Ingin Kukatakan Sesuatu

Undangan Pernikahan Giana!



Undangan Pernikahan Giana!

0Giana turut terkejut dan balik bertanya, "Kenapa Wapresdir Chintia bisa mengingat ulang tahun Sean?"     

Sean hanyalah pengawal Chintia, jadi bagaimana mungkin Chintia mengingat hari ulang tahun Sean dengan begitu jelas? pikir Giana. Tentu saja Giana tidak tahu bahwa Sean adalah target Chintia sehingga Chintia harus mencatat ulang tahun Sean di buku diary-nya dengan jelas.     

"Oh, ulang tahunnya sama dengan ulang tahun ayah saya. Saya pernah melihat KTP-nya, jadi saya mengingatnya," Chintia menjelaskan, "Nyonya Cahyadi, bagaimanapun juga Sean adalah mantan suamimu. Kalian berdua bisa dibilang pernah saling mencintai. Bukankah keterlaluan jika Anda memilih tanggal ulang tahunnya sebagai hari pernikahan Anda? Atau, jangan-jangan Anda bahkan tidak ingat bahwa hari itu adalah ulang tahunnya?"     

"Tentu saja saya ingat hari ulang tahunnya!" sahut Giana, "Tanggal pernikahan ditetapkan oleh keluarga Pangestu. Saya sudah membujuk Cahyadi untuk tidak memilih tanggal ini, tapi dia bersikeras tetap melaksanakan pernikahan di tanggal ini. Saya juga tidak bisa berbuat apa-apa."     

Cahyadi telah memeriksa informasi Sean dan mengetahui bahwa ulang tahun Sean adalah tanggal 12 Mei. Jadi, dia sengaja memilih untuk menikahi Giana pada tanggal itu untuk memprovokasi Sean.     

Giana tidak ingin melanjutkan topik tadi dan mengalihkan pembicaraan dengan bertanya, "Apakah Presdir Yuwono ada di kantor? Bisakah saya mengantar undangan pernikahan saya pada beliau?"     

"Sepertinya beliau ada di tempat," jawab Chintia, "Silakan saja."     

Chintia tahu bahwa Sean berada di kantor, tetapi dia tidak mungkin langsung memberitahu Giana bahwa Sean adalah Presdir Yuwono.     

"Kalau begitu, saya menunggu kehadiran Anda untuk merayakan kebahagiaan kami pada tanggal 12 Mei," kata Giana pada Chintia sambil tersenyum.     

Giana kemudian pergi ke ruang kantor presdir.     

Tok! Tok!     

Giana mengetuk pintu.     

"Please, come in."     

Di perusahaan, Sean sering berbicara bahasa Inggris.     

Untuk menyembunyikan identitasnya di keluarga Wangsa, Sean tidak pernah berbicara menggunakan bahasa Inggris dalam tiga tahun terakhir agar keluarga Wangsa mengira bahwa dirinya tidak bisa berbahasa Inggris.     

Giana mendorong pintu hingga terbuka, kemudian kecewa ketika melihat Sean. "Presdir Yuwono sedang tidak di tempat?" tanyanya.     

Sean baru saja berdiri untuk membuang sampah dan sedang tidak duduk di kursi presdir. Dia sedang malas untuk menjelaskan sehingga langsung bertanya, "Ada perlu apa?"     

Giana menyerahkan undangan pernikahan pada Sean sambil berpesan, "Kalau Presdir Yuwono sudah datang, berikan ini padanya."     

Undangan pernikahan Giana dan Cahyadi berhiaskan bunga magnolia putih dengan pola biru langit dan terlihat begitu berkelas. Sesudah Sean melihatnya, tiba-tiba dia tertegun di tempat dan berkata, "Ini…"     

Giana berkata, "Tanggal pernikahanku dan Cahyadi sudah ditetapkan, yaitu pada hari ulang tahunmu. 12 Mei."     

Sean menatap Giana dengan penuh amarah. Giana segera berkata lagi, "Jangan memandangku seperti itu. Bukan aku yang menentukan tanggal pernikahannya."     

Awalnya Sean sangat marah, tetapi kemudian dia terpikir sesuatu dan tertawa lagi, Memilih menikah di hari ulang tahunku? Apa kamu yakin tidak cari mati?     

Sean mengambil undangan pernikahan itu dan berkata, "Selamat, Giana. Akhirnya kamu menikah dengan keluarga kaya raya."     

Giana tahu bahwa Sean sedang tidak enak hati. Dia pun ragu sejenak sebelum akhirnya memberikan satu undangan lagi sambil berkata, "Ini untukmu."     

Sean tertawa. Dia tidak menyangka akan menerima dua undangan pernikahan sekaligus dari mantan istrinya. Sean sengaja membuka dan melihat undangan itu. Di atasnya tertulis, Jika kamu laki-laki, datanglah! Aku akan menunjukkan padamu apa yang disebut dengan pernikahan papan atas!'     

Sementara, undangan pernikahan yang ditujukan untuk Presdir Yuwono berbunyi, 'Kepada Presiden Direktur Grup Citra Abadi, Presdir Yuwono. Kami akan melangsungkan pernikahan pada tanggal 12 Mei pukul 11 siang di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta. Karena itu, kami ingin mengundang Presdir Yuwono yang merupakan pemimpin kalangan bisnis Jakarta. Kami, keluarga Pangestu dan keluarga Wangsa, telah lama sangat mengagumi Anda dan ingin bertemu dengan Anda. Kami pasti akan menyajikan hiburan berkualitas tertinggi untuk Anda!'     

Sean tidak bisa menahan perasaan ironis saat melihat kedua undangan pernikahan ini. Meskipun sama-sama diundang, kedua identitas ini mendapat undangan pernikahan yang benar-benar berbeda.     

Inilah dunia yang sesungguhnya. Tidak heran jika Giana ingin menikah dengan keluarga kaya raya.     

Giana tidak dapat memahami arti dari senyum Sean. Dia pun berkata, "Bagaimana kalau kamu tidak usah datang saja? Aku tahu kamu masih mencintaiku. Hari itu kamu pasti akan sangat sedih. Kalau kamu sampai mabuk dan membuat kekacauan, itu akan sangat memalukan."     

"Haha! Kamu kira aku akan membuat keributan di pernikahan kalian karenamu? Giana, kamu berpikir terlalu jauh!" cibir Sean, "Karena suamimu sangat berharap agar aku datang, kalau begitu aku akan datang. Tenang saja. Aku tidak akan mabuk dan juga tidak akan membuat keributan."     

Giana mengangguk. "Bagus kalau begitu."     

Giana tahu bahwa Sean memiliki kekuatan yang luar biasa. Jika Sean mengamuk dan membuat keributan, sepertinya tidak akan ada orang yang bisa menghentikannya.     

Giana tiba-tiba memelankan suaranya dan bertanya seperti seorang pencuri, "Ngomong-ngomong, apa kamu sudah memikirkan mengenai masalah yang terakhir kali kita bahas?"     

"Masalah apa?" Sean tidak bereaksi untuk sementara waktu.     

Giana memukul lengan Sean dengan kesal dan berkata, "Dasar bodoh. Masalah yang aku sebutkan di konser terakhir kali."     

Sean tiba-tiba tersadar.     

"Tentang kamu yang menyuruhku untuk menjadi ban serep dan menunggumu selama tiga tahun? Haha! Aku sudah pernah mengatakannya dengan sangat jelas padamu. Tidak mungkin!" tolak Sean mentah-mentah. "Giana, tidak ada hal sebaik ini di dunia. Sudah makan apa yang ada di mangkuk, tapi masih memikirkan apa yang ada di panci. Kamu hanya bisa memilih salah satu. Sayang sekali, kamu sudah memilih Cahyadi!"     

Giana turut emosi dan menyahut, "Sayang sekali apanya? Justru sayang sekali jika memilihmu! Aku tidak akan bercerai dengan Cahyadi! Kami berdua akan saling mencintai selamanya. Jadilah duda selamanya saja! Rasakan!"     

Giana masih belum merasa lega setelah selesai berbicara. Dia berhenti sejenak sebelum kembali berkata, "Terus saja berpura-pura! Aku tahu kalau kamu sedang berusaha untuk terlihat kuat. Ketika kamu melihat betapa bahagia dan kaya raya diriku, kamu pasti akan menangis seperti anjing!"     

Setelah berbicara begitu, Giana bergegas keluar dengan penuh emosi.     

Aku? Menangis seperti anjing? Haha! Sepertinya saat hari itu tiba, kamu dan Cahyadi yang akan menangis! pikir Sean geram.     

Meskipun Sean tidak mengatakan kata-kata ini, dia tahu bahwa hal ini pasti akan terjadi. Karena pada hari mereka menikah, Giana akan tahu bahwa yang dilewatkannya adalah raja bisnis Jakarta. Sementara, dirinya menikah dengan gelandangan miskin yang akan segera bangkrut.     

Sean yang diliputi amarah langsung merobek kedua undangan tersebut. Tepat pada saat itu, Chintia masuk dan melihatnya.     

"Cahyadi memang sudah cari mati!" kata Chintia, "Bisa-bisanya memilih hari ulang tahunmu sebagai hari pernikahannya! Dia jelas-jelas ingin membuatmu menderita!"     

Sean mendengus dingin dan berkata, "Ingin menggunakan pernikahan untuk merusak hari ulang tahunku? Apa seorang investor bau kencur sepertinya layak untuk dibandingkan denganku? Chintia, beritahukan ulang tahunku pada mitra perusahaan."     

Chintia mulai tersenyum. Sejak awal dia sendiri ingin merayakan ulang tahun Sean. Dia pun menyahut, "Baik!"     

———     

Seminggu telah berlalu.     

Cahyadi terjaga sepanjang malam. Pada tanggal 12 Mei pukul enam pagi, dia sudah mengenakan jas pengantin pria dan berada di dalam kamar sambil berbicara di telepon.     

"Brengsek! Lagi-lagi rugi! Kenapa bisa begini? Bukankah ini permainan yang sangat sehat? Kenapa bisa ditutup karena pelanggaran?"     

Dalam seminggu terakhir, Cahyadi sudah menginvestasikan 1 triliun yang diberikan ayahnya pada 200 lebih perusahaan. Lebih dari setengah dari investasinya mengalami kegagalan, tetapi ini masih termasuk normal.     

Awalnya ada beberapa puluh investasi Cahyadi yang berhasil dan menghasilkan pendapatan yang sangat bagus, tetapi tiba-tiba bermasalah. Selain itu, masalah tersebut bukan hanya masalah kecil, melainkan masalah seperti kebangkrutan atau penutupan. Uang 1 triliun Cahyadi hampir seluruhnya hangus.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.