasa.     

Tempat duduk biasa memiliki jarak yang jauh dari panggung dan sama sekali tidak bisa melihat penyanyi yang berada di atas panggung. Penonton hanya bisa melihat layar dan duduk di kursi lipat stadion yang kotor. Sementara, tempat duduk VIP memiliki jarak yang dekat dengan panggung.     

Tempat duduk Sean berada di baris terdepan dan hanya berjarak beberapa langkah dari panggung. Kursinya pun nyaman. Namun, Sean bukan satu-satunya yang memiliki uang untuk membeli kursi VIP.     

"Oh! Kebetulan sekali! Sean, Wapresdir Chintia, sudah berapa kali kita tidak sengaja bertemu begini?"     

Cahyadi meraih tangan Giana dan berjalan mendekat. Ternyata kursi mereka bersebelahan.     

Sean memperhatikan mereka berdua yang bergandengan tangan. Dia masih ingat bahwa beberapa waktu yang lalu, keduanya bahkan tidak akan berpegangan tangan di depan umum.     

Melihat adegan ini membuat Sean merasa sangat cemburu. Dia juga pernah beberapa kali membayangkan dirinya memegang tangan Giana dan menonton konser bersama.     

Ketika Chintia melihat Giana, barulah dia mengerti mengapa Sean mengajaknya menonton konser. Dia sempat mengira bahwa Sean ingin mendekatinya. Ternyata bukan itu alasannya.     

"Akhir-akhir ini, sudah berapa kali Tuan Muda Cahyadi melamar? Rupanya kamu benar-benar tekun, ya!" Chintia mengejek, "Kalau tidak diterima, menyerah saja… Bukan sembarangan orang yang bisa menjadi suami Adik Giana ini."     

Cahyadi tersenyum dan berkata, "Bahkan jika aku harus melamar ratusan kali sekalipun, aku bersedia! Hehe! Aku tidak seperti seseorang yang bahkan tidak pernah melamar barang sekalipun dan hanya datang ke rumah orang dengan membawa sebuah tas saja! Haha!"     

Sean terlalu malas untuk berdebat dengan Cahyadi. Dia sudah benar-benar muak. Dia pun hanya duduk diam di kursinya dan menunggu konser dimulai.     

Tak lama kemudian, Dewa Musik muncul di panggung dan meledakkan stadion dengan lagu The Legend of Hungry Wolf. Setelah itu, dia menyanyikan banyak lagunya yang terkenal.     

Dewa Musik memang sudah sepantasnya menjadi dewa musik. Meskipun sudah hampir berusia 60 tahun, keterampilan bernyanyinya masih sangat stabil. Dia bahkan bernyanyi dan menari di atas panggung selama dua jam penuh.     

Semua orang tenggelam dalam pesona Dewa Musik. Di akhir konser, tubuhnya basah karena keringat dan napasnya terengah-engah. Dia memegang mikrofon dan berkata, "Aku lelah. Sekarang aku akan mencari seorang penggemar untuk membantuku bernyanyi, oke?"     

Semua orang tahu bahwa ini merupakan bagian dari konser. Banyak penyanyi akan meminta penggemar untuk memilih lagu. Namun, untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan, penggemar tersebut sudah diatur terlebih dahulu. Tentu saja orang yang memiliki kesempatan itu adalah orang yang memiliki banyak uang.     

Cahyadi sudah mengeluarkan uang, jadi Dewa Musik menunjuk Cahyadi dan berkata, "Penonton yang di sana! Ayo maju!"     

Staf menyerahkan mikrofon pada Cahyadi, sementara puluhan ribu orang penonton memandangnya saat ini. Cahyadi berkata, "Aku ingin memilih lagu Love Letter untuk pacarku, Giana Wangsa. Aku juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk melamar pacarku. Giana, apakah kamu bersedia menikah denganku?"     

Cahyadi berlutut dengan satu kaki lagi dan melamar Giana sambil mengeluarkan cincin berlian Cartier dari sakunya. Cincin ini jelas bukan cincin berlian yang terakhir kali Cahyadi berikan.     

Para penggemar di tempat kejadian turut senang melihat adegan ini. Semua orang pun bersorak. Namun, di tengah-tengah keramaian yang heboh, Sean yang kesepian merasa sendiri.     

Chintia berkata pada Sean, "Sean, jika kamu benar-benar menyukai Giana, ini kesempatan terakhirmu."     

Chintia tahu bahwa kali ini Giana akan setuju dan menerima lamaran Cahyadi. Berdasarkan pemahaman Chintia tentang ayah super keluarga Pangestu, keluarga itu tidak akan membiarkan calon menantu perempuan mereka menolak lamaran pernikahan sampai lebih dari 10 kali.     

Sean duduk di kursinya dengan tangan yang sedikit gemetar. Saat ini, dia benar-benar ragu. Sean berseteru dengan dirinya sendiri dalam benaknya, Kamu ingin bergegas ke depan untuk menghentikan semua ini dan memberitahu Giana siapa dirimu yang sebenarnya? Anggap hal-hal di masa lalu tidak pernah terjadi! Balas dendam, rencana, buang semuanya ke neraka!     

Saat ini, Sean hanya tahu bahwa dirinya masih mencintai Giana. Namun, sebelum konflik batin Sean berakhir, hanya suara manis Giana yang terdengar ke seluruh penjuru stadion.     

"Aku bersedia."     

Dua kata jawaban Giana bagaikan hukuman mati yang kontan untuk Sean. Cahyadi memasangkan cincin berlian di jari manis Giana dengan penuh semangat. Sementara, hati Sean bagaikan teriris pisau saat melihat cincin itu terpasang di jari manis Giana.     

Seorang wanita yang telah dicintainya selama tiga tahun akan menikah dengan orang lain.     

Sean mengira bahwa dirinya bisa berbesar hati dan memiliki kepribadian yang bebas. Dia memutuskan untuk bercerai saat Giana berselingkuh. Dia kira dirinya tidak akan memikirkan Giana lagi dan tidak akan peduli Giana bersama dengan siapa nantinya. Akan tetapi, ternyata Sean melebih-lebihkan dirinya sendiri.     

Ketika jatuh cinta pada seseorang, bagaimana bisa melepaskannya dengan begitu mudah?     

Setelah lamaran pernikahan Cahyadi diterima, bisa-bisanya Dewa Musik memandang Sean dan berkata, "Seseorang yang duduk di sana. Kamu ingin memilih lagu? Kita bisa bernyanyi bersama."     

Cahyadi terkejut dan berpikir, Apakah Sean juga mengeluarkan uang?     

Sebenarnya Sean tidak tahu kenapa Dewa Musik datang padanya. Dia bahkan tidak membeli tiket konser ini.     

Pembawa acara tahu bahwa Sean akan datang ke konser, jadi dia secara khusus memberitahu Dewa Musik bahwa Sean adalah pengusaha paling hebat di Jakarta agar Dewa Musik memberikan kesempatan bagi Sean untuk bernyanyi.     

Sean mengambil mikrofon yang disodorkan padanya. Dia sekarang sangat ingin melampiaskan perasaannya dengan nyanyian. Ada beberapa hal yang tidak bisa Sean katakan, tetapi bisa diungkapkan dengan bernyanyi.     

"Apa aku bisa bernyanyi dan mengiringi sendiri?" tanya Sean.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.