Ingin Kukatakan Sesuatu

Sean dan Giana Belum Bercerai!



Sean dan Giana Belum Bercerai!

0Sean masih mencintai Giana.     

Sesudah bercerai dengan Giana, Sean berhubungan dengan banyak wanita cantik dan kaya raya. Seorang wapresdir cantik seperti Chintia Yandra dan juga sekretaris seksi seperti Rosiana Krisjanto. Bahkan, seorang gadis muda dan energik seperti Yuana Wangsa.     

Dengan status Sean saat ini, sangat mudah baginya untuk menemukan seorang kekasih. Namun, Sean tidak memiliki seorang pun yang disukainya. Di matanya, para wanita ini tidak bisa dibandingkan dengan Giana.     

———     

Di saat yang bersamaan, di kamar Nenek Wanda dan Nenek Wangsa sedang mengobrol empat mata. Di tengah malam, kedua orang tua yang hampir berusia 100 tahun itu sedang berbicara dengan suara yang sangat pelan.     

Nenek Wangsa memegang tangan Nenek Wanda dan berkata dengan sedih, "Wanda, kamu sudah tahu identitas Sean, tapi kenapa kamu tidak memberitahuku?"     

Nama adik kakek Giana adalah Wanda Wangsa.     

"Kakak Ipar…" kata Nenek Wanda tanpa daya, "Kakakku… sudah pernah menjelaskan ini padaku. Masalah ini tidak bisa diberitahukan… pada kalian. Bukankah sekarang hubungan Giana dan Sean juga sangat baik?"     

Nenek Wangsa menggelengkan kepalanya. "Wanda, aku akan memberitahumu yang sebenarnya, tapi kamu harus bertahan. Jangan sampai tidak bernapas."     

Nyawa Nenek Wanda sekarang dalam bahaya. Kelopak matanya yang terkulai lemah juga sudah tidak bisa dibuka lagi. Dia pasti tidak akan bisa bertahan menghadapi sesuatu yang mengejutkannya.     

Jika Nenek Wangsa mengatakan ini, sangat besar kemungkinannya mengantar Nenek Wanda ke alam lain. Namun, Nenek Wangsa tetap mengatakannya karena dalam hatinya, dia mengeluh kepada Nenek Wanda yang tidak pernah mengatakan kebenarannya. Jika tidak, saat ini keluarga Wangsa tidak akan kehilangan seorang menantu seperti Sean.     

Nenek Wangsa akhirnya berkata, "Aku katakan saja yang sebenarnya padamu. Giana sudah berselingkuh dan bercerai dari Sean!"     

Setelah mengatakan ini, Nenek Wangsa sebenarnya merasa sangat cemas. Dia takut kalimat ini akan langsung mengantar kepergian Wanda. Namun, hal yang membuat Nenek Wangsa terkejut adalah reaksi Nenek Wanda yang tidak begitu drastis.     

Nenek Wangsa terus berkata dengan sedih, "Tidak hanya itu. Setelah Giana menceraikan Sean, dia bahkan menikahi selingkuhannya. Sekarang dia sudah bercerai lagi! Dia sudah menjadi seorang wanita yang pernah menikah dua kali!"     

"Hah… Orang bilang, setiap kali seorang wanita menikah, harga dirinya akan turun sekali. Giana begitu cantik, tapi aku khawatir nantinya tidak akan ada tuan muda berlatar belakang keluarga sesuai yang mau dengannya," ratap Nenek Wangsa.     

Nenek Wangsa sangat sedih hingga meneteskan air mata, tetapi Nenek Wanda masih tidak bereaksi sama sekali. Tidak hanya itu, Wanda malah menghibur Nenek Wangsa, "Kakak Ipar, jangan bersedih…"     

Nenek Wangsa tercengang dan tak habis pikir, Apakah seseorang yang akan meninggal masih mampu menerima kabar seperti ini dengan begitu tegar?     

Nenek Wanda bahkan mulai tersenyum, tetapi senyumannya justru tampak menakutkan bagi Nenek Wangsa. Selagi tersenyum, Nenek Wanda berkata, "Kakak Ipar, tidak apa-apa. Giana dan Sean... tidak bisa bercerai."     

Nenek Wangsa tampak bingung dan langsung bertanya, "Apa maksudmu? Kenapa mereka tidak bisa bercerai? Aku bahkan sudah melihat akta cerai Giana dan Sean. Mereka pergi ke Pengadilan Negeri dan langsung mengurusnya sendiri. Mana mungkin palsu?!"     

Nenek Wanda mengangguk dan menjawab, "Benar, itu palsu."     

"Apa mungkin…" gumam Nenek Wangsa yang terkejut. Saat ini, wanita itu samar-samar mulai dapat menebak apa yang sebenarnya terjadi.     

Nenek Wanda menjelaskan, "Kakakku adalah orang yang sangat berhati-hati. Kamu juga tidak mungkin tidak memahaminya. Sebelum dia meninggal, tanpa… Uhuk! Uhuk! Tanpa memberitahukan kebenarannya pada kalian, mana mungkin… dia tidak… mempersiapkan apapun?"     

Melihat Nenek Wanda mengalami kesulitan berbicara, Nenek Wangsa menyampaikan tebakannya terlebih dahulu, "Wanda, apakah kakakmu sudah menebak bahwa Giana akan menceraikan Sean? Jadi, dia mengatur seseorang di Pengadilan Negeri untuk membuat apapun yang berkaitan dengan pernikahan Giana menjadi palsu?"     

Wanda mengangguk. "Benar. Orang-orang yang bekerja di Pengadilan Negeri Jakarta adalah orang-orang yang sudah diatur oleh Kakak. Tidak mungkin salah."     

Nenek Wangsa sangat gembira. Dia segera berjalan keluar dari kamar Nenek Wanda dan memanggil Jayadi. Jayadi yang sedang merokok di luar segera mematikan rokoknya dan bergegas menghampiri Nenek Wangsa ketika mendengar seruan ibunya itu.     

Ketika keluarga Djoewardi mendengar Nenek Wangsa berteriak, mereka semua cepat-cepat berlari karena mengira Nenek Wanda sudah tiada.     

"Jayadi, cepat kirim seseorang untuk memeriksa apakah status pernikahan Giana saat ini sudah menikah dan apakah suaminya adalah Sean!" perintah Nenek Wangsa dengan penuh semangat.     

"Bu, apa Ibu mengigau?" tanya Jayadi heran, "Giana dan Cahyadi bahkan sudah bercerai, jadi bagaimana mungkin pasangannya masih Sean?"     

Nenek Wangsa segera menampar wajah Jayadi dan memarahinya, "Dasar tidak berguna! Jika Ibu menyuruhmu periksa, periksa saja!"     

"Baik, baik, baik."     

Jayadi segera mengeluarkan ponselnya. Awalnya dia ingin memeriksanya melalui ponsel. Lagi pula, kini semuanya dapat diperiksa di internet. Namun, dia kemudian menyadari bahwa status perceraian tidak dapat diperiksa di internet dan harus datang ke Pengadilan Negeri untuk memeriksanya sendiri.     

Karena tidak ada cara lain, Jayadi hanya bisa menghubungi temannya. Dia menyuruhnya untuk mencari teman untuk mencari orang yang bekerja di Pengadilan Negeri Jakarta.     

Setelah 30 menit berlalu, Jayadi akhirnya menerima telepon.     

"Ketemu! Kak Jayadi, data menunjukkan bahwa status Giana kawin, suaminya Sean Yuwono."     

Setelah Jayadi mendengar informasi ini, dia sontak tercengang dan memekik heran, "Bagaimana mungkin begini?!"     

Melihat ekspresi terkejut Jayadi, Nenek Wangsa buru-buru bertanya, "Bagaimana? Sudah ketemu, belum?"     

Jayadi mengangguk dengan linglung dan menjawab, "Sudah. Katanya… Giana sekarang masih berstatus kawin!"     

Nenek Wangsa buru-buru mendesak, "Siapa suaminya?! Cepat katakan!"      

"Sean Yuwono…"     

Nenek Wangsa memandang ke arah langit dengan gembira dan berteriak, "Haha, suamiku! Kamu benar-benar memiliki pandangan yang jauh ke depan! Kamu sudah menyelamatkan keluarga Wangsa kita!"     

Lana yang terganggu oleh suara Nenek Wangsa buru-buru datang dan bertanya penasaran, "Ada apa? Ada apa?"     

Setelah Jayadi memberitahu Lana apa yang terjadi barusan, dia ikut menggila dan berteriak-teriak di halaman. Sementara, Nenek Wangsa berkata dengan penuh semangat, "Cepat! Panggil Sean dan Giana ke kamar Wanda!"     

"Baik!"     

Lana bergegas ke kamar Giana dan Sean, lalu tanpa mengatakan sepatah kata pun menyeret keduanya menuju kamar Nenek Wanda. Sean dan Giana sama-sama mengira Nenek Wanda sudah meninggal, jadi mereka bekerja sama dengan sangat baik.     

Hanya saja, Giana dan Sean tidak mengerti mengapa wajah Lana tersenyum. Bukankah dia seharusnya bersedih ketika orang tua itu meninggal?     

Ketika tiba di kamar Nenek Wanda, mereka mendapati bahwa Nenek Wanda masih hidup.     

Nenek Wangsa berkata dengan gembira, "Sean, Giana, kalian berdua belum bercerai. Surat cerai kalian palsu. Seseorang membuatkannya untuk kalian tanpa memiliki kekuatan hukum. Demikian pula pernikahan Giana dan Cahyadi. Sertifikat pernikahan dan akta cerai itu semuanya palsu, tidak tercatat dan tidak termasuk dalam informasi pendaftaran akta keluarga."     

Giana tidak berani memercayai bahwa semua itu benar. Dia pun bertanya dengan tak yakin, namun penuh harap, "Benarkah? Nenek, aku dan Sean… sekarang masih sepasang suami-istri yang sah?"     

Hal yang paling Giana dambakan saat ini adalah rujuk dengan Sean. Tetapi, sekarang dia sudah tidak perlu memikirkannya apalagi mengandai-andaikannya lagi.     

Sean tak kalah terkejut bukan main.     

Sebenarnya, sebelum mereka semua datang kemari, Sean sudah merasa bahwa ada sesuatu yang salah. Sean merasa Nenek Wanda sudah mengetahui kebenaran bahwa tidak mungkin bagi Giana untuk bercerai dengan mudah. Ternyata mereka sudah mengatur seseorang di Pengadilan Negeri.     

Meskipun begitu, Sean menghubungi Pengurus Rumah Tangga Fairus untuk mengonfirmasi lagi, "Pengurus Fairus, tolong periksa status pernikahanku di Pengadilan Negeri!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.