Ingin Kukatakan Sesuatu

Bertaruh Putus dalam Setengah Tahun!



Bertaruh Putus dalam Setengah Tahun!

0Julius adalah pria yang cerdas, bijaksana, berpengalaman, dan dewasa. Dia tahu bahwa saat ini Chintia sudah bukan lagi gadis kecil yang dipelihara dan patuh padanya seperti dulu.     

Dalam tujuh tahun terakhir, Chintia sudah berubah dari seorang gadis kecil menjadi presiden direktur wanita paling cantik di Jakarta. Entah berapa banyak bos miliarder yang sudah dipermainkannya.     

Julius ingin memaksa Chintia untuk menikah dengannya? Dengan karakternya yang sekarang, Chintia tidak akan mungkin mau bertindak seperti itu.     

Ditambah lagi, Julius sudah memasuki usia lima puluhan. Dia tahu betul dirinya tidak dapat lagi memuaskan Chintia dalam beberapa aspek dan jauh tertinggal dibanding seorang pemuda berusia dua puluhan.     

Daripada membiarkan Chintia melakukan kesalahan setelah menikah dan berselingkuh dari dirinya, Julius lebih baik membiarkan Chintia bermain sesuka hatinya dengan pria sebayanya. Dengan begitu, nantinya Chintia tidak akan membayang-bayangkan seperti apa menjalin hubungan dengan pria sebayanya lagi.     

Chintia mendapati Julius benar-benar berubah dan juga menjadi lebih menghormatinya.     

Tujuh tahun yang lalu, jika Julius tahu Chintia memiliki pria lain, dia pasti akan menggunakan berbagai cara untuk melenyapkan pria itu dan membuatnya meninggalkan Chintia.     

"Setelah setengah tahun, aku masih akan mengatakan hal yang sama. Aku tidak merasa hubunganku dengan Sean tidak akan bisa bertahan sampai setengah tahun," kata Chintia.     

Julius tersenyum menghina. "Kamu terlalu percaya diri! Chintia, mungkin saat ini kamu merasa menghidupi laki-laki adalah hal yang sangat membanggakan. Tapi, tidak akan lama lagi, kamu akan memandang rendah dirinya, membencinya, dan cintamu padanya secara bertahap akan memudar. Jika tidak percaya, kita bisa bertaruh. Aku yakin kalian akan putus dalam waktu setengah tahun dan kamu lah yang akan lebih dulu memutuskannya."     

Chintia sendiri sangat keras kepala. Untuk pertama kali dalam hidupnya, kali ini dia ingin serius dalam menjalin hubungan.     

"Oke. Aku berani bertaruh denganmu bahwa aku tidak akan putus dengan Sean dalam setengah tahun!"     

Julius menunjukkan senyum percaya diri di wajahnya, seolah-olah dia sudah memenangkan taruhan ini.     

"Jika tidak ada hal lainnya, aku sudah ingin pulang. Sebentar lagi pacarku akan pulang kerja. Aku ingin pulang dan memasak untuknya."     

Chintia mengangkat pergelangan tangan kirinya dan melihat jam.     

Meskipun tidak bertemu selama tujuh tahun, bagaimanapun juga Chintia adalah seseorang yang sudah punya pacar. Dia tidak ingin berlama-lama dengan pria yang pernah memeliharanya di masa lalu.     

Ketika Julius mendengar Chintia akan memasak untuk Sean, kecemburuan memenuhi hatinya. Itu karena selama tiga tahun Julius memelihara Chintia, Chintia tidak pernah memasak untuknya. Waktu itu Chintia belum mahir memasak. Ini merupakan keterampilan yang baru dikembangkan Chintia setelah datang ke Jakarta.     

"Apa pekerjaannya?" tanya Julius.     

Sangat jelas bahwa Julius tidak mencari informasi tentang pacar kecil Chintia dengan begitu jelas. Berdasarkan level seorang Julius, tentu saja dia sepenuhnya meremehkan saingan cinta atau apalah itu. Dia sama sekali tidak menganggap Sean sebagai suatu masalah.     

"Dia… . kurir pengantar paket," jawab Chintia yang sedikit malu untuk mengatakannya.     

Julius lagi-lagi tersenyum menghina. "Sepertinya tidak akan memakan waktu setengah tahun, tapi tiga bulan sudah cukup. Chintia, aku benar-benar tidak menyangka kamu akan menjadikan seorang kurir pengantar paket sebagai pacarmu."     

Chintia tidak ingin Julius memandang rendah Sean seperti ini. Dia pun menjelaskannya demi Sean, "Pacarku bukan seseorang tidak berguna seperti yang kamu pikirkan! Dia berasal dari keluarga konglomerat dan dulunya pernah menjadi presdir Grup Citra Abadi sekaligus bosku!"     

Presiden direktur Grup Cita Abadi? Sebutan seperti ini mungkin dapat menakuti orang-orang seperti Sisilia. Namun, di mata Julius yang merupakan seorang presiden direktur dengan kekayaan ratusan triliun, itu hanyalah seseorang yang tidak berguna. Sementara mengenai asalnya dari keluarga konglomerat, Julius sudah lebih banyak melihatnya hingga muak.     

Julius masih mencibir, "Apa gunanya bagi seorang pria untuk melihat kejayaan masa lalunya? Jika dia benar-benar memiliki kemampuan, meski sekarang tidak punya uang, dia seharusnya bisa menggunakan uangmu untuk berbisnis dan mengembalikan masa kejayaannya!"     

"Tapi, apa yang dia lakukan? Mengantar paket! Sebuah profesi yang tidak membutuhkan kemampuan khusus dan tidak ada apapun yang bisa dipelajari dari pekerjaannya! Apakah menurutmu dengan dia menjadi kurir pengantar paket, dia bisa berhasil menjadi bos industri pengiriman kilat?" cerca Julius.     

Chintia menggigit bibirnya dan mengepalkan tangannya, tidak tahu harus bagaimana membantah Julius.     

Sejujurnya, Chintia tidak tahu mengapa Sean ingin menjadi kurir pengantar paket. Dia sendiri juga tidak ingin pacarnya melakukan pekerjaan ini. Namun, Sean bersikeras untuk melakukannya, sementara Chintia juga tidak ingin ikut campur.     

Julius tidak ingin mengucapkan terlalu banyak kata yang menghina Sean agar tidak membuat dirinya sendiri kehilangan nafsu makan.     

"Ngomong-ngomong soal industri pengiriman kilat, malam ini aku mengundang Yuangga dari Secepat Kilat Express untuk makan malam bersama. Kamu pergi bersama denganku saja," kata Julius.     

Mendengar nama Yuangga, Chintia sedikit terkejut dan langsung bertanya, "Apa kamu kenal dengan Yuangga?"     

Chintia telah bersama Julius selama tiga tahun dan setiap kali pria itu melakukan pembicaraan bisnis, Chintia akan ikut dengannya. Namun, dalam tiga tahun itu, Julius tidak pernah berurusan dengan keluarga Liono.     

Julius menjawab, "Lima tahun yang lalu, aku berkenalan dengannya dan langsung cocok. Suatu kali, ketika selesai bekerja sama dan menghasilkan banyak uang, kami minum-minum bersama dan memutuskan untuk bersahabat."     

"Oh." Chintia tidak pernah menyangka sekarang Julius memiliki hubungan yang begitu baik dengan Yuangga.     

Julius menjelaskan, "Kali ini aku mengundangnya makan malam untuk menyelesaikan masalah di antara dirimu dan pacarmu. Nanti malam ikutlah denganku. Saat makan, aku akan mengenalkan kalian. Jika kamu bersulang dengannya, masalah ini pasti akan berakhir dan bocah keluarga Liono itu tidak akan berani mengusikmu lagi."     

Chintia tidak meragukan kekuasaan Julius. Dia telah mengikuti Julius selama tiga tahun dan sangat tahu dengan jelas bahwa pria ini sama sekali bukan seseorang yang suka membual.     

Ada banyak bos yang suka menyombongkan diri, koneksi, dan kekuatan mereka. Meskipun sudah mengatakan akan membereskan masalah, pada akhirnya sama sekali tidak seperti demikian. Tapi, Julius berbeda. Jika dia bilang masalah ini akan selesai dengan cara bersulang, maka akan terjadi seperti itu.     

Tetap saja, Chintia ragu-ragu ingin makan dengan Julius atau tidak.     

"Kamu tidak sedang mempertimbangkan ini untuk dirimu sendiri, tapi juga demi pacar kecilmu itu, kan? Di Banten, keluarga Liono begitu kuat. Apa kamu tidak takut suatu hari pacarmu mengalami celaka saat sedang mengantar paket?" tanya Julius.     

Kata-kata Julius membuat Chintia khawatir. Meskipun Sean memahami seni bela diri dan dua tiga orang tidak bisa mendekatinya, tidak akan mudah baginya untuk bersembunyi dari senjata yang tersembunyi. Jika keluarga Liono benar-benar ingin membunuhnya, Sean pasti akan berada dalam masalah.     

"Oke. Aku ikut. Jam berapa dan di mana?" tanya Chintia.     

"Jam tujuh di ruang nomor 51 Nine Room Hall. Dulu aku pernah membawamu ke sana untuk urusan bisnis," kata Julius mengingatkan.     

Chintia pun mengingatnya. "Oh, itu restoran pribadi yang sangat rahasia. Aku tahu. Kalau begitu, aku akan pulang dulu dan tiba di sana tepat waktu."     

"Baiklah kalau begitu." Julius tidak memaksanya.     

Chintia turun dari mobil Julius dan mengendarai Porsche-nya kembali ke Emerald Ville.     

Begitu tiba di rumah, Chintia langsung pergi ke dapur dan membuat dua lauk dan satu sup. Setelah selesai memasak, dia melihat waktu, lalu melepas celemeknya dan mengirimi Sean pesan suara di Whatsapp.     

"Sayang, aku ada pertemuan makan malam sebentar lagi, jadi aku tidak makan di rumah. Aku sudah memasak untukmu. Jika sudah pulang kerja, langsung pulang dan makan saja. Aku cinta kamu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.