Ingin Kukatakan Sesuatu

Giana akan Menikah Besok Lusa!



Giana akan Menikah Besok Lusa!

0Sean dan Chintia tidak hanya sama-sama tinggal di Emerald Ville dengan Yoga dan Giana, tetapi kedua rumah mereka bahkan bersebelahan. Mereka berempat ternyata menjadi tetangga.     

Yoga bertanya pada Sean, "Sean! Kamu sengaja membeli rumah di sebelahku?! Sebenarnya apa maksudmu?! Apakah kamu masih menyukai Giana dan ingin berhubungan dengannya saat aku pergi?!"     

Yoga mulai panik. Sean dan Yoga memiliki banyak masalah sebelumnya, jadi tidak menutup kemungkinan bahwa Sean telah menyelidiki kediaman Yoga. Padahal, Sean sebenarnya tidak pernah benar-benar menganggap Yoga serius sehingga tidak menyelidiki di mana tempat tinggalnya.     

Tak disangka, kedua orang yang saling tidak ingin bertemu malah ternyata tinggal di kawasan perumahan yang sama, bahkan bertetangga.     

Mendengar Yoga berkata seperti itu, Giana tertegun di tempat. Mungkinkah Sean benar-benar sengaja tinggal di sebelahku? Hihi… Aku sudah tahu kalau si bodoh ini masih mencintaiku meskipun aku sudah melakukan kesalahan padanya. Cih.     

Giana tahu bahwa Sean sangat menyayanginya dan dia juga berharap Sean akan terus menyukainya. Pada dasarnya, Giana merupakan seorang tuan putri yang suka berada di pelukan semua pria. Bagi Giana, satu pria saja tidak akan dapat memuaskan keangkuhannya.     

Pada saat ini, Chintia menyahut, "Aku yang memilih rumah di Emerald Ville. Ini tidak ada hubungannya dengan Sean. Kami sama sekali tidak tahu kalau kalian tinggal di sana. Jika kami tahu, bahkan jika kalian memohon pada kami, kami juga tidak akan mau membeli rumah di sana."     

Pernyataan Chintia membuat kegembiraan Giana hilang dalam sekejap.     

Sementara, Yoga masih merasa tidak tenang karena istri dan mantan suaminya hidup sangat dekat satu sama lain. Bagaimana jika cinta di antara mereka bersemi kembali suatu hari nanti? Yoga juga seorang pria yang sangat mementingkan harga dirinya. Dia bisa merebut istri orang lain, tetapi dia tidak bisa membiarkan orang lain merebut istrinya.     

Tiba-tiba Yoga merasa khawatir dan kembali bertanya pada Sean, "Sean, aku dan Giana akan menikah besok lusa. Lalu, kamu datang ke Banten dan bahkan tinggal begitu dekat dengan kami. Apa jangan-jangan kamu ingin mencoba melakukan sesuatu di pernikahan kami? Aku peringatkan padamu, aku tidak akan mengundangmu ke pesta pernikahan kami!"     

Teman-teman Yoga sudah tahu tentang Giana dan mereka semua memuji kecantikannya. Akan tetapi, dia sengaja menyembunyikan fakta bahwa Giana sudah pernah menikah. Karena itu, dia takut Sean akan datang ke tempat pernikahan dan mengungkap masalah itu.     

Giana bisa menebak kekhawatiran Yoga. Dia pun berkata pada Sean, "Sean, kemarilah."     

Jika itu dulu, Sean akan datang ketika Giana menyuruhnya. Tapi, sekarang Sean adalah pacar Chintia. Tentu saja dia tidak akan mendengarkan kata-kata Giana seperti dulu.     

Sean menatap Chintia. Jika pacarnya memberi izin, barulah dia akan mempertimbangkannya.     

Giana mengamuk, "Ada yang ingin kukatakan padamu! Bilang ke pacarmu untuk tidak usah khawatir. Aku tidak akan mengatakan kata-kata cinta padamu!"     

Chintia bisa melihat bahwa Giana ingin membisikkan sesuatu pada Sean dan tidak ingin dirinya mendengarnya, jadi dia pun berkata pada Sean, "Pergilah."     

"Baik."     

Sean berjalan menghampiri Giana, lalu keduanya berjalan ke samping.     

Giana bertanya, "Kenapa kamu datang ke Banten? Apa kamu ingin membuat keributan di pernikahanku seperti saat pernikahanku dan Cahyadi dulu? Kamu ingin mempermalukan keluarga Wangsa-ku? Apa kamu begitu senang jika bisa membalas dendam padaku?"     

Sean tersenyum dan berkata, "Aku tidak kurang kerjaan seperti itu dan tidak pernah berpikir untuk membalasmu. Ditambah lagi, aku tidak pernah berpikir untuk pergi ke pernikahan kalian. Jika aku tidak mendengar kalian mengatakannya, aku sama sekali tidak tahu kalau kalian akan menikah besok lusa."     

'Tapi, aku benar-benar kagum padamu. Baru saja bercerai dariku, kamu sudah secepat itu menikah dengan keluarga konglomerat lainnya dan bahkan membawa anakku," cibir Sean.     

Giana berbisik, "Teman Yoga dan orang tuanya bahkan tidak tahu bahwa aku sudah pernah menikah atau hamil. Jika kamu sengaja ingin mempermalukan suamiku di pernikahan kami, aku sarankan kamu tidak melakukannya! Bagaimanapun juga, kita sudah menjadi pasangan suami istri selama tiga tahun, jadi tolong jangan lakukan ini!"     

Sean benar-benar kehabisan kata-kata.     

Sean menegaskan sekali lagi, "Aku sudah bilang, aku tidak pernah berpikir seperti itu dan tidak akan mungkin pergi ke pernikahan kalian. Jika melihatmu mengenakan gaun pengantin putih dan mendengarmu mengucapkan janji suci, aku pasti akan merasa mual!"     

"Kamu…"     

Giana mengangkat tangannya dan ingin menampar Sean. Namun, dia teringat bahwa dia bukan lagi istri Sean, jadi dia sudah tidak berhak untuk memukul Sean lagi. Apalagi, Chintia berada di sana. Dia takut jika menampar Sean, Chintia akan datang kemari dan menamparnya lagi. Giana juga sedikit takut pada wanita itu.     

"Oke. Terserah saja, asalkan kamu tidak menghancurkan hari baikku!" tukas Giana.     

Pada saat ini, suara wanita yang sangat akrab tiba-tiba terdengar.     

"Giana, apa kamu di sini?"     

Sean, Giana, dan yang lainnya menoleh di saat yang sama. Wanita itu adalah Hilda.     

Hilda adalah sahabat karib Giana. Karena besok lusa Giana akan menikah, tentu saja Hilda harus datang lebih awal.     

Hilda juga baru saja tiba Banten. Giana mengirim lokasinya pada Hilda dan berkata bahwa dia berada di sini untuk membeli tempat tidur. Hilda pun langsung mengemudi ke sini untuk bertemu dengannya.     

Begitu datang dan melihat Giana bersama Sean, sementara Yoga bersama Chintia, Hilda langsung tertegun di tempat.     

"Apa yang… terjadi di sini? Kamu dan Sean… Kenapa bisa bersama?"     

Giana bergegas menghampiri Hilda dan menjelaskan, "Oh, aku dan suamiku ke sini untuk jalan-jalan, lalu tidak sengaja bertemu mereka."     

"Oh… Mengagetkanku saja."     

Hilda mengira Giana si wanita bodoh ini kembali rujuk dengan Sean dan diam-diam berkencan dengan mantan suaminya ini, lalu tertangkap basah oleh Yoga.     

Sean tidak menyapa ketika melihat Hilda. Dia menyadari bahwa Hilda jauh lebih kuyu dari sebelumnya. Menurut kabar yang Sean dapatkan, Hilda dan Robin telah bercerai.     

Sean ingin pergi, tetapi Hilda menghentikannya..     

"Sean!" Hilda datang dan bertanya, "Aku mau tanya, apa aku bercerai dengan Robin karena perbuatanmu? Apa kamu menjelekkanku di depan dia?"     

Masalah ini memang merupakan campur tangan Sean. Bahkan, Mike si pria asing tampan yang membuat Hilda terpesona merupakan orang suruhan Sean.     

Sean tidak menjawab pertanyaan Hilda dan berkata, "Jika kamu sendiri bersih, kamu tidak perlu takut seseorang menjelekkanmu."     

"Aku akan menidurimu…"     

Hilda sangat marah. Begitu kehilangan Robin, dia sudah tidak memiliki jaminan hidupnya. Ditambah lagi, dia tidak akan mungkin bisa menemukan suami sebaik Robin lagi. Amarah pun membuat Hilda bersumpah serapah dan mengatakan kata-kata kotor.     

Plak!     

Begitu mendengar kata-kata terakhir Hilda, Chintia menampar wajah Hilda. Chintia sangat dipenuhi amarah dan menghardik Hilda, "Sean pacarku! Perhatikan kata-katamu!"     

Hilda tahu betapa kuatnya Chintia. Dia menutupi wajahnya dan, merasa sangat diperlakukan dengan tidak adil, berkata, "Kamu… Berani-beraninya kamu masih begitu sombong di Banten!"     

Setelah itu, Hilda menatap Giana dan Yoga dengan wajah memelas.     

Sean tidak ingin keributan ini berlanjut. Mereka juga sudah selesai membeli tempat tidur, jadi sudah tidak ada gunanya lagi tetap berada di sini. Dia pun meraih tangan Chintia dan berkata, "Kita pergi."     

Giana, Hilda, dan Yoga… Dalam pandangan Sean, mereka semua adalah orang-orang yang menyedihkan. Giana kehilangan kesempatannya menjadi menantu keluarga paling misterius di dunia. Hilda bercerai dan ke depannya hanya bisa memelihara gigolo. Sementara, seumur hidup Yoga tidak akan bisa memiliki anak dari darah dagingnya sendiri.     

Sean sudah membalaskan dendamnya kepada mereka bertiga.     

Tiada yang menyangka, Hilda tiba-tiba berkata, "Tidak bertanggung jawab sama sekali. Hanya peduli pada kenikmatan diri sendiri dan kekasihnya. Bahkan, tidak membelikan tempat tidur untuk anaknya sendiri. Benar-benar lelaki bajingan!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.