Ingin Kukatakan Sesuatu

Wenardi Hendarto yang Berniat Buruk!



Wenardi Hendarto yang Berniat Buruk!

0Wenardi berusia empat puluhan tahun. Meskipun begitu, dia tidak botak ataupun berperut buncit. Dia memakai kacamata dan terlihat seperti pria yang lembut.     

Chintia masuk sambil tersenyum dan berinisiatif untuk menjabat tangan Wenardi. "Wapresdir Wenardi, lama tidak berjumpa."     

"Lama tidak berjumpa."     

Wenardi juga segera mengulurkan tangannya dan menjabat tangan Chintia. Ketika merasakan kelembutan tangan Chintia yang ramping, Wenardi menolak melepasnya untuk waktu yang lama dan matanya terus menatap Chintia.     

"Chintia, lagi-lagi kamu semakin cantik."     

Sebelumnya mereka berdua pernah bertemu di sebuah forum di Toronto. Saat itu, asma Wenardi kambuh dan dia tidak memiliki obat. Begitu melihatnya, Chintia yang hanyalah orang tak dikenal membuatkan Wenardi secangkir kopi panas dan menyelamatkan hidupnya.     

Sejak saat itu, Wenardi jatuh cinta pada Chintia. Tetapi, bagi Chintia, itu hanya hal sepele. Dia memang selalu memperlakukan banyak pria dengan sangat baik, terutama pria setingkat direktur.     

Setelah Chintia datang ke Banten, alasan mengapa dia baru mendatangi Wenardi di akhir adalah karena dia tahu pria itu amat sangat memiliki pemikiran lain tentangnya. Jika bukan karena sudah terpojokkan oleh Yoga, Chintia sama sekali tidak ingin bertemu dengan orang ini karena bagaimanapun juga, sekarang Chintia sudah punya pacar.     

"Terima kasih, Wapresdir Wenardi, atas pujian Anda. Penampilan Wapresdir Wenardi juga terlihat jauh lebih baik."     

Chintia membenahi rambutnya.     

Wenardi tetap memegang tangan Chintia. Tidak hanya itu, dia bahkan juga mengulurkan tangannya yang lain dan memegang tangan Chintia dengan kedua tangannya secara bersamaan sambil berkata, "Aku sangat merindukan hari-hari ketika bermain ski denganmu di Kanada tiga tahun yang lalu. Apa kamu masih ingat? Saat itu, kamu tidak tahu cara bermain ski. Aku memelukmu dari belakang dan mengajarimu langkah demi langkah seperti belajar berjalan."     

Wajah Chintia terlihat canggung. Ingatan indah Resor Ski Danau Louise terlintas di benaknya. Hutan, danau, dan pemandangan indah yang tertutup salju. Sejak diajari bermain ski oleh Wenardi saat itu, Chintia telah jatuh cinta dengan permainan ini dan selalu bermain ski setiap musim dingin.     

Kali ini Chintia datang untuk mengajukan permintaan pada Wenardi, jadi dia pun tidak merasa enak untuk menarik tangannya.     

Chintia pun berkata sambil tersenyum, "Kemampuan Wapresdir Wenardi dalam bermain ski selevel dengan atlet profesional, jadi mana mungkin saya bisa lupa? Sekarang saya sudah datang ke Banten, jadi kita bisa pergi bermain ski di Hokkaido saat musim dingin."     

Wenardi tersenyum bahagia. "Oke! Kita pergi ke Hokkaido bersama!"     

"Hm… . Begini… Apa Anda tidak mempersilakan saya duduk?" tanya Chintia dengan canggung.     

"Oh! Salahku, salahku! Cepat, silakan duduk," kata Wenardi.     

Wenardi yang sudah tahu Chintia akan datang pun sudah menyeduh teh dan bahkan meminta bawahannya untuk membeli sofa merah kecil untuk diduduki Chintia. Selain itu, terdapat juga bantal dan bunga yang sangat melambangkan cinta.     

Setelah Chintia duduk, Wenardi bertanya, "Sudah berapa lama kamu berada di Banten?"     

Chintia menjawab, "Baru saja tiba beberapa hari."     

"Aku dengar kamu sudah melamar ke banyak perusahaan? Kenapa kamu tidak mendatangiku terlebih dulu?" tanya Wenardi.     

Chintia tahu niat Wenardi terhadapnya. Pria ini bahkan berbeda dari pria lainnya.     

Meskipun direktur lainnya juga memiliki niat terselubung terhadap Chintia, kebanyakan dari mereka akan menyembunyikan perasaannya di dalam hati saja. Tapi, Wenardi berbeda. Niatnya yang menyukai Chintia sepenuhnya tertulis di wajahnya. Siapapun bahkan bisa melihatnya. Ini membuat Chintia tidak terlalu nyaman.     

"Bukankah sekarang saya sudah datang?" balas Chintia sambil tersenyum.     

Wenardi berkata, "Presdir sedang tidak berada di Banten, jadi beliau tidak bisa bertemu denganmu. Harus kusampaikan padamu sebelumnya bahwa posisi wapresdir di perusahaan kami juga sangat sulit untuk diberikan padamu."     

Best Express merupakan perusahaan besar dengan nilai pasar puluhan triliun, jadi posisi sebagai wakil presiden direktur bukanlah sesuatu yang bisa dijabat seenaknya.     

Chintia berkata sambil tersenyum, "Wapresdir Wenardi, saya tidak ingin menjadi wapresdir. Saya hanya ingin melamar sebagai manajer departemen manapun. Saya belum pernah bekerja di bidang ini sebelumnya. Saya perlu belajar lebih banyak dan pengalaman lebih banyak di posisi yang berbeda."     

"Manajer departemen?" Sekarang giliran Wenardi yang tertawa, "Kamu adalah presdir Grup Citra Abadi yang agung! Jika kamu ke sini dan hanya menjadi manajer departemen saja, bukankah itu keterlaluan?"     

Chintia tersenyum dan menjawab, "Kalau begitu, saya anggap Anda menerima saya."     

Pada saat ini, wajah Wenardi menjadi serius. Chintia pun menyadari bahwa ada yang salah dengan ekspresi Wenardi. Dia tahu bahwa membuat dirinya menjadi manajer kecil pun bahkan tidak akan semudah itu.     

Chintia bertanya terus terang, "Apakah Anda tahu masalah tentang saya dan keluarga Liono?"     

Wenardi mengangguk. "Keluarga Liono sudah memberitahu saya sebelumnya dan menyuruh kami untuk tidak menerimamu jika kamu datang ke sini. Meskipun Best Express kami dan Secepat Kilat keluarga Liono adalah pesaing, hubungan kami secara pribadi sama sekali tidak buruk. Selain itu, presdir kami tidak sebanding dengan kekuasaan keluarga Liono di Banten."     

Chintia menunduk kecewa. "Baiklah, tidak perlu dibicarakan lagi. Saya sudah paham."     

Setelah selesai berbicara, Chintia bangkit dan berkata, "Maaf sudah mengganggu Anda, Wapresdir Wenardi. Silakan lanjutkan pekerjaan Anda. Saya pergi dulu."     

Chintia sudah melakukan ini lebih dari sepuluh kali dalam 24 jam terakhir. Gerakannya sudah sangat terlatih dan menyedihkan.     

Tepat ketika Chintia hendak pergi, Wenardi meraih tangannya dan berkata, "Chintia, jangan pergi dulu. Aku tidak bilang bahwa aku tidak akan mempekerjakanmu."     

"Aku tidak takut menyinggung keluarga Liono! Aku akan membiarkanmu memasuki manajemen Best Express kami, kemudian aku akan membantumu menggantikan Anthony sebagai wapresdir dan sekretaris dewan direksi kami!" kata Wenardi.     

Chintia sangat terkejut dan tersentuh. "Benarkah?"     

Sebenarnya Chintia tahu bahwa hubungan Wenardi di dunia politik relatif sulit. Dia tidak perlu takut dengan pembalasan keluarga Liono.     

Wenardi mengangguk, tetapi berkata, "Tapi, aku punya satu syarat."     

Chintia mendadak berhenti tersenyum karena dia sudah bisa menebak apa syarat Wenardi.     

Wenardi berkata, "Chintia, kamu juga tahu bahwa sejak aku bertemu denganmu di Toronto tiga tahun lalu, aku sudah jatuh cinta padamu. Dulu kita berada di tempat yang berbeda. Sekarang kamu sudah datang ke Banten. Ke depannya, kita berada di perusahaan yang sama dan bisa bersama setiap hari. Jadi, aku harap hubungan kita berkembang lebih lanjut. Selama kamu bersedia menjadi wanitaku, aku akan setuju untuk membantumu. Bagaimana menurutmu?"     

Chintia tidak menyangka bahwa Wenardi akan menggunakan cara ini untuk memerasnya dan memaksanya tunduk padanya. Dia pun segera menolak, "Wapresdir Wenardi, Anda sudah punya istri dan saya punya pacar. Kita tidak boleh berbuat seperti ini."     

Wenardi berkata dengan menggebu-gebu, "Selama kita tidak mengatakannya dan menyimpan rahasia dengan baik, siapa yang akan tahu? Aku adalah wapresdir dan kamu juga akan menjadi wapresdir. Kita berdua akan memiliki ruang kantor sendiri, jadi tidak ada orang yang akan masuk sembarangan. Kita bisa melakukan apapun yang kita inginkan di kantor."     

"Begitu juga saat melakukan perjalanan bisnis. Pacarmu tidak akan mengikutimu. Aku juga bisa keluar bersamamu dengan identitasku sebagai rekan kerja. Kita melakukannya dengan jujur dan terbuka. Jadi meski pacarmu dan istriku menyelidikinya, mereka tidak akan menemukan apapun!" lanjut Wenardi.     

Wenardi tampaknya sudah membuat rencana untuk masa depan. Dia merencanakan dengan hati-hati untuk memiliki hubungan percintaan tersembunyi bersama Chintia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.