Ingin Kukatakan Sesuatu

Orang-orang Terkemuka Hadir, Sean Merayakan Ulang Tahunnya!



Orang-orang Terkemuka Hadir, Sean Merayakan Ulang Tahunnya!

0Senyuman di wajah Singgih seketika sirna.     

"Bukan untuk putra saya? Bukankah Presdir Leo di sini untuk menghadiri pernikahan anak saya?" tanya Singgih yang tampak malu.     

Leo menjawab sambil tersenyum, "Tentu saja kedatangan saya ke sini untuk menghadiri pernikahan putra Anda, tapi hadiah yang saya siapkan untuk putra Anda berupa uang dan sudah saya berikan. Jika Direktur Singgih tidak percaya, bisa diperiksa sendiri."     

Singgih buru-buru berkata, "Presdir Leo suka bercanda rupanya! Mana mungkin saya memedulikan hal semacam ini? Anda bisa bisa datang ke pernikahan ini saja sudah merupakan suatu kehormatan bagi saya. Anda bahkan memberi hadiah uang. Anda benar-benar sudah repot-repot!"     

Singgih tahu bahwa Leo merupakan konglomerat kaya dan berkuasa, jadi hadiah uang yang diberikan pasti setidaknya sebesar 200 juta. Akhirnya, Singgih buru-buru memanggil Cahyadi dan Giana, "Cahyadi, Giana, kemari dan temui Presdir Leo."     

Cahyadi datang dan menjabat tangan Leo dengan kedua tangannya sambil terus menjilat, "Presdir Leo, selamat datang. Sudah lama saya mendengar tentang Anda. Anda adalah idola saya!"     

Meskipun keluarga Pangestu adalah keluarga kaya raya, jika dibandingkan dengan orang-orang kaya dalam negeri yang menempati peringkat dari tahun ke tahun, keluarga Pangestu masih selangkah di belakang.     

"Ya, halo," balas Leo dengan datar dan sedikit acuh tak acuh.     

Giana tak kalah gembira. Dia tidak menyangka bahwa keluarga Pangestu bahkan mengenal orang kaya seperti itu. Giana membungkuk untuk berjabat tangan dan berkata, "Halo, Presdir Leo. Saya Giana. Senang bertemu dengan Anda. Saya berharap bisa memiliki kesempatan untuk belajar dari Anda."     

Leo melirik Giana dan sedikit terkejut dengan kecantikan pengantin wanita. Akan tetapi, dia tidak banyak bicara dan hanya sedikit mengangguk.     

Mata Cahyadi yang tajam melirik kotak hadiah di tangan Leo dan dia bertanya, "Apakah hadiah yang dipegang oleh Presdir Leo ini adalah kotak cerutu?"     

Leo sedikit terkejut karena tebakan Cahyadi. "Oh! Tuan Muda Cahyadi memiliki penglihatan yang bagus! Ini memang kotak cerutu."     

Cahyadi ingin tahu merek cerutu apa yang akan diberikan orang terkemuka seperti Presdir Leo, jadi dia bertanya lagi, "Boleh saya tahu merek cerutu ini?"     

"Sepertinya disebut Gurkha. Bahasa Inggris saya tidak bagus dan saya juga tidak tahu bagaimana pengucapannya," jawab Leo, "Saya meminta bawahan saya untuk menyiapkannya. Memalukan, ya… Haha."     

Cahyadi dan Giana sama-sama terkejut.     

"Cerutu Gurkha Royal Courtesan? Ini merek paling mahal seharga 14 miliar lebih!"     

Para tamu yang hadir sontak kaget. Hanya rokok saja, harganya 14 miliar lebih? Dengan uang sebesar itu, sebanding dengan membeli berapa banyak kotak rokok Surya 16 Exclusive?!     

"Tidak sampai 14 miliar, tapi kurang lebih. Haha," Leo membalas sambil tersenyum, "Direktur Singgih, kedua mempelai, saya permisi dulu."     

Setelah berbicara dengan tuan rumah dan mempelai, Leo terlihat menghampiri meja Sean dan Chintia sambil membawa kotak cerutunya.     

"Presdir Sean, Wapresdir Chintia," sapa Leo sambil berjalan mendekat. Lalu, dia menyerahkan kotak cerutu di tangannya dan berkata, "Presdir Sean, selamat ulang tahun!"     

Semua orang terkejut. Cerutu seharga miliaran rupiah ini ternyata untuk diberikan pada Sean! Hadiah uang yang Leo berikan untuk mempelai paling banyak sebesar 200 hingga 400 juta, tetapi hadiah yang dipersiapkannya untuk Sean justru jauh melebihi jumlah ini. Ini membuktikan bahwa Leo bukan datang untuk menghadiri pernikahan, melainkan untuk Sean!     

Sean menerima kotak cerutu itu, lalu bangkit dan berdiri untuk berjabat tangan dengan Leo. Dia pun berkata sambil tersenyum, "Presdir Leo sudah repot-repot. Kita sudah menjadi mitra bisnis, tapi Anda masih memberi hadiah semewah ini."     

Sekarang Tukupedia sudah bekerjasama dengan Grup Citra Abadi dan ini bukan pertemuan pertama Sean dengan Leo.     

Cahyadi merasa wajahnya seperti ditampar saat melihat Sean dan Leo mengobrol dan tertawa. Dia jelas bertanya-tanya, Jika Sean adalah presiden direktur palsu, mengapa Leo begitu sopan padanya? Bahkan memberinya hadiah yang begitu mahal?     

Tak hanya Cahyadi, Giana juga tercengang dan bergumam, "Bagaimana bisa begini…"     

"Direktur Singgih! Direktur Singgih!"     

Pada saat ini, seorang pria paruh baya dengan penampilan yang terlihat sangat artistik berteriak memanggil Singgih dan berjalan mendekat. Semua orang tercengang ketika melihat kemunculan pria itu. Bukankah ini Dwiki Dhermawan, seorang pianis terkenal internasional?     

Singgih terkejut lagi. "Oh! Tuan Dwiki Dhermawan! Kapan Anda datang?"     

Dwiki adalah seorang pianis terkenal internasional yang masuk peringkat tiga besar dunia. Dia juga salah satu pianis top yang sudah menghadiri berbagai acara besar seperti Grammy.     

Sebelumnya, Singgih sudah pernah bertemu dengan Dwiki di berbagai tempat lebih dari sekali. Keduanya bahkan bisa dibilang sangat akrab. Bahkan, Singgih juga ingin Dwiki menjadi guru piano anak-anaknya.     

Dwiki berkata sambil tersenyum, "Bukankah aku baru datang karena baru saja menyerahkan hadiah?"     

"Kamu ini! Menyerahkan hadiah apanya? Aku bahkan ingin mengundangmu untuk bermain piano di pernikahan putra dan menantuku! Seharusnya kami yang memberimu uang. Mana boleh kamu yang memberi kami uang?" Singgih tertawa.     

Setelah itu, Singgih berkata pada Cahyadi dan Giana, "Ayo cepat berkenalan dengan pianis terkenal dunia ini. Giana, Ayah dengar kamu juga bermain piano sejak SD? Seharusnya kamu mengetahui betapa sulitnya bagi negara kita untuk memiliki pianis top sepertinya, bukan?"     

Wajah Giana dipenuhi dengan rasa kagum saat berhadapan dengan Dwiki. Dia belajar piano sejak masih kecil. Meskipun bukan pemain profesional, tentu saja dia tahu seberapa terampil seorang Dwiki Dhermawan.     

Giana menyapa dengan sangat bersemangat, "Tuan Dwiki, saya sangat senang bertemu dengan Anda. Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk bisa mendengar permainan musik Anda secara langsung!"     

Dwiki melambaikan tangannya lagi dan lagi, "Tidak, tidak. Apa pernikahan kalian sudah dimulai? Kalau belum, bolehkah aku memainkan beberapa lagu?"     

Cahyadi buru-buru menjawab, "Boleh, boleh! Tamu kami belum datang semuanya dan pernikahan baru akan dimulai sebentar lagi. Jika Anda bisa memainkan sebuah lagu terlebih dahulu dan memanjakan telinga para tamu kami, itu benar-benar sangat bagus!"     

"Baiklah. Kalau begitu, aku permisi dulu."     

Sambil berbicara, Dwiki ternyata berjalan ke arah meja Sean. Begitu melihat Sean, dia bahkan langsung berteriak memanggil, "Senior!"     

"Junior! Kenapa Anda bisa ada di sini?" Sean tersenyum dan berjabat tangan dengan Dwiki.     

Semua tamu yang hadir sontak tercengang. Dwiki Dhermawan, seorang pianis terkenal internasional, ternyata adalah junior Sean? Dwiki yang jelas-jelas lebih tua bahkan memanggil Sean sebagai Senior?     

Giana ternganga hingga mulutnya terbuka lebar.     

Leo yang turut duduk di meja itu sudah pernah bertemu Dwiki sebelumnya. Namun, dia juga tidak mengerti dan bertanya, "Tuan Dwiki, Anda sudah setua ini, tapi bisa-bisanya memanggilnya Senior? Jangan berpura-pura tidak berpengalaman seperti itu."     

Dwiki tersenyum dan menjelaskan, "Presdir Leo, Anda tidak tahu, saya diterima di sekolah musik di Amerika Serikat pada Juni 1997. Seharusnya saat itu saya berusia 15 tahun dan berada di bawah bimbingan Guru Gary Graffman. Sean… Oh! Seharusnya saya memanggilnya Presdir Sean, ya? Presdir Sean sudah menjadi murid magang di bawah bimbingan Gary sejak Januari 1997. Saya lima bulan lebih lambat darinya. Apa saya tidak bisa memanggilnya Senior?"     

Sean turut tersenyum dan menimpali, "Saat itu seharusnya saya berusia kurang dari 2 tahun, ya? Haha... Saya bahkan sudah tidak ingat."     

Semua orang, terutama Giana, jelas terkejut. Di Amerika Serikat pada usia 2 tahun dan sudah belajar dengan ahli sekolah musik terkenal? Padahal, seseorang yang berbakat seperti Dwiki butuh banyak kerja keras untuk bisa masuk akademi musik peringkat satu dan menjadi murid Gary di usia 15 tahun. Sebenarnya seperti apa kondisi keluarga Sean? Baru lahir, sudah menjadi murid magang guru musik profesional?     

Giana tidak bisa menahan diri untuk menelan ludah dan mengingat permainan piano Sean di konser beberapa waktu yang lalu. Dia berkata pada dirinya sendiri dengan tidak percaya, "Aku bahkan mengira dia menggunakan uang saku yang kuberikan kepadanya untuk mulai belajar piano dalam tiga tahun terakhir. Ternyata dia mulai belajar piano sejak berusia dua tahun, bahkan berada di bawah bimbingan seorang guru terkenal!"     

Rasa superioritas Giana atas Sean menghilang dalam sekejap, seperti asap yang menguar di udara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.