Ingin Kukatakan Sesuatu

Aku Tidak akan Menjadi Ban Serep!



Aku Tidak akan Menjadi Ban Serep!

0Ketika Sean mendengar perkataan Giana, amarahnya memuncak.     

"Kamu yang melakukan kesalahan, tapi kamu masih saja menyalahkan latar belakangku yang buruk? Memangnya orang kaya seperti kalian bisa berselingkuh seenaknya dan membangun kebahagiaan di atas penderitaan orang lain, sementara aku yang miskin ini harus menanggung pengkhianatan kalian?!"     

Meskipun Sean tidak miskin, dia tetap harus berbicara mewakili para orang miskin. Setiap manusia harus dihormati.     

Giana menggelengkan kepalanya.     

"Bisakah kamu lebih realistis? Kakekku saja bilang orang miskin yang menikah dengan orang kaya merupakan suatu keberuntungan!" kata Giana, "Aku tahu kamu sangat baik padaku dan sangat hebat, tapi bersama denganmu, aku tidak bisa melihat masa depan…"     

Tiba-tiba Giana meraih tangan Sean dan berkata, "Sean, maukah kamu menungguku selama beberapa tahun?"     

Kali ini, Sean tidak melepaskan tangan Giana dan balik bertanya, "Menunggumu beberapa tahun? Apa maksudmu?"     

Giana menjelaskan, "Beberapa tahun lagi, ketika aku sudah mewarisi warisan keluarga Wangsa dan melahirkan anak untuk keluarga Pangestu, kita bisa kembali bersama. Oke?"     

Sean memandang Giana dengan tatapan tidak percaya. Gadis lugu dan sederhana yang ada di dalam hatinya ternyata bisa memiliki rencana semacam itu.     

Sean berkata dengan ngeri, "Kamu mau menjadikanku ban serep? Kamu menyuruhku untuk menunggumu untuk menerimamu kembali sesudah dipermainkan oleh Cahyadi selama tiga atau lima tahun?"     

Plak!     

Giana menampar wajah Sean karena tidak suka dengan kata 'dipermainkan' yang diucapkannya.     

"Sadar diri sedikit! Berpikirlah realistis! Kehidupan memang begini!" Giana memaki, "Hanya orang kaya yang bisa mendapatkan wanita cantik yang kaya raya! Laki-laki yang datang dari latar belakang biasa sepertimu hanya bisa mendapatkan sisanya! Inilah dunia yang sesungguhnya! Berhentilah bersikap arogan dan sok! Kepribadianmu ini benar-benar perlu diubah!"     

Giana melanjutkan, "Pikirkan baik-baik. Tiga sampai lima tahun ke depan, aku akan memiliki sedikitnya 2 triliun. Uang sebanyak ini tidak akan kamu peroleh meski menjadi pengawal seumur hidupmu! Tanyakan saja pada orang-orang! Mana ada wanita dengan kekayaan 2 triliun yang mau memilih orang biasa sepertimu?!"     

"Seharusnya kamu menganggap cintaku padamu sebagai semacam hadiah! Seharusnya kamu merasa berterima kasih padaku yang masih menginginkanmu! Bukannya memedulikan hal-hal yang tidak karuan!" tukas Giana.     

Tamparan Giana cukup keras, tetapi Sean tidak merasakan sakit sama sekali. Bukan karena sudah menderita banyak luka di medan pertempuran, melainkan karena sakit fisik yang dialaminya ini tidak ada apa-apanya dengan rasa sakit di hatinya.     

Sean terdiam. Jika dia bukan Tuan Muda dari keluarga Yuwono yang memiliki kekayaan ratusan triliun, jika dia hanyalah anak dari keluarga biasa, apa yang akan dipilihnya saat ini?     

Bagi pria biasa, menikahi wanita cantik kaya raya dengan kekayaan 2 triliun, meskipun sudah pernah menikah dan melahirkan anak… 99 dari 100 laki-laki pasti tidak akan keberatan. Bagi mereka, itu bahkan merupakan suatu anugerah.     

Sean menghela napas dengan geram. Dia tahu bahwa Giana juga mencintainya.     

Sean berbicara dengan nada yang tinggi, "Jika aku orang lain, mungkin aku akan sangat berterima kasih padamu. Sayangnya, aku adalah Sean Yuwono. Aku tidak akan pernah menjadi ban serep! Apalagi, seharusnya kamu meminta maaf padaku atas apa yang sudah terjadi sebelumnya!"     

Giana sudah mengkhianati pernikahan mereka, tapi hingga hari ini dia tidak meminta maaf pada Sean dan bahkan meminta Sean untuk menjadi ban serepnya.     

"Aku sudah begitu baik padamu! Bisa-bisanya kamu masih terobsesi mendapatkan permintaan maaf dariku!" Giana berkata dengan kesal, "Kamu tahu, tidak? Entah sekarang atau beberapa tahun lagi, aku bisa memilih laki-laki yang ada di sini bahkan sampai ke Prancis! Tapi, aku memilihmu!"     

"Bukankah kamu sudah seharusnya bersyukur?! Bisa-bisanya kamu masih ingin aku meminta maaf padamu? Kamu tidak akan pernah mendengarku mengucapkan kata-kata itu seumur hidupmu!" kata Giana lagi.     

Giana tahu bahwa dirinya telah melakukan kesalahan. Akan tetapi, dia tidak mau merendahkan diri dan meminta maaf pada Sean. Dia merasa telah memberi Sean suatu anugerah dan ini sudah termasuk kompensasi yang sangat besar bagi Sean.      

Sean tidak ingin terus bertengkar dengan Giana sehingga dia berkata, "Oke! Aku tidak akan memaksamu lagi. Kalau begitu, aku harap kamu bahagia. Aku harap kamu tidak akan menyesali pilihanmu!"     

Setelah berkata begitu, Sean berbalik dan pergi. Giana yang ada di belakangnya pun berteriak, "Haha! Aku menyesal? Cahyadi-ku itu seratus kali lipat lebih bagus darimu!"     

Tak berhenti sampai di sana, Giana terus berteriak, "Aku akan menikah dengan keluarga kaya raya! Kamu yang akan menyesal! Dalam beberapa tahun, saat kamu sudah tidak bisa bekerja sebagai pengawal lagi, kamu akan kembali dan berlutut memohon padaku! Sampai saat itu tiba, lihat saja apakah aku masih akan menerimamu atau tidak!"     

Sean mengabaikan Giana. Seluruh amarah sudah menumpuk di dalam hatinya. Selanjutnya, dia ingin melampiaskan semua penderitaan yang pernah Cahyadi dan Giana berikan padanya selama ini.     

———     

Satu jam kemudian, Sean sudah pindah dari Hotel Four Seasons dan membeli sebuah rumah di area perumahan termahal di Jakarta, Perumahan Pondok Indah.     

Waktu sudah menunjukan pukul 11 malam saat Chintia buru-buru datang ke rumah Sean.     

"Mohon maaf, Presdir Yuwono. Jalanan sangat macet sampai butuh setengah jam untuk bisa keluar dari stadion," kata Chintia.     

Sean tidak terjebak kemacetan karena keluar terlebih dulu. Sementara, jika menunggu sampai konser benar-benar berakhir, akan sangat sulit untuk mencari taksi atau menyetir sendiri.     

Sean tidak peduli dan dengan acuh tak acuh berkata, "Pembalasan dendam terhadap keluarga Pangestu sudah resmi dimulai. Keluarga Pangestu merupakan keluarga papan atas di Jakarta, jadi mereka pasti akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan pernikahan."     

"Aku ingin mengubah keluarga Pangestu dari keluarga papan atas menjadi keluarga miskin sebelum Cahyadi dan Giana menikah!" cetus Sean, "Chintia, kamu mengenal keluarga pihak musuh lebih baik dariku. Coba ceritakan padaku."     

Chintia mengangguk dan mulai menjelaskan, "Saat ini penanggung jawab utama keluarga Pangestu adalah Singgih Pangestu, ayah kandung Cahyadi Pangestu. Bisnis terbesar Singgih Pangestu adalah Hotel Harmony yang didirikannya dan memiliki cabang di seluruh Indonesia."     

Chintia melanjutkan, "Selain itu, ada lebih dari 20 hotel di Jakarta termasuk Seven Stars, Grand Palace, dan banyak hotel di sekitar sini yang juga merupakan hotel miliknya. Beberapa tahun yang lalu, nama hotelnya masuk daftar dan bernilai 20 triliun. Tapi, karena sudah tidak bersaing, seharusnya sekarang hanya bernilai 6 triliun."     

Sean menyalakan sebatang rokok dan berkata, "Saat ini fokus utama mereka adalah hotel-hotel ekonomis dan hotel-hotel berbintang. Beberapa tahun lalu, ketika mereka baru memulai bisnisnya, mereka melakukan pengembangan yang membabi buta dan membuat akuisisi gila-gilaan. Jika bukan karena bertemu Uncle Paul, sekarang mereka masih akan merugi."     

Chintia tercengang sejenak sebelum bertanya, "Presdir Yuwono, mungkinkah Uncle Paul yang kamu maksud adalah Paul Robert, ahli industri perhotelan dunia?"     

Paul Robert adalah legenda kelas dunia dalam industri perhotelan.     

Sean mengangguk. "Dia teman kakekku. Meskipun sudah tua, dia memaksaku untuk memanggilnya Uncle agar membuatnya terlihat muda."     

"Haha!" Chintia tertawa meskipun merasa terkejut dalam hati. Koneksi keluarga Sean terlalu keren. Semua teman yang dimilikinya adalah orang-orang hebat dunia.     

"Uncle Paul pernah bilang ada seorang pemilik hotel di Indonesia yang memohon bantuannya. Seharusnya orang itu adalah ayah Cahyadi, Singgih Pangestu. Saat itu, berkat Uncle Paul, Singgih berhasil menghasilkan 200 miliar dalam setengah tahun sampai bisa jadi seperti sekarang ini," kata Sean, "Aku hanya perlu meminta Uncle Paul untuk 'membantunya' sekali lagi, maka bisnis perhotelan Singgih Pangestu akan berakhir."     

Sebuah senyuman terbit di wajah Sean. Dia berpikir, Singgih Pangestu akan menuruti kata-kata Uncle Paul. Jadi, akan mudah untuk menipu Singgih melalui Uncle Paul!     

------     

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.      

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.      

Terimakasih atas pengertian Anda.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.