Ingin Kukatakan Sesuatu

Waria Menyukai Chintia!



Waria Menyukai Chintia!

0Sean melirik layar ponsel dan mendapati ada lebih dari 10.000 orang yang menonton siaran langsung. Sementara di layar, semua orang berkomentar.     

[Kenapa Maggie belum datang?!]     

[Duduk menunggu Kakak Cantik Maggie!]     

[Berikan Maggie! Berikan Maggie!]     

....     

Si Maggie ini sebenarnya selebriti wanita populer dan juga bintang tamu yang diundang Sisilia hari ini. Awalnya mereka sudah membuat janji untuk melakukan siaran langsung saat ini. Tetapi, karena kesalahpahaman kecil, sekarang Maggie masih terjebak macet di Jalan. Karena itu, Sisilia menarik Chintia untuk menyelamatkan situasi terlebih dahulu.     

Sean sudah bisa menebak tujuan tindakan Sisilia, tetapi dia masih sedikit khawatir. Chintia baru saja berada di pencarian panas di internet beberapa waktu lalu. Apalagi, berita yang dikabarkan adalah berita yang buruk.     

Sean khawatir beberapa penonton akan melecehkan Chintia saat siaran langsung. Bagaimanapun juga, semakin banyak orang-orang yang tidak berpendidikan dan suka berkomentar jahat. Namun, Sean masih menimbang-nimbang.     

Chintia mungkin dikenal banyak orang di kalangan bisnis, tetapi orang-orang di siaran langsung semuanya berasal dari para penggemar dan peminat mode. Tidak ada yang mengenali siapa Chintia.     

Sisilia menarik Chintia ke area pandang siaran langsung, kemudian berkata, "Teman-teman tersayang, izinkan aku memperkenalkan pada kalian wapresdir kosmetik kecantikan Sisilia Cosmetics, Chintia Yandra! Dia juga sahabat karibku!"     

Begitu Chintia muncul di siaran langsung, para penonton heboh seketika.     

[Sinting! Nona muda ini cantik sekali! Dia bahkan seorang presdir? Suka, suka!]     

[Apa dia artis? Auranya luar biasa!]     

[Tolong berikan nomor teleponmu, Nona!]     

[Sisilia Cosmetics sangat hebat. Presdir Sisilia dan Wapresdir Chintia sama-sama direktur wanita yang cantik! Sepertinya di Banten tidak ada tandingannya, bukan? Haha!]     

Kolom komentar siaran langsung dipenuhi dengan pujian.     

....     

Chintia memandang dirinya sendiri di ponsel dan merasa sedikit tidak nyaman karena filter kecantikan yang terlalu berlebihan membuat wajahnya terlihat terlalu palsu. Dia pun bertanya, "Bisakah kamu mematikan filter kecantikannya?"     

Sisilia tertegun sejenak, lalu mematikan filter kecantikan. Setelah dimatikan, penampilan Sisilia di layar ponsel segera turun 20 poin, sementara kecantikan Chintia justru meningkat 20 poin lagi. Tak ayal, berbagai komentar terus mengalir.     

[Sinting! Bisa-bisanya ada wanita yang tidak membutuhkan filter kecantikan! Inilah wanita cantik yang sebenarnya!]     

[Sudah mematikan filter kecantikan, tapi tetap cantik? Suka, suka!]     

[Nona Chintia, aku mencintaimu!]     

Sean memperhatikan dari samping sambil tersenyum tipis. Chintia memang cantik luar biasa. Bahkan ketika pergi ke tempat seperti Banten sekalipun, dia bisa membuat orang-orang jatuh hati padanya. Sebagai pacarnya, Sean juga merasa sangat bangga.     

Sisilia berkata ke layar ponselnya, "Penggemar Maggie, jangan khawatir. Dia sedang dalam perjalanan. Sebelum Maggie datang, bagaimana kalau wapresdir baru perusahaan kami, Nona Chintia, mencoba beberapa produk lipstik dan menunjukkannya pada kita terlebih dahulu?"     

Penampilan Chintia tampaknya langsung menaklukkan para penonton siaran langsung sehingga mereka semua setuju. Kemudian, Sisilia mengeluarkan lipstik produk perusahaannya. Dia membantu menghapus lipstik asli Chintia dulu, kemudian memakaikan sendiri lipstik pada Chintia sambil menjelaskan kegunaan, jumlah varian warna, dan harga lipstik ini.     

Setelah Chintia memakai lipstik yang baru, kolom komentar siaran langsung dibanjiri pujian.     

[Ya Tuhan! Lipstik ini sangat cantik di Nona Chintia!]     

[Sangat jelas terlihat kalau teksturnya sangat bagus dan sangat cocok untuk orang Asia! Beli, beli!]     

[Bibir Nona Chintia itu asli? Aku ingin memilikinya! Aku ingin menciumnya!]     

[Ingin mencium Nona Chintia +1!]     

....     

Tidak hanya memuji, para penonton siaran langsung terus mengirim hadiah pada Chintia.     

Sean memegang dagunya, mengerutkan kening, dan berpikir, Kenapa cara bicara komentar-komentar ini sangat mirip? Apa jangan-jangan ini penonton bayaran?     

Sean juga memahami cara kerja industri siaran langsung. Siaran langsung harus populer dan trending sehingga menarik minat lebih banyak pelanggan untuk membeli. Jadi, tidak dapat dihindari bahwa ada banyak penjual yang akan menyewa penonton bayaran. Bahkan, siaran langsung yang populer sekalipun juga akan menyuruh penonton bayaran untuk memberi hadiah ke diri sendiri. Perusahaan sebesar Sisilia Cosmetics pasti akan melakukan hal yang sama.     

Akhirnya Sean berdiri dan berjalan keluar ruangan. Dia ingin memeriksa apakah penonton bayaran itu ada di dalam perusahaan. Begitu keluar, dia menemukan ruangan lain di sebelah ruangan ini. Pintu ruangan lain itu tidak tertutup rapat dan Sean pun berjalan mendekat.     

Sean tiba di depan pintu masuk, perlahan membukanya, dan melihat seorang pria berpakaian rapi yang bukan pria ataupun wanita. Sementara, di hadapannya terdapat puluhan ponsel. Layar semua ponsel itu menunjukkan siaran langsung Sisilia dan Chintia.     

"Memang benar."     

Sean tersenyum datar. Orang ini sepertinya penonton bayaran siaran langsung.     

Sean masuk diam-diam. Pria itu sedang fokus meninjau komentar dan hadiah sehingga sama sekali tidak menyadari kedatangan Sean. Sean sendiri tidak berbicara. Dia hanya berdiri di samping untuk melihat apa yang dilakukan pria itu.     

Pada saat ini, Chintia sudah mencoba lipstik pertama dan sedang mencoba lipstik kedua.     

Pria yang bukan pria ataupun wanita ini mulai sibuk. Dia dengan cepat mengambil ponsel dan mengetik:     

[Lipstik merah muda ini sangat indah! Begitu melihatnya, serasa ingin menciumnya!]     

Dia kemudian mengambil ponsel lain dan kembali mengetik:     

[Benar, benar! Cantik sekali! Terutama di bibir Nona cantik ini! Ingin cium!]     

Setelah selesai mengetiknya, dia berganti ke ponsel yang lain dan mengetik lagi:     

[Nona Chintia, aku akan menciummu sampai mati! Mu..mu..mu…uahh!]     

....     

Tepat ketika pria yang bukan pria ataupun wanita ini hendak mengganti ponsel untuk keempat kalinya, Sean melangkah maju dan menghentikannya.     

Sean tidak tahan lagi. Dia pernah bertemu penonton bayaran, tetapi belum pernah melihat yang menjijikkan seperti inu. Komentar macam apa ini?     

Pria itu menoleh ke belakang dan menatap Sean dari atas ke bawah. "Siapa kamu? Kamu bukan dari perusahaan kami, kan? Keluar, keluar! Siapa yang mengizinkanmu masuk?"     

Semua pria yang bekerja di perusahaan ini memakai riasan, jadi pria ini langsung tahu bahwa Sean yang tidak memakai riasan ini tidak mungkin bagian dari perusahaan mereka.     

Sean bertanya, "Apa kamu penonton bayaran yang disewa oleh siaran langsung ini?"     

Pria itu terkekeh ringan. "Penonton bayaran? Konyol sekali! Lihat yang jelas! Aku senior marketing perusahaan Sisilia Cosmetics! Senior marketing! Mengerti, tidak?"     

Pria itu mengeluarkan kartu nama yang dibuat secara khusus dan menunjukkannya pada Sean. Tertera foto pria itu dan namanya yang sangat unik, yaitu Goldy. Entah Goldy seorang penonton bayaran biasa ataupun direktur, Sean tidak peduli      

"Aku tidak masalah jika kamu mempromosikan produk kalian, tapi jangan katakan kata-kata menjijikkan itu pada Chintia," kata Sean.     

Goldy bersandar ke belakang dan bertanya sambil tersenyum, "Siapa kamu? Apa hubungannya kata-kataku pada Nona Chintia denganmu?"     

"Aku pacarnya," jawab Sean.     

Seakan baru saja mendengar lelucon, Goldy pun tertawa dan mencibir, "Hahahaha! Kamu pacarnya? Kamu pacar Chintia Yandra? Adik, apa kamu sedang hidup dalam mimpi? Lihat pakaianmu! Apa yang kamu kenakan ini? Kamu bahkan tidak memiliki satupun baju merek ternama. Kamu yang seperti ini ingin menjadi pacar Wapresdir Chintia kami? Kamu bahkan tidak memenuhi syarat untuk menjadi tukang bersih-bersih di perusahaan kami!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.