Ingin Kukatakan Sesuatu

Kebohongan Perawat



Kebohongan Perawat

0Entah itu perawat, dokter, pilot, atau pengusaha, meskipun dibedakan menjadi pria dan wanita, semuanya memiliki perasaan yang sama.     

Di mata perawat itu, wanita secantik Giana adalah wujud dari seorang malaikat. Dia tak habis pikir, Wanita seperti ini seharusnya berada di pelukan seorang pria. Bagaimana bisa justru berlutut dan memohon maaf? Sangat keterlaluan!     

Sebenarnya perawat wanita ini adalah seorang feminis. Dia memiliki akun feminis dengan banyak penggemar di Instagram. Dia bahkan juga sering menulis artikel dan berbicara mewakili sesama kaum wanita.     

Tahun lalu, pianis terkenal Dwiki Dhermawan menikah dengan seorang gadis muda yang berusia belasan tahun lebih muda darinya. Tidak hanya muda, istrinya itu juga cantik dan berpendidikan tinggi. Ditambah lagi, gadis itu juga memiliki postur tubuh yang membuat para wanita iri padanya.     

Perawat wanita ini mengkritik Dwiki di Instagram. Dia mengatakan bahwa Dwiki merupakan seorang pria paruh baya berhidung belang yang tidak layak menikahi istri seperti itu.     

Dwiki seorang pianis kelas dunia. Dia juga seorang jenius piano yang tidak pernah ditemui selama bertahun-tahun di Indonesia dan Asia. Di mata perawat wanita ini, pria sukses seperti itu tidak pantas menikah dengan seorang gadis cantik yang masih sangat muda. Bisa dibayangkan betapa besar prasangkanya terhadap pria.     

Perawat wanita itu sengaja berbohong, "Saat kami masuk, Nona sedang berada di dalam,. Sepertinya di dalam sebuah kamar di lantai dua atau tiga."     

Semua orang sangat senang ketika tahu Sean menempatkan Giana di kamar. Ternyata Sean masih memiliki berperasaan.     

Sean adalah seorang pria sejati, jadi itu adalah sesuatu yang sangat normal untuk dilakukan. Bagaimanapun juga, Giana sudah pingsan. Tentu saja Sean tidak boleh membiarkannya terus terkena hujan.     

Perawat wanita itu melanjutkan, "Ketika kami mengangkat Nona Giana, kami lihat tubuhnya sudah kering. Hanya rambut dan pakaiannya yang basah. Pada lengan, paha, dan betisnya, sama sekali tidak ada bekas hujan."     

Perawat wanita itu jelas berbohong. Sean hanya membawa Giana masuk dan meletakkannya di ruang tamu. Dia hanya menyeka wajah dan leher Giana dengan handuk. Dia juga tidak menyentuh tempat lain sama sekali.     

Begitu mendengarnya, beberapa orang menjadi terkejut. Mungkinkah Sean menyeka bekas air hujan di tubuh Giana?     

Giana bahkan mulai malu-malu. Dia sangat berharap hal itu benar-benar terjadi. Namun, dia juga tahu bahwa ada seorang pelayan wanita di rumah itu sehingga belum tentu Sean yang melakukannya.     

Sementara, perawat wanita melanjutkan, "Selain itu, saya melihat bahwa pakaian Nona Giana sedikit berantakan. Saya curiga pria di vila itu mungkin sudah mengambil keuntungan dari Nona!"     

"Apa?"     

Mendengar kata-kata perawat, Giana dan Lana sama-sama senang.     

"Sean masih mencintaiku! Aku sudah tahu dia mencintaiku!" seru Giana dengan girang.     

Perawat wanita itu sangat kebingungan dan berkata, "Nona Giana terlihat seperti malaikat. Pria seperti apa yang Anda inginkan? Kenapa sampai harus berlutut pada pria seperti itu? Perilaku semacam ini terlalu memalukan bagi seorang wanita!"     

"Saya lihat sepertinya laki-laki itu juga tidak begitu tampan. Bukankah dia agak berduit saja? Tinggi badannya sepertinya juga tidak sampai 180 cm. Kurang tinggi!" kata perawat itu, "Jika Nona Giana ingin mencari pasangan, saya bisa memperkenalkan Anda pada pria yang tinggi, tampan, dan juga kaya!"     

Ketika Hilda mendengar ini, dia mengeluarkan uang 200 ribu dari dalam tasnya dan menyerahkannya pada perawat itu sambil berkata, "Sudah, keluarlah! Bukan urusanmu."     

Beraninya kamu menyebut Sean kurang tinggi? pikir Hilda. Sean begitu kaya raya. Jika pria itu bukan dambaan sahabatnya, Hilda bahkan juga ingin merebutnya.     

Setelah perawat meninggalkan ruang rawat, Giana menggoyang-goyangkan tangan Lana dengan bersemangat dan berkata, "Ibu dengar tidak? Mungkin saja saat pingsan Sean menciumku!"     

"Dengar, dengar," jawab Lana, "Putriku sangat cantik begini. Bagaimanapun juga, Sean seorang laki-laki. Jika dia melihatmu, mana mungkin dia bisa tahan?"     

"Apa ini artinya dia sudah memaafkanku?" tanya Giana sambil memandang Hilda sang 'ahli strategi'.     

Hilda tersenyum dan menjawab, "Sudah kubilang, Sean hanya bermulut tajam. Di lubuk hatinya, kemungkinan dia sudah memaafkanmu sejak awal. Hanya saja, sebagai seorang laki-laki dan sebagai seorang presiden direktur, dia terlalu mementingkan harga dirinya. Giana, kamu harus terus berusaha! Suatu hari, cepat atau lambat Sean pasti akan rujuk denganmu."     

Giana mengangguk dengan penuh semangat, "Iya! Iya!"     

Sandi dan Yuana ikut datang ke rumah sakit, tapi jelas mereka datang bukan karena mengkhawatirkan kondisi Giana. Mereka hanya ingin mengetahui bagaimana perilaku Sean terhadapnya.     

Ternyata Sean mengambil keuntungan dari Kak Giana saat dia sedang tidak sadarkan diri! Tubuhku ini lebih bagus. Jika suatu hari aku pingsan saat berada dengan Sean, apa dia juga akan melakukan sesuatu padaku? Yuana diam-diam berpikir dan memulai fantasi yang tidak realistis lagi.     

Sandi mendekat dan berkata, "Giana, kamu harus banyak-banyak berterima kasih padaku! Jika selama ini aku tidak mengawasimu dan mencegahmu tinggal seatap dengan Cahyadi sebelum menikah, melihat cantiknya kamu, Cahyadi si binatang buas itu pasti sudah lama melecehkanmu! Jika demikian, apa menurutmu Sean masih ingin menyentuhmu?"     

Jika dipikir-pikir lagi, Giana memang harus sangat berterima kasih kepada Sandi.     

Kebohongan mengenai menyewa kamar hotel bisa diatasi. Hanya saja, sejak mendapatkan akta nikah, Sandi menggunakan nama Nenek untuk mengawasi dan menelepon Giana setiap malam. Kemungkinan besar, sejak awal Giana sudah tidur lagi dengan Cahyadi.     

Bagaimanapun, Giana dan Cahyadi telah memperoleh akta nikah sehingga mereka sudah menjadi suami dan istri yang sah di mata hukum. Ke depannya, mereka juga sudah berencana untuk bersama, jadi Giana juga tidak mungkin menolak Cahyadi. Jika benar-benar seperti itu, Sean pasti akan membenci Giana.     

"Terima kasih, Kak Sandi," Giana berterima kasih dengan tulus pada Sandi. Sesudah itu, dia menarik jarum infusnya dan berkata, "Aku pingsan karena sedih. Tidak perlu diinfus. Aku ingin pulang dan memberitahukan berita baik ini pada Nenek!"     

Sebelumnya, Nenek Wangsa berkata tidak akan mengakui Giana sebagai bagian dari keluarga Wangsa jika tidak bisa mendapatkan Sean kembali. Sekarang, Giana sudah membuat kemajuan yang begitu besar hanya dengan sekali memohon pada Sean. Tentu saja Giana harus memberitahu Nenek.     

———     

Setengah jam kemudian, Giana dan Hilda sudah tiba di Perumahan Kelapa Gading.     

"Benarkah? Apakah perawat benar-benar berkata seperti itu?" Nenek Wangsa ikut tersenyum lega setelah mendengar ini, "Terima kasih, Tuhan, sudah memberikan cucuku wajah yang begitu cantik! Haha! Selama Sean masih memikirkanmu, kamu masih memiliki kesempatan untuk kembali bersamanya!"     

Hilda setuju, namun menambahkan, "Masalahnya, sekarang Sean terus berpura-pura terlihat kejam. Aku khawatir jika Giana mendatanginya, dia tidak akan memberikan Giana kesempatan untuk bertemu dengannya."     

Nenek Wangsa mengangguk. "Sean adalah orang yang keras kepala! Dia pasti begitu! Kita harus menciptakan kesempatan bagi Giana untuk bisa bertemu dengannya!"     

"Lalu, harus bagaimana?" Lana bertanya dengan tidak sabaran. Kali ini dia benar-benar ingin Sean menjadi menantunya lagi.     

Nenek Wangsa berpikir sejenak, lalu tiba-tiba mengalihkan perhatiannya pada Holly, anjing pudel yang sedang dipeluknya. Dia melemparkan Holly ke lantai, kemudian menginjak kaki depan anjing pudel itu dengan sekuat tenaga.     

"Kaing! Kaing! Kaingggg….!"     

Tak ayal, Holly langsung menjerit kesakitan.     

"Nenek, maksud Nenek ini…?"     

Giana jelas terkejut. Biasanya Nenek sangat menyayangi anjing pudel ini.     

"Sandi, telepon Sean besok," perintah Nenek Wangsa, "Katakan padanya bahwa pudel kesayangannya, Holly, terluka!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.