Ingin Kukatakan Sesuatu

Menghabiskan 2 Miliar untuk Mendapatkan Nomor WhatsApp!



Menghabiskan 2 Miliar untuk Mendapatkan Nomor WhatsApp!

0Sean membenci waria ini, tetapi ini adalah perusahaan sahabat karib pacarnya. Selanjutnya Chintia juga akan menjabat sebagai wakil presiden direktur di sini, jadi sebaiknya Sean tidak membuat masalah di sini.     

Sean berkata dengan nada tenang, "Jika kamu tidak percaya, kamu bisa tanyakan langsung pada Presdir Sisilia setelah siaran langsung selesai."     

Goldy mendengus dingin. "Tidak perlu menunggu sampai selesai! Aku bisa bertanya sekarang!"     

Setelah itu, Goldy mengangkat ponsel lagi dan bertanya di kolom komentar siaran langsung dengan empat akun berbeda.     

[Apakah Nona Chintia punya pacar?]     

Sebenarnya, dari sepuluh ribu lebih penonton di siaran langsung, tidak semuanya palsu. Setelah Goldy bertanya, banyak orang yang juga ikut bertanya dalam sekejap. Ada dua puluhan komentar serupa dan semuanya menanyakan pertanyaan ini.     

Chintia yang berada di ruangan sebelah melihat pertanyaan ini dan ingin langsung menjawabnya, "Aku punya…"     

"Tidak ada, tidak ada!" Sisilia langsung memotong, "Chintia kami lajang! Kami semua wanita lajang berkualitas! Jika ada yang ingin mengejar Chintia kami, kalian bisa membeli produk perusahaan kami atau juga bisa datang melamar pekerjaan di perusahaan kami."     

Sisilia sengaja menghentikan Chintia berbicara dan mengedipkan mata padanya. Chintia berpikir bahwa Sean juga seseorang yang rendah hati dan tidak suka mengekspos dirinya sendiri, jadi dia pun tidak membantah.     

Di ruangan sebelah, Goldy merasa senang.     

"Hahahaha!" Goldy tertawa, "Apa kataku? Mana mungkin kamu pacar Chintia? Aku sudah lama mendengar dari Kak Sisi kalau Kak Chintia dikejar-kejar begitu banyak direktur di Jakarta, tapi dia tidak pernah menerima mereka. Sebaiknya kamu pulang dan berkacalah, oke?"     

Setelah mengatakannya, Goldy terus melihat Chintia di layar ponsel dan mencium bibir Chintia yang memakai lipstik itu.     

"Aduh… Kualitas lipstik perusahaan kami benar-benar luar biasa! Bibir Kakak Chintia sangat cantik!"     

Goldy menghadap layar ponsel dan menciumnya beberapa kali berturut-turut. Sean pun tidak tahan lagi. Beraninya orang ini mencium pacarnya di depannya? Meskipun bukan Chintia sungguhan dan hanya layar ponsel, tetap saja Sean tidak tahan.     

Brak!     

Sean menendang Goldy dari tempat duduknya hingga terjatuh ke lantai.     

"Aduhhh!" Goldy menjerit kesakitan. Riasan di wajah pria ini bahkan lebih tebal dari wanita. Hanya sekali pandang, bisa dilihat bahwa bocah ini tidak pernah ditinju.     

"Kamu… Dasar brengsek! Berani-beraninya kamu memukulku? Aku akan memanggil satpam untuk mengusirmu keluar! Tidak. Aku akan memanggil seseorang untuk menghabisimu!"     

Goldy yang terduduk di lantai menjulurkan jari tengahnya ke arah Sean.     

Sean tampak tak berdaya. Ini pertama kalinya dia mendengar kata-kata kejam dari orang lain, tetapi tidak merasa terprovokasi sama sekali. Orang ini terlalu gemulai sehingga Sean bahkan meragukan, Apa jangan-jangan dia gay? Tapi, jika dia gay, kenapa dia mencium Chintia?     

Sean berkata pada Goldy, "Tidak ada gunanya memanggil siapa pun. Aku memukulmu karena kamu sangat menjijikkan. Aku peringatkan padamu sekali lagi. Chintia adalah pacarku!"     

Goldy bangkit dari lantai dan berkacak pinggang. "Kamu ingin melawanku, kan? Oke! Aku akan memperlakukanmu sebagai saingan cinta dan memberimu pelajaran yang bagus!"     

Goldy terlihat mengambil ponsel lagi dan berkomentar di kolom komentar siaran langsung.     

[Presdir Sisilia, Presdir Sisilia! Bagaimana caranya mendapatkan nomor WhatsApp Kak Chintia?]     

Setelah melihat komentar tersebut, Sisilia menjawab, "Teman-teman di siaran langsung, jika ingin meminta nomor WhatsApp pribadi Chintia kami, cukup beri hadiah dan bantu kami menjadi trending nomor satu selama satu jam. Yang paling banyak memberi hadiah akan aku kirimi nomor WhatsApp Chintia melalui pesan pribadi!"     

Baru saja Sisilia selesai mengatakannya, orang-orang yang menonton siaran langsung segera memberikan hadiah. Hanya saja, nilai hadiah yang diberikan tidak tinggi.     

Goldy tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Sean. "Ayo! Tunjukkan kekuatanmu padaku!"     

"Apa maksudmu?" tanya Sean.     

Goldy tersenyum dan menjawab, "Bukannya kamu ingin memperebutkan Kak Chintia denganku? Mari kita bersaing dengan adil. Siapa yang menang akan mendapatkan nomor WhatsApp Chintia. Aku akan membiarkanmu duluan."     

Sean terkekeh. Benar-benar konyol! Aku sudah meniduri Chintia selama seminggu. Untuk apa aku masih perlu memberi hadiah hanya untuk mendapatkan nomor WhatsApp-nya?     

Tampaknya si Goldy ini benar-benar suka memandang rendah seseorang sehingga tidak percaya bahwa Sean adalah pacar Chintia. Kota ini adalah kota yang materialistis sehingga hal-hal seperti ini mudah terjadi.     

Sean berkata, "Jika aku memberi hadiah, uangnya akan masuk ke rekening perusahaan kalian. Untuk apa aku memberi uang ke perusahaan kalian?"     

"Bilang saja kalau tidak punya uang! Tidak usah banyak bicara omong kosong!" balas Goldy dengan nada menghina. Lalu, dia mengeluarkan iPhone dari sakunya dan menunjukkannya pada Sean. "Ini ponsel pribadiku dan uang di dalamnya juga uang pribadiku. Uang yang kuberikan setengahnya akan masuk ke platform, sementara setengahnya lagi akan masuk ke perusahaan. Aku juga tidak akan memintanya kembali dari perusahaan!"     

"Bocah, buka matamu lebar-lebar dan lihat baik-baik! Hari ini aku akan membiarkan bajingan sepertimu melihat sebuah pertunjukan hebat!" kata Goldy dengan sombong.     

Goldy terlihat menggunakan ponselnya sendiri untuk mengikuti siaran langsung, kemudian terus memberikan hadiah dan semuanya adalah hadiah yang paling mahal. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, Goldy telah mengirim hadiah senilai dua miliar.     

"Wow! Terima kasih untuk Kakak 'Pria Tampan Sedunia'! Aku sudah mengirimkan WhatsApp Chintia di pesan pribadimu!" kata Sisilia dengan gembira, "Selain itu, biar saya beritahukan bahwa tip kalian untuk Chintia akan ditransfer ke rekening Chintia. Kalian tenang saja."     

Di siaran langsung, Sisilia tersenyum bahagia. Sementara, Goldy membuka pesan pribadinya dan tersenyum bangga.     

"Haha! Apa kamu lihat? WhatsApp Kakak Chintia sudah aku dapatkan!" pamer Goldy dengan sombong, "Adik kecil, apa kamu merasa sedih dan putus asa sekarang? Aku bisa menghabiskan dua miliar untuk nomor WhatsApp bidadari cantik. Bagaimana denganmu? Kamu tidak bisa melakukan apa-apa selain menjadi anjing penjilat di siaran langsung!"     

Bisa dilihat bahwa Goldy si bajingan ini sepertinya memiliki cukup banyak uang. Setelah menghabiskan dua miliar, dia bahkan tidak merasakan apa-apa. Tetapi, dibandingkan dengan Sean, bahkan seratus orang Goldy bukanlah tandingannya. Sean tidak perlu menghabiskan miliaran atau puluhan miliar untuk menampar wajah Goldy. Dia tidak pantas membuat Sean mengekspos dirinya.     

Goldy sangat senang. Dia menyalin nomor Chintia dan membuka WhatsApp, lalu menambahkan nomornya ke dalam kontak. Setelah menemukan WhatsApp Chintia, dia dengan bangga mengambil ponselnya dan menggoyangkannya di depan Sean.     

"Lihat! Ini WhatsApp Kak Chintia. Sebentar lagi, kami akan video call setiap hari!"     

Sean tersenyum tipis dan tidak berkomentar.     

Goldy terlihat menambahkan nomor Chintia ke kontak WhatsApp-nya dan menulis pesan.     

[Nona Chintia, aku adalah Pria Tampan Sedunia yang baru saja memberi dua miliar saat siaran langsung. Sekarang aku ada di ruangan sebelahmu!]     

Setelah selesai menulis, Goldy menekan tombol kirim dan berkata dengan gembira, "Setelah berkenalan dengannya, aku akan video call dengannya setiap hari! Hehe. Kalau kamu punya nyali, lakukan seperti yang aku lakukan!"     

"Kamu tidak punya kesempatan," kata Sean dengan dingin.     

Sean mengeluarkan iPhone dengan casing merah dari sakunya. Ketika Goldy melihat warna casing ponsel Sean, dia mendengus dingin.     

"Gemulai sekali!" cibir Goldy, "Seorang pria dewasa sepertimu ternyata menggunakan casing berwarna merah?! Tapi, bagus juga…"     

Tentu saja ini bukan ponsel Sean, melainkan ponsel Chintia. Ketika turun dari mobil, Chintia lupa mengambil ponselnya sehingga Sean membawakannya untuknya. Jadi, sebenarnya ponsel Chintia sekarang ada pada Sean.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.