Ingin Kukatakan Sesuatu

Sean, Kamu Tidak Bisa Dibandingkan dengan Suamiku!



Sean, Kamu Tidak Bisa Dibandingkan dengan Suamiku!

0Giana tanpa sengaja berbicara terus terang. Sementara, Sean telah lama mengetahui kebenarannya. Sedetik yang lalu, Sean berencana untuk tidak bertengkar dengan Giana demi anak mereka. Tetapi, pada saat ini, apa yang dikatakan Giana benar-benar menjengkelkan.     

Sean menunjuk Giana dan benar-benar mengamuk, "Giana, akhirnya kamu mengaku kalau pernah tidur dengan Cahyadi, kan?!"     

Giana tahu bahwa apapun yang dikatakannya saat ini tidak akan ada gunanya. Namun, sekarang Giana bukan lagi istri Sean, jadi dia pun tidak peduli lagi.     

Giana berkata, "A… Aku akui! Memangnya kenapa?! Ya, hari itu aku tidur dengan Cahyadi di Hotel Raffles!"     

"Kenapa berbohong padaku?!" bentak Sean dengan wajah yang memerah karena amarah.     

Giana mendengus dingin. "Jika aku tidak berbohong padamu, memangnya kamu mau memaafkanku? Kamu begitu berpikiran sempit. Jika aku mengatakan yang sebenarnya padamu, kamu pasti akan membenciku."     

"Aku berpikiran sempit? Apa menurutmu perbuatanmu itu seharusnya dimaafkan?!" tukas Sean.     

Giana menyahut, "Benar! Kamu memang berpikiran sempit! Jika dibandingkan dengan suamiku yang sekarang, kamu pria dewasa yang suka memedulikan hal-hal sepele dan tidak murah hati sama sekali!"     

"Sekarang aku sedang mengandung anakmu, tapi Yoga memperlakukanku dengan sangat baik. Dia bahkan sangat menyayangiku dan merawatku sudah seperti putrinya saja," lanjut Giana, "Jika itu kamu? Huh! Apa mungkin kamu mau menerimaku dan bersamaku yang sedang mengandung anak orang lain?"     

Sean terdiam karena tak bisa berkata-kata.     

Sejak kapan dunia ini mulai membandingkan siapa yang lebih rendah hati dan siapa yang lebih bisa menjilat?! Bahkan jika Yoga melakukan ini, apa itu menunjukkan kalau apa yang diperbuatnya benar? Apa seseorang yang bersikap baik pada wanita pasti benar? Tentu saja juga harus melihat wanita seperti apa dia!     

Terlebih lagi, Yoga bukan orang bodoh. Dia adalah buaya darat. Sementara, Giana yang polos ini hanya bisa melihat penampilan dan tidak bisa melihat hati seseorang.     

Sean berkata, "Oke, aku akui! Aku tidak bisa melakukannya. Tapi, kuperingatkan padamu. Yoga bukan laki-laki yang baik. Sebaiknya kamu tidak jatuh terlalu dalam!"     

Giana menjawab dengan jijik, "Jangan mengatakan yang tidak-tidak tentang suamiku! Suamiku adalah pria terbaik di dunia! Seratus kali, seribu kali, bahkan sepuluh ribu kali lebih kuat darimu! Lebih baik darimu! Lebih murah hati darimu! Kamu tidak bisa dibandingkan dengannya sedikit pun!"     

Setelah selesai berbicara, Giana mengangkat gaunnya dan kembali ke rumah. Baru saja Sean mengatakan bahwa Giana tidak lebih baik dari Chintia dalam segala hal, tetapi sekarang Giana membalas dendam dan mengatakan bahwa Sean tidak sebaik Yoga dalam segala hal. Semua wanita sangat pendendam.     

Setelah berdebat dengan Giana selama beberapa saat ini, suasana hati Sean menjadi sangat sensitif. Dia tidak bisa mengacuhkan kata-kata Giana. Wanita itu masih saja bisa dengan mudah memengaruhi suasana hatinya.     

"Giana, Yoga, kalian berdua pasangan yang sama-sama berselingkuh. Kalian berdua tidak pantas mendapatkan akhir yang baik!"     

Sean mengepalkan tinjunya dan berbalik untuk pergi. Tepat ketika hendak pergi, dia tidak sengaja mendongak ke atas dan tiba-tiba melihat sebuah drone di atas kepalanya sedang menghadap ke arahnya. Sean mengira drone itu mungkin milik Yoga yang sengaja ingin memantaunya dan Giana di luar. Hal itu pun membuatnya sangat marah.     

"Dasar bedebah!"     

Sean memungut batu kecil di halaman dan melemparkannya ke arah drone itu. Batu itu melayang dan langsung membentur drone itu hingga terjatuh ke tanah.     

Brak!     

Sean kemudian berjalan kembali ke rumahnya. Tapi, begitu kembali, dia menerima sebuah pesan. Pesan dari Andy.     

[Andy]: Maaf Tuan Muda, drone itu terlalu dekat dengan Anda sampai membuat Anda marah. Tolong tenang, Tuan!     

Melihat isi pesan itu, Sean yang terkejut pun berseru, "Drone itu milik Andy?!"     

Sean melihat sekeliling, tapi tidak menemukan sosok Andy di sekitarnya.     

"Bukankah Andy di Jakarta? Apa dia datang ke Banten?"     

Sean pun menghubungi Andy. Begitu terhubung, Andy segera meminta maaf pada Sean karena dia dapat melihat dengan jelas dari drone betapa marahnya Sean saat ini.     

"Tuan, maafkan saya!"     

Sean hanya marah pada mantan istrinya. Di depan Giana lah Sean bisa sampai kehilangan kendali. Di depan orang lain, Sean selalu tahu bagaimana untuk mengendalikan emosinya.     

Sean bertanya dengan dingin, "Apa kamu di Banten? Apa yang kamu lakukan di Banten? Apa kamu menggunakan drone ini untuk memantauku?"     

Andy dengan cepat menjawab, "Saya tidak mungkin berani! Drone itu untuk memantau Yoga."     

"Hah?" Sean merasa kebingungan karena dia tidak membiarkan Andy melakukannya.     

Andy menjelaskan, "Karena tahu Anda dan Presdir Chintia ingin pindah ke Banten, saya menduga Yoga si bajingan ini akan merepotkan Anda. Jadi, saya datang untuk memantaunya terlebih dahulu dan melihat apa saya bisa menemukan kejahatan yang dilakukannya."     

Sean merasa Andy sengaja berusaha menyenangkannya sehingga ingin melakukan sesuatu untuknya. Dia bertanya, "Jadi, apa yang kamu dapatkan setelah memantau beberapa hari ini?"     

Andy menjawab, "Orang ini tidak memiliki kebiasaan buruk, jadi untuk saat ini saya belum menemukan sesuatu yang ilegal. Namun, masih ada seorang wanita di belakang Giana, yaitu seorang selebriti bernama Maggie!"     

"Maggie?"     

Sean tercengang. Dia selebriti yang Sean temui di perusahaan Sisilia. Dia juga juru bicara Sisilia Cosmetics.     

Hari itu Sean dan si Maggie ini hanya bertemu sekilas. Penampilannya lumayan, multitalenta, dan masih sangat muda. Karena Sean juga belum pernah mendengarnya bernyanyi atau melihat aktingnya. Dalam hal penampilan, dibandingkan dengan Giana dan Chintia, dia terlihat biasa-biasa saja. Jadi, Sean tidak terlalu terkesan dengan Maggie.     

"Ya, dia memang Maggie. Tadi malam Yoga dan Maggie bertemu. Bahkan mobil Yoga berguncang!" kata Andy.     

Sean mendengus dingin dan berkata pada dirinya sendiri, Giana, Giana. Ini yang kamu sebut sebagai pria terbaik di dunia?! Dia memperlakukanmu seperti putrinya? Dia murah hati? Dia kaya?! Tapi, tahukah kamu bahwa dia bermain-main dengan wanita lain sehari sebelum pernikahan kalian?!     

Awalnya apa yang terjadi pada Giana dan pasangan barunya adalah urusan mereka sendiri dan Sean tidak mau peduli. Namun, Yoga mencari gara-gara dengan Chintia. Sementara, Giana sangat percaya diri dan merasa sudah menikah dengan suami yang baik. Kalau begitu, Sean akan benar-benar menghajar mereka.     

Sean bertanya, "Apa kamu memfoto mereka?"     

Andy tertawa dan menjawab, "Tentu saja, Tuan Muda! Saya sudah menyiapkannya untuk Anda!"     

Andy memberi Sean hadiah yang tidak terduga. Sean yang merasa bahwa Andy sangat setia padanya pun berkata, "Jangan panggil aku Tuan Muda dengan begitu canggung seperti itu. Panggil saja seperti cara Pengurus Fairus memanggilku. Jika ada orang luar, langsung panggil namaku saja."     

"Baik, Tuan Muda Sean!" jawab Andy yang sangat gembira. Dia tahu bahwa itu artinya Sean percaya padanya seperti halnya pada Pengurus Fairus.     

Andy bertanya lagi, "Tuan Muda, haruskah foto-foto itu diekspos sekarang? Maggie adalah bintang besar dengan jutaan penggemar di internet. Jika diekspos, pasti akan memicu pencarian terpanas!"     

Sean bertanya, "Bukankah pernikahan Giana dan Yoga belum resmi diadakan?"     

"Benar. Pernikahannya baru akan dimulai jam 12 siang. Semua tamu ada di hotel," jawab Andy.     

Sean berkata, "Nanti jam 12 siang, ketika mereka mengadakan upacara pernikahan, ekspos foto-foto ini!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.