Ingin Kukatakan Sesuatu

Sayangnya Bukan Kamu yang Menemaniku sampai Akhir!



Sayangnya Bukan Kamu yang Menemaniku sampai Akhir!

0"Saya langsung jatuh cinta pada Yoga saat pertama kali melihatnya dan memutuskan bahwa dia adalah laki-laki di hidup saya!" Giana berkata dengan penuh penghayatan.     

Sandi terus memegang ponselnya untuk merekam sambil memasang senyum jahat di wajahnya dan berpikir, Giana… Giana… Jika bukan karena satu keluarga denganmu dan masih harus mengandalkanmu untuk memajukan keluarga di masa depan, Kakak benar-benar tidak tahan ingin mengungkap kebusukanmu di tempat!     

Tidak ada seorang pun di sini yang tahu bahwa saat itu Giana masih bersuami, jadi semua yang dikatakan Giana pun terdengar sangat romantis.     

Kamu jatuh cinta pada pandangan pertama padaku, sementara aku jatuh cinta pada pandangan pertama padamu. Bukankah ini kisah percintaan yang terindah?     

Terlebih lagi, baik Giana maupun Yoga termasuk dalam kategori yang sangat rupawan. Karena itu, tidak ada yang meragukan kisah mereka berdua yang saling jatuh cinta pada pandangan pertama.     

"Yoga memperlakukan saya dengan sangat baik dan sangat memanjakan saya. Saya belum pernah bertemu laki-laki selembut dia," lanjut Giana.     

Giliran Giana bercerita, "Saya ingat ketika kami bekerja bersama, dia tidak sabar ingin memberitahu saya konsep dan ide desainnya. Selain itu, dia sangat menghormati pendapat saya. Begitu saya punya ide, dia akan begadang semalaman dan menggambarnya. Lama kelamaan, saya tertarik dengan kelembutan dan bakatnya. Akhirnya saya pun berpacaran dengannya."     

Giana merasa kisah cinta mereka berdua sudah cukup dirangkum olehnya. Tetapi, Daniel Mananta selaku pembawa acara masih saja mengajukan pertanyaan lagi.     

"Tadi Tuan Yoga bilang ketika mendesain rumah, dia mendesainnya sebagai sarang cinta masa depan kalian berdua. Karena Nona juga jatuh cinta pada Yoga pada pandangan pertama, apakah Nona pernah membayangkan tempat itu sebagai sarang cinta kalian di masa depan?"     

Giana menggigit bibirnya. Pada saat ini, dia teringat Sean. Dia tidak berani menjawab karena Grand Giana dibangun berdasarkan usulan Sean, jadi tempat ini seharusnya merupakan sarang cintanya dan Sean.     

Namun, di hadapan begitu banyak tamu, Giana hanya bisa mengikuti cerita Yoga dan menjawab, "Benar. Waktu itu, saya juga pernah membayangkan tinggal di sana bersama Yoga di masa depan dan menjalani kehidupan yang manis dan bahagia…"     

Melihat Giana berbicara semakin pelan, Daniel menggodanya, "Sepertinya pengantin wanita kita agak pemalu! Saat baru kenal sudah membayangkan hal-hal seperti ini, tentu saja pihak pengantin wanita akan merasa malu. Oh, iya! Saya masih ada satu pertanyaan lagi! Nama Grand Giana ini benar-benar bagus. Siapa yang mencetuskannya?"     

Lagi-lagi Giana tercengang dan sedikit panik, Sean yang mencetuskan nama ini, tapi mana bisa aku mengatakannya?!     

Giana hanya bisa berbohong lagi, "Saya yang membuatnya sendiri. Nama saya Giana. Saya berharap belahan jiwa saya nantinya orang berbakat yang agung, jadi saya memilih nama ini."     

Pembawa acara mengulurkan tangannya, lalu menunjuk Yoga dan berkata, "Grand," lalu menunjuk Giana dan berkata, "Giana."     

"Grand dan Giana adalah pasangan yang sempurna! Teman-teman, setelah Grand Giana dibangun, apa para hadirin mau ke sana dan mengunjungi istana cinta mereka?"     

Banyak tamu yang menanggapi dan menyahut, "Mau!"     

Sandi menggelengkan kepalanya. "Untungnya, Sean tidak ada di sini. Jika tidak, dia akan membalik meja dengan sangat marah."     

Setelah pembawa acara dan pengantin selesai berbicara, Sandi berhenti merekam dan mengirim video itu ke Sean.     

Lana yang duduk di sebelah Sandi dan melihat ini semua pun bertanya, "Sandi, kamu kirim ke siapa rekaman itu?"     

Sandi tertawa dan menjawab, "Oh, adikku."     

Lana mendengus dingin. "Biarkan Yuana si gadis nakal itu melihat pernikahan elite agar tidak memalukan ketika menikah di masa depan."     

Sekarang Lana dan Jayadi sudah memanjat ke keluarga Liono karena Giana dan lagi-lagi mendapatkan kembali dukungan Nenek Wangsa. Status keluarga mereka pun lebih menang daripada keluarga Jayanata. Karena itu, Sandi bahkan harus menghormati mereka berdua dan sering digunakan sebagai pelayan oleh mereka.     

Betapa Sandi mengharapkan bahwa pengusiran Sean dari keluarga besarnya palsu, kemudian Sean menikahi adik perempuannya. Dengan begitu, Sandi tidak perlu menerima kemarahan keluarga Giana.     

Selanjutnya, acara pernikahan pun tiba di bagian paling ditunggu-tunggu, yaitu janji suci.     

Ini bagian yang paling menjijikkan bagi Sean. Setiap mempelai mengatakan, "Saya bersedia." Namun, begitu pasangannya menjadi tua, jelek, dan tidak punya uang, tidak akan ada yang mau berbagi suka dan duka. Sesudah itu, mereka akan saling berebut mengajukan perceraian.     

Tahun lalu, tingkat perceraian nasional adalah 63% dan termasuk angka tertinggi di dunia. Jadi, janji suci semacam ini hanyalah sebuah lelucon. Sean memutuskan bahwa ketika menikah lagi nanti, dia tidak akan pernah membiarkan pembawa acara menanyakan pertanyaan ini.     

"Yoga Liono, apa Anda bersedia menikahi Giana Wangsa, merawatnya dan mencintainya, bahkan jika dia menjadi tua dan tidak lagi muda, apa Anda bersedia untuk melindunginya dan menghabiskan seumur hidup Anda bersamanya?"     

Di dalam hatinya, Yoga masih memiliki rencana tidak bermoral yang sudah direncanakannya, tapi dia tetap menjawab, "Saya bersedia!"     

"Giana Wangsa, apakah Anda bersedia menikahi Yoga Liono dan menemaninya sepanjang hidup Anda, tidak peduli miskin maupun kaya, apakah Anda menggandeng tangannya dan tidak melepaskannya?"     

Giana perlahan membuka bibirnya yang indah hingga sepertinya bisa mendengar napasnya sendiri. Entah mengapa, pada saat ini, lagi-lagi dia teringat Sean.     

Adegan yang sangat tidak asing. Terakhir kali ketika Giana menikahi Cahyadi, dia ditanyai pertanyaan yang sama. Namun, di depan semua tamu saat itu, dia menjawab, "Saya tidak bersedia!" Tidak hanya itu, Giana juga melemparkan dirinya ke pelukan Sean. Seluruh acara pernikahan pun langsung menjadi di luar kendali.     

Ada perasaan sedih di hati Giana. Dia hanya bisa membatin, Sean, aku sangat mencintaimu. Sayangnya, tetap saja bukan kamu laki-laki yang berjalan denganku sampai akhir. Kalau saja kamu tidak dikeluarkan dari keluarga besar, kita akan bisa hidup bahagia selamanya. Hah…     

Giana merasa sedikit emosional. Kemudian, dia memandang Yoga dan perlahan-lahan menjawab, "Saya… bersedia!"     

Para hadirin langsung bertepuk tangan meriah. Yoga dan Giana pun saling berciuman di atas panggung.     

Di detik berikutnya, banyak ponsel para hadirin menerima notifikasi berita. Sebuah berita yang memicu kekacauan.     

Sandi menyalakan ponselnya dan terkejut hanya dengan melihat notifikasi berita, 'Maggie bersama Tuan Muda Konglomerat, Mobil Bergoyang Tengah Malam!'     

Begitu membuka notifikasi itu, hal yang pertama terlihat adalah foto Maggie berjalan dengan seorang pria sambil berpegangan tangan di jalan. Pria itu adalah mempelai pria hari ini, Yoga Liono. Pada foto berikutnya, keduanya berada di bagian belakang mobil.     

Tidak hanya foto, terdapat juga video, meskipun gambarnya tidak begitu jelas setelah mereka berdua masuk ke mobil. Tetapi, jika seorang pria dan seorang wanita terlihat sembunyi-sembunyi masuk ke mobil dan baru keluar setengah jam kemudian, apa yang mereka lakukan tidak perlu ditebak lagi.     

Setelah berita panas ini, masih ada berita yang menjadi topik pencarian panas lainnya, 'Yoga Tuan Muda Konglomerat!'     

Yoga juga masuk ke berita di internet dan disebutkan bahwa dia menikah hari ini. Setelah melihat berita ini, banyak warganet yang mulai memakinya.     

[Si Yoga ini benar-benar tidak tahu malu! Hari ini menikah, tapi kemarin malam masih saja berbuat mesum di dalam mobil! Kasihan sekali mempelai wanitanya!]     

[Ahhhh!! Si Yoga ini tidur dengan bidadariku! Aku akan membunuhnya!!!]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.