Ingin Kukatakan Sesuatu

Sean adalah Pacar Saya!



Sean adalah Pacar Saya!

0Chintia mengemudi dengan girang sampai ke tempat parkir perusahaan. Setelah naik lift ke lantai perusahaan dan keluar dari lift, barulah Chintia menahan senyum bahagianya. Begitu melangkah keluar lift, penampilan Chintia kembali berubah menjadi presiden direktur wanita yang dingin dengan ekspresi yang serius.     

Rosiana juga sudah datang pagi-pagi. Begitu melihat Chintia, dia langsung bergegas menyambutnya, "Presdir Chintia akhirnya datang! Wapresdir Yudistira dan yang lainnya sudah menunggumu di ruang konferensi."     

Chintia tetap berjalan dengan langkah yang cepat dan berkata, "Ya, aku tahu. Antarkan secangkir kopi untukku."     

"Baik, Presdir Chintia!"     

Chintia bergegas ke ruang konferensi. Dia mendorong pintu ruang konferensi dan berjalan masuk.     

Seluruh eksekutif senior Grup Citra Abadi sudah tiba. Begitu melihat Chintia, mereka semua berdiri.     

"Presdir Chintia!"     

"Presdir Chintia!"     

Aura Chintia sangat kuat. Seorang wanita sepertinya bisa membuat para pria ini menundukkan kepala.     

Chintia mengangguk dan melihat beberapa orang, termasuk Yudistira yang sedang merokok, lalu berkata, "Matikan rokoknya. Rapat akan benar-benar dimulai."     

Setelah itu, Chintia duduk di kursi presiden direktur.     

Yudistira mematikan rokoknya dan bertanya dengan cemas, "Apa Presdir Chintia sudah melihat di internet?"     

"Sudah," jawab Chintia, "Orang-orang yang ada di foto sengaja diedit dan dihilangkan sehingga hanya tersisa saya dan para laki-laki lainnya. Saya bisa memberikan foto aslinya dan menjelaskannya pada publik."     

Yudistira bertanya lagi, "Apa Presdir Chintia tidak menganggap masalah ini terlalu sederhana?"     

Chintia membalas dengan kesal, "Kenapa? Apa jangan-jangan menurut Anda rumor itu benar? Menurut Anda, saya benar-benar tidur dengan bos-bos itu?"     

Yudistira segera menyahut, "Bukan, bukan. Tentu saja kami tahu jelas seperti apa karakter Presdir Chintia. Meskipun bos-bos itu memberi Anda vila dan mengejar-ngejar Anda, Anda tidak menerimanya. Saya juga sudah pernah mendengarnya. Tapi, bukan ini inti masalahnya."     

"Ini jelas-jelas perbuatan keluarga Liono!" kata Yudistira dengan yakin, "Saya menerima berita bahwa keluarga Liono ingin membalas dendam pada Anda karena Anda berulang kali ikut campur dan membantu Sean!"     

Para petinggi lainnya mulai ikut angkat bicara.     

"Benar! Presdir Chintia, Presdir Sean adalah musuh keluarga Liono. Jika Anda dan beliau terlalu dekat, mereka pasti akan tidak senang!"     

"Benar! Meskipun masalah foto itu bisa dijelaskan dengan baik, sulit untuk memastikan bahwa keluarga Liono tidak akan menyerang Anda dan Grup Citra Abadi lagi dengan cara yang lain!"     

Chintia sejenak tidak bisa berkata-kata. Dia tahu Yoga memiliki pikiran yang sempit dan hati yang dipenuhi dengan keinginan untuk membalas dendam. Jika Yoga hanya ingin menyerang Chintia, dia tidak akan kehabisan cara sama sekali.     

"Lalu, apa maksud kalian?" Chintia bertanya pada orang banyak sambil melipat tangan di depan dada. Dia samar-samar merasa bahwa beberapa di antara dewan direksi ini sudah merencanakan rapat ini.     

Yudistira berkata, "Presdir Chintia, keluarga Liono dari Banten tidak boleh kita singgung, jadi saya harap Presdir Chintia bisa menjaga jarak dengan Presdir Sean. Selain itu, untuk menunjukkan pada keluarga Liono bahwa Anda tidak memiliki hubungan apapun dengan Sean lagi, saya harap Anda bisa mengeluarkan sebuah pernyataan untuk mengkritik Sean."     

Dalam sekejap, Chintia kembali serius. "Mengkritik Sean? Untuk apa?"     

Yudistira menyerahkan dokumen di atas meja pada Chintia. Setelah Chintia mengambilnya dan membalik-baliknya, ternyata semuanya berisi kesalahan Sean. Dokumen-dokumen ini menjelaskan tentang bagaimana Sean menghabiskan uang tanpa pandang bulu dan memanfaatkan hukum selama berada di Citra Abadi, bahkan juga memalsukan bahwa Sean memiliki kehidupan pribadi yang kacau.     

"Sean dan sekretaris Rosiana berselingkuh di kantor? Bajingan mana yang menulis ini?!" bentak Chintia yang sangat marah. Dia merobek dokumen itu di tempat, lalu membuangnya ke samping.     

Kebetulan Rosiana selesai membuat kopi dan mengantarkannya untuk Chintia. Setelah meletakkan kopi, dia berjongkok dan mengambil dokumen yang dirobek Chintia.     

Melihat ada sesuatu tentang dirinya di dokumen itu, Rosiana segera bangkit dan berkata, "Para dewan direksi yang terhormat, saya dan Presdir Sean tidak bersalah. Presdir Sean tidak pernah melakukan hal seperti ini pada saya."     

Yudistira memelototi Rosiana dan menghardik, "Keluar dulu! Tidak ada tempat untukmu berbicara di sini!"     

Chintia mengedipkan mata ke arah Rosiana dan menyuruhnya pergi dulu.     

Setelah Rosiana pergi, Chintia memarahi Yudistira, "Yudistira! Bisa-bisanya kamu menulis sesuatu yang tidak tahu malu seperti ini?! Bukankah dulu Presdir Sean baik pada kalian semua? Kenapa kalian mau memfitnahnya seperti ini?!"     

Sebelum Yudistira bisa berbicara, para dewan direksi yang lain sudah menimpali.     

"Presdir Chintia, Wapresdir Yudistira juga mempertimbangkan kepentingan kami sebagai pemegang saham. Hanya dengan menarik batasan yang jelas dengan Sean, barulah keluarga Liono akan melepaskan kita."     

"Benar! Presdir Chintia, lakukan saja. Lagi pula, sekarang Sean tidak memiliki latar belakang apapun. Meskipun Anda memfitnahnya, dia juga tidak akan berani melakukan apa-apa."     

Chintia menggebrak meja dengan marah, lalu bangkit dan berdiri sambil berkata, "Kalian dengar! Saya tidak mungkin memfitnah Sean dan tidak akan menarik batasan apapun dengannya! Itu karena Sean adalah pacar saya!"     

Kalimat terakhir Chintia sontak mengejutkan para dewan direksi perusahaan.     

"Apa yang Anda bilang? Sean adalah pacar Anda?"     

"Chintia, jangan main-main! Saya sudah mengenalmu sejak tahun pertamamu datang ke Jakarta dan kamu tidak pernah jatuh cinta pada siapapun dalam tujuh tahun terakhir."     

"Kenapa kamu bisa memilih seorang gelandangan miskin?!"     

Ada banyak orang yang menyukai Chintia di perusahaan dan bahkan banyak eksekutif senior yang bekerja di Citra Abadi hanya untuk mengejar Chintia. Mereka merasa akan memiliki kesempatan jika bekerja di perusahaan yang sama dengan Chintia dan Chintia akan jatuh ke pelukan mereka jika mereka berada dekat dengannya. Jadi, ketika mereka mendengar Chintia sudah punya pacar, mereka semua sangat emosi.     

Chintia memandang semua orang dan berkata, "Saya tidak bercanda. Kami bahkan sudah pernah tidur bersama!"     

Lagi-lagi Chintia menembakkan serangan lainnya.     

Para eksekutif senior yang diam-diam jatuh cinta pada Chintia sangat marah hingga rasanya ingin muntah darah. Melihat wanita cantik seperti ini, mereka tidak bisa membayangkan seorang dewi yang begitu sempurna ditiduri oleh seorang bocah miskin.     

Seorang pria paruh baya yang sudah mengejar Chintia selama tiga tahun tiba-tiba menggebrak meja dan berseru, "Chintia! Kamu sudah bertindak sembarangan! Jelas-jelas kamu tahu Sean musuh keluarga Liono! Bukannya menjaga jarak dengannya, bisa-bisanya kamu malah… tidur dengannya!"     

"Kamu taruh di mana kepentingan kami sebagai pemegang saham?!"     

"Benar, benar! Jika kamu berpacaran, itu bukan hanya masalahmu sendiri, tapi berhubungan dengan keuntungan kita!"     

"Entah kamu putus atau mundur dari jabatanmu sebagai presdir!"     

Semua orang menyerang Chintia. Sementara, Chintia menggigit bibirnya. Dia benar-benar tidak rela. Dia telah bersusah payah hingga menjadi presiden direktur perusahaan terkemuka dan pasti tidak akan melepaskan posisinya begitu saja.     

"Saya ditunjuk oleh Tuan Fairus selaku pemegang saham terbesar Citra Abadi. Kecuali jika beliau angkat bicara, tidak akan ada yang bisa mengeluarkan saya dari posisi presdir! Siapapun juga tidak bisa mempermasalahkan saya tidur dengan siapa!"     

Chintia sangat marah. Dia menjatuhkan cangkir kopi yang tidak diminumnya, kemudian berjalan keluar dari ruang konferensi.     

"Hubungi Tuan Fairus!"     

"Biar Tuan Fairus yang menghentikan wanita gila ini!"     

"Sialan! Setelah menjaga kemurniannya selama tujuh tahun, ternyata malah dilecehkan begitu saja oleh Sean! Keluargaku juga memiliki perusahaan terkemuka! Jika bukan demi mengejar Chintia, untuk apa aku tetap berada di Citra Abadi selama tiga tahun?!"     

"Menurutku, Chintia itu murahan! Mungkin dia memilihnya karena kekuatan fisiknya. Sean adalah gigolo peliharaannya!"     

"Dasar wanita jalang! Orang sepertimu tidak pantas menjadi presdir Citra Abadi kami!"     

"..."     

Di ruang konferensi, pelecehan terhadap Chintia terus berlanjut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.