Ingin Kukatakan Sesuatu

Kamu Kenal Bos LV?



Kamu Kenal Bos LV?

0Sisilia takut Chintia akan marah dan merasa bahwa dirinya sedang mempersulit pacar Chintia, jadi dia menepuk tangan Chintia dan berkata, "Ini benar-benar sangat sederhana."     

Setelah itu, Sisilia menunjuk ke tas yang diletakkan Goldy di meja makan dan berkata, "Jika kamu tahu apa merek tas Goldy, aku akan membiarkanmu bergabung dengan perusahaan."     

Goldy sejenak terdiam karena tak bisa berkata-kata. Lalu, dia memprotes, "Ya Tuhan! Kak Sisi, pertanyaan yang kamu berikan ini terlalu sederhana! Ini hanyalah pertanyaan bonus! Siapa pun bisa menjawabnya! Bukan hanya tasku, tapi juga baju, celana, dan sepatuku, semuanya harus bisa dia sebutkan!"     

"Aku tidak bisa mengajukan pertanyaan yang begitu sulit demi pacar sahabatku!" tolak Sisilia, "Jika tidak, Chintia pasti akan marah padaku."     

Mereka berdua bersahabat dengan sangat baik. Sejak awal, jika ingin merekomendasikan seseorang ke perusahaan, Chintia memang hanya tinggal membuka mulut saja. Terlalu banyak pertimbangan hanya akan melukai perasaan di antara sebuah persahabatan.     

Bagaimanapun, Sisilia Cosmetics adalah perusahaan yang umumnya tidak mempekerjakan pria dan memiliki persyaratan khusus untuk pria. Jika mengenali tas LV saja tidak bisa, tidak ada gunanya masuk ke perusahaan kosmetik.     

Sean melirik Goldy dan langsung tahu bahwa waria ini menggunakan tas pria merek LV. Tas LV sangat mudah dikenali bagi mereka yang mengetahui mereknya. Tapi, bagi orang yang sama sekali tidak tahu mereknya, belum tentu mereka bisa mengenalinya.     

Meskipun sudah sangat banyak yang mendengar nama LV, huruf LV yang tertera di tas tidak tersusun rapi seperti pada Adidas yang mudah dikenali. Sementara pada logo LV, dua huruf terhubung menjadi satu kesatuan. Huruf V ada di depan huruf L sehingga terlihat seperti XL.     

Sean tidak ingin menjawab pertanyaan Sisilia. Bagi anak kaum elite yang mengenakan barang-barang mewah seperti kain gombal, ini merupakan suatu penghinaan.     

Ini seperti seorang guru basket sekolah dasar yang merekrut pemain seperti LeBron James dan bertanya padanya, 'Hei, bisakah kamu melakukan lay up? Coba tunjukkan padaku. Jika kamu bisa mencetak angka, kami akan merekrutmu.' James jelas tidak akan melakukannya.     

Sean ingin mengabaikan mereka, tetapi tiba-tiba dia teringat akan suatu hal yang lucu. Dia pun menjawab, "Apple."     

"Apple? Hahahaha…"     

Begitu mendengar jawaban Sean bahwa tas Goldy adalah merek Apple, baik Goldy maupun Sisilia tertawa.     

"Kocak sekali! Dasar orang goa! Apple itu merek ponsel! Bisa-bisanya kamu menyebutnya merek tas! Hahaha!" Goldy mengejek Sean tanpa ampun.     

Tentu saja Chintia tahu bahwa Sean sengaja salah menjawab. Namun, Sean masih saja bertanya dengan serius, "Apa jangan-jangan itu bukan merek Apple?"     

Goldy tersenyum dan menjawab, "Tentu saja itu bukan Apple! Orang goa, dengarkan baik-baik. Ini LV! L! V! Lihat, tidak? V di depan, L di belakang, lalu disilangkan bersama!"     

Sean berpura-pura tidak percaya. "Tidak, ini memang Apple."     

Goldy terhenyak. "Masih tidak percaya juga rupanya? Oke, aku akan mencarikan informasi untuk menampar wajahmu itu!"     

Goldy mengeluarkan ponselnya dan mencari informasi LV di bagian pencarian. Lalu, dia menunjukkannya pada Sean, "Lihat, tidak? Orang goa, di Wikipedia tertulis dengan jelas bahwa ini adalah logo LV! Louis Vuitton!"     

Sean meliriknya dan kembali mengelak, "Apa yang ada di Wikipedia belum tentu benar. Siapa pun bisa memodifikasinya."     

Apa yang Sean katakan memang benar. Goldy dan Sisilia juga setuju. Itu karena banyak hal yang ditampilkan dalam Wikipedia salah. Terlebih lagi, mengenai informasi beberapa selebriti yang sudah jelas-jelas berkebangsaan asing, tetapi ditampilkan di Wikipedia sebagai orang berkebangsaan Indonesia.     

"Jika kamu tidak percaya informasi di internet, lalu apa yang kamu percaya?" tanya Goldy.     

Sean menjawab, "Tentu saja percaya pada bosnya! Siapa bos LV? Panggil dia. Jika dia mengatakan bahwa ini LV, maka aku akan percaya."     

Goldy merasa Sean sedang bermain curang. Dia pun tidak tahan untuk memaki Sean, "Keparat! Kamu sedang berpura-pura bodoh rupanya? Akui saja kalau kamu memang tidak tahu! Seorang pria jantan tidak berani mengaku kalau dirinya adalah orang kampung yang tidak berpengetahuan, bahkan ingin memanggil bos LV! Kamu tahu siapa bos LV? Dia orang terkaya di dunia! Kamu pikir itu kucing dan anjing di desamu yang bisa kamu panggil begitu saja?!"     

Sisilia turut menunjukkan rasa tidak senangnya dan berkata pada Chintia, "Chintia, bukannya aku tidak menghargaimu, tapi pacarmu terlalu buruk. Tidak masalah jika tidak tahu, tapi dia bahkan tidak tahu malu! Jika kamu tidak ingin dirimu terhambat, aku sarankan lebih baik kamu segera putus darinya!"     

Chintia sekarang adalah wanita Sean dan beberapa hari ini, Sean semakin jatuh cinta pada wanita ini. Kini Sisilia malah mendorong mereka berdua untuk putus?!     

Sean menatap Sisilia dengan tidak ramah, lalu mengeluarkan ponselnya dan berkata, "Kalian tidak memiliki informasi kontak bos LV, kan? Baiklah, aku punya. Aku akan meneleponnya dan menyuruhnya untuk memberitahu sendiri pada kalian merek apa tasmu ini!"     

Goldy tampak jijik, "Dasar keparat kampungan! Kamu mau berpura-pura kaya? Bahkan mau menghubungi bos LV? Bisa mengeja nama bahasa Inggris-nya saja sudah bagus untukmu!"     

Sisilia tertawa dan berkata, "Astaga… Benar-benar luar biasa. Hanya memakai baju H&M seharga tujuh puluh delapan ribu, tapi sok-sokan membual ingin menghubungi bos LV. Ternyata begitu caramu menipu Chintia? Oke! Hubungi saja! Kami juga ingin memperluas jaringan kami dan bertemu dengan raja barang mewah dunia."     

Goldy menyahut, "Benar, benar, benar! Ayo video call! Jangan sampai kamu mencari orang asing untuk menipu kami sehingga lagi-lagi kami tidak berkesempatan untuk mengenal Bos LV dan tidak tahu bagaimana suaranya saat berbicara."     

"Oke."     

Sean mengeluarkan ponselnya dan mengunduh aplikasi FaceTime yang biasa digunakan untuk video call di luar negeri. Ketika Sean sedang mengatur aplikasi itu di ponselnya, Chintia meletakkan tangan putih mulusnya di lengan Sean.     

Lengan Sean sebenarnya tidak hitam dan tidak terlalu terpapar matahari selama tiga tahun. Namun, ketika tangan putih mulus dan ramping Chintia diletakkan di lengannya… Ya Tuhan, dibandingkan dengan warna kulit Sean, tangan Chintia setidaknya tiga tingkat lebih putih. Benar-benar sangat putih.     

Pandangan mata Chintia bersemangat. Dia pun bertanya, "Sean, bukannya kamu…"     

Chintia ingin bertanya, Bukannya kamu sudah dikeluarkan dari keluarga besarmu? Kenapa kamu masih bisa menelepon bos LV? Mungkinkah…     

Sean berbisik pada Chintia, "Bos LV mungkin tidak tahu aku sudah dikeluarkan dari keluarga Yuwono."     

"Oh." Chintia baru menyadari bahwa Sean sedang ingin mencoba peruntungannya.     

Setelah melakukan video call, tidak ada yang menjawab.     

Sean berkata, "Mungkin dia sedang tidur. Aku akan menghubunginya di lain hari."     

Chintia menimpali, "Benar. Sekarang di luar negeri sudah malam. Mungkin sudah istirahat."     

Sisilia tidak tahan lagi dan marah-marah, "Chintia, apa kamu percaya pada omong kosong yang sudah begitu jelas ini? Jangan tertipu olehnya lagi! Dia pembohong! Tidak masalah jika kamu tertipu oleh tubuhnya, tapi jangan sampai kamu terjerumus semakin dalam dan tertipu oleh perasaanmu!"     

Goldy ikut memarahi Sean dengan penuh emosi, "Sean, berhenti berpura-pura! Tidak mungkin bagimu bisa mengenal bos LV! Jangankan dirimu, orang-orang hebat di seluruh Banten yang mengenalnya saja bisa dihitung dengan satu tangan! Kak Chintia, dia mendekatimu karena ingin menipu uangmu dan menidurimu! Tolong jangan tertipu olehnya!"     

Goldy menggertakkan giginya karena marah ketika teringat bahwa Chintia, wanita yang cantik luar biasa ini, sudah ditiduri oleh orang goa seperti Sean.     

Tepat pada saat ini, ponsel Sean berdering karena ada panggilan masuk dari bos LV.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.