Ingin Kukatakan Sesuatu

Lebih Baik Aku menjadi Pengemis!



Lebih Baik Aku menjadi Pengemis!

0Sesaat, Yoga bernafsu pada Chintia.     

Chintia lebih tua dari Yoga dan memiliki aura yang begitu kuat sehingga biasanya dia tidak berani berperilaku tidak pantas ketika bertemu dengannya. Tapi, saat ini Chintia sedang sangat kelelahan karena gagal dalam wawancara pekerjaannya seharian.     

Cuaca di Banten sangat panas dan sangat sulit untuk memarkirkan kendaraan. Chintia juga kepanasan hingga sekujur tubuhnya berkeringat. Begitu memasuki mobilnya, Chintia melepas sepatu hak tinggi yang sudah menyiksanya sepanjang hari.     

Melihat Chintia yang sangat kelelahan dan berantakan, Yoga pun berani mengambil keuntungan darinya. Ini juga salah satu bentuk balas dendam Yoga pada Sean.     

Dalam tujuh tahun terakhir, ada banyak pria yang ingin mengambil keuntungan dari Chintia. Begitu dia menatap mata seorang pria, dia langsung tahu apa yang dipikirkan pria itu.     

Jadi ketika Yoga ingin menciumnya, tiba-tiba Chintia membuka pintu mobil dan mendorongnya. Yoga menjadi panik dan buru-buru berteriak, "Ah, ah, ahhh! Kepala, kepala, kepala! Tersangkut! Jangan didorong!"     

Setengah tubuh bagian atas Yoga tergantung di dalam mobil, sementara bagian bawah tubuhnya tergantung di luar mobil. Benar-benar memalukan.     

Chintia mendorong Yoga dan kembali memakai sepatu hak tingginya, lalu keluar dari mobil dan dalam sekejap mendapatkan kembali auranya.     

Yoga keluar dari mobil Chintia, lalu menunjuknya dan berkata dengan marah, "Dasar wanita arogan! Berani-beraninya kamu memperlakukanku seperti ini!"     

Chintia sudah berbelas kasihan pada Yoga. Jika bukan karena Yoga memiliki kakek yang hebat, tadi dia tidak akan mendorong pintu mobilnya, tetapi menampar wajah Yoga.     

Chintia mengamuk, "Yoga, besok kamu akan menikah. Bukannya menemani istri cantikmu itu baik-baik, kamu malah mengikutiku seharian! Kamu benar-benar memiliki banyak waktu luang rupanya!"     

Yoga tersenyum. "Jangan pikir karena aku sibuk dengan pernikahan, maka aku akan membiarkan kalian begitu saja. Kalian sudah tiba di teritoriku dan bahkan tinggal tepat di sebelahku, jadi mana mungkin aku membiarkan kalian hidup dengan tenang!"     

"Chintia, tidak ada masalah di antara kita. Sejujurnya aku sangat mengagumimu. Tidak banyak direktur yang cantik dan cakap sepertimu di seluruh Banten," kata Yoga lagi, lalu menawarkan, "Asalkan kamu putus dengan Sean dan berhenti berhubungan dengannya, aku bisa memperkenalkanmu pada Secepat Kilat Express kami."     

Yoga melanjutkan, "Tentu saja sementara ini kamu tidak bisa menempati posisi sebagai wapresdir, tapi menjadi seorang senior eksekutif bukanlah masalah. Kamu memiliki kemampuan yang cakap, jadi aku percaya bahwa dalam dua tahun, kamu akan memanjat naik sendiri. Bukankah begitu?"     

Secepat Kilat Express adalah perusahaan dengan aset ratusan triliun, jadi Yoga yang saat ini melemparkan tambang emas ke Chintia merupakan suatu godaan besar. Namun, Chintia masih dengan tegas menolak.     

"Aku tidak akan membuat kesepakatan denganmu! Aku hanya ingin menjadi pacar Sean!" tolak Chintia, "Aku tidak harus bekerja untuk orang lain. Aku juga punya uang. Paling-paling aku akan membuka perusahaanku sendiri!"     

Chintia juga seorang wanita triliuner, jadi uang sebesar 200 miliar dapat diambilnya dengan sesuka hati.     

Yoga malah tertawa dan mencibir, "Haha! Membuka perusahaan sendiri? Bagus sekali kalau begitu. Aku akan menunggumu menghabiskan semua uangmu, kemudian membuatmu menjadi gelandangan miskin bersama Sean!"     

"Coba saja. Perusahaan apapun yang kamu buka, bisnis apapun yang kamu lakukan, aku akan menemanimu bermain sampai akhir!" kata Yoga dengan sombong, "Jika kamu mengambil 200 miliar, maka aku akan mengambil 400 miliar untuk menekanmu. Jika kamu mengambil 2 triliun, maka aku akan mengambil 10 triliun untuk menekanmu! Jika kamu mau bertanding siapa yang lebih memiliki uang, aku akan mempermainkanmu sampai mati!"     

Berbisnis pada masa sekarang adalah pertandingan siapa yang bisa membakar lebih banyak uang. Inilah yang dilakukan Sean untuk berurusan dengan perusahaan tempat Cahyadi berinvestasi sebelumnya.     

Selama aku membakar lebih banyak uang daripadamu, aku pasti akan dapat menghancurkanmu.     

Chintia meledak, "Aku tidak percaya bahwa keluarga Liono kalian dapat menutup langit Banten hanya dengan satu tangan! Aku tidak percaya bahwa keluarga Liono kalian tidak memiliki lawan dan musuh! Biar aku beritahu padamu! Bahkan jika akhirnya aku harus mengemis di Banten bersama Sean, aku tidak akan menyerah padamu!"     

Yoga mengacungkan jempol pada Chintia. "Hebat! Kalau begitu aku akan menunggumu berubah menjadi pengemis!"     

Sesudah selesai berbicara, Yoga tertawa terbahak-bahak dan pergi.     

Chintia menata perasaannya, membenahi riasan wajahnya, dan pulang ke rumah.     

———     

Sean sudah pulang dan bahkan sudah menyiapkan makan malam.     

Hari ini Sean pergi ke perusahaan Best Express untuk melamar sebagai seorang kurir biasa dan semuanya berjalan dengan sangat lancar. Perusahaan Best Express juga merupakan perusahaan layanan pengiriman paket terbesar kedua di Indonesia setelah Secepat Kilat Express.     

"Sayang, aku pulang."     

Wajah Chintia penuh senyuman. Dia tidak ingin membiarkan Sean melihat kelelahan dan kesedihannya hari ini.     

Inilah yang terjadi di antara sepasang kekasih. Jika benar-benar mencintai seseorang, maka orang itu tidak ingin pasangannya mengetahui penderitaannya. Terutama, jika pasangannya tidak dapat berbuat apa-apa meski penderitaan ini diungkapkan padanya.     

Ini hanya akan menambah tekanan Sean.     

Sean mencium Chintia dan bertanya, "Bagaimana pekerjaan hari ini?"     

Chintia tidak ingin berbohong pada Sean, tetapi juga tidak ingin dia khawatir. Jadi, dia mengubah topik pembicaraan dan balik bertanya, "Ceritakan tentang dirimu dulu. Bagaimana hari ini? Apa kamu tidak menemui masalah?"     

Sean tersenyum dan membalas, "Apa kamu masih takut Yoga akan mengirim seseorang untuk memukulku di siang bolong? Bahkan jika begitu, pasti aku yang memukulnya! Bajingan ini sudah memfitnahmu sebagai wanita seperti itu di internet sebelumnya dan aku bahkan belum melakukan perhitungan dengannya!"     

Chintia memegang tangan Sean dan berkata, "Lupakan saja. Jangan bicarakan ini. Aku akan mencoba keahlian suamiku dulu!"     

Dalam tiga tahun terakhir, di bawah pengawasan Giana, Sean mengabdikan dirinya untuk belajar memasak makanan yang lezat. Jadi, begitu memakan masakannya, Chintia sangat memuji Sean. Namun setelah makan, Chintia mengatakan bahwa dirinya sangat lelah, lalu pergi tidur lebih awal.     

———     

Di klub malam TAXX, Banten, suara musik memekakkan telinga malam itu. Suara drum yang berdentum kencang dan keindahan kaki jenjang yang mempesona di klub malam terus membuat jantung orang-orang berderu.     

Siapapun yang keluar untuk bermain di klub malam pasti tahu betapa mahalnya meja di sini. Hanya dengan melihat jajaran mobil sport di luar klub, sudah bisa ditebak bahwa semua orang yang ada di sini adalah tiran lokal.     

Di tempat duduk terbaik, Yoga sedang minum-minum dengan beberapa temannya.     

"Kak Yoga, aku tidak menyangka kamu akan menikah secepat ini. Aku kira kamu akan bermain-main sampai dua atau tiga tahun lagi."     

"Haha! Kakak Ipar sangat cantik. Apa kalian belum melihat foto pernikahan? Benar-benar luar biasa!"     

"Sayang sekali. Yoga sudah ditundukkan oleh seorang bidadari. Padahal, hari ini aku berpikir untuk mengadakan pesta lajang sebelum menikah!"     

Yoga minum alkohol dan tetap diam. Semua teman-temannya ini merasa iri padanya. Mereka merasa Yoga sudah bermain-main dan sekarang juga mendapatkan seorang istri secantik bidadari. Tapi, tidak ada yang tahu kesedihan hatinya.     

"Ngomong-ngomong, Kak Yoga, karena kamu sudah menikah, kamu bisa memberikan Maggie padaku, kan?"     

"Benar, benar! Aku juga menyukai bintang muda ini!"     

Lingkaran pertemanan Yoga yang kaya raya tahu bahwa dia sudah tidur dengan Maggie si bintang besar.     

Tiba-tiba Yoga menyahut, "Siapa bilang aku tidak bisa bermain jika aku sudah menikah? Siapa bilang aku sudah ditundukkan Giana? Maggie milikku. Kalian jangan coba-coba merebutnya."     

Teman-teman Yoga pun mulai mendesaknya.     

"Aduh! Aku tidak percaya! Aku lihat kamu cukup takut di depan Kakak Ipar. Jika kamu berani, panggil Maggie ke sini sekarang."     

Yoga berpikir selama beberapa saat. Sekarang Giana sedang berada di Jakarta dan besok pagi-pagi sekali Yoga harus mengemudikan beberapa mobil mewah ke Jakarta untuk menjemput para kerabat.     

"Oke! Aku juga sudah lama tidak mendengar Maggie bernyanyi untukku!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.