Ingin Kukatakan Sesuatu

Chintia Tidak Berkhianat!



Chintia Tidak Berkhianat!

0Di ruang tamu rumah yang megah, selain robot penyapu pintar yang sepenuhnya otomatis dan berputar ke sana kemari tanpa kemampuan melihat, segala sesuatunya setenang mata air di lembah.     

Pernyataan Chintia menegaskan bahwa informasi yang dibawa oleh Giana akurat dan barusan Chintia memang bersama mantan kekasihnya. Menurut Giana, Chintia akan memilih untuk menikahi mantan kekasihnya itu dan mencampakkan Sean.     

Seperti yang dijanjikan oleh Chintia, dia bukanlah wanita yang akan membohongi pasangannya dan menyembunyikan sesuatu dari Sean seperti Giana. Jika dia benar-benar melakukan kesalahan pada Sean, dia pasti akan mengakui, lalu mengusulkan untuk putus.     

Sean tahu kepribadian Chintia. Dia menebak bahwa Chintia akan meminta maaf di detik berikutnya, mengatakan bahwa dia melakukan sesuatu yang bersalah pada Sean, kemudian meminta putus dengan Sean.     

Awalnya Sean sudah menemukan cara untuk meresponsnya. Dia akan menerima semua ini dengan tenang dan setuju untuk putus. Kemudian, suatu hari setelah Chintia putus dengannya, dia akan membuat Chintia melihat kekuatannya yang sebenarnya dan menunjuk ke gedung perusahaan Best Express sambil berkata padanya, Tempat ini tadinya untukmu!     

Jika semua itu benar terjadi, Sean akan membuat Chintia menyesal sudah putus dengannya, seperti yang pernah dialami Giana. Namun, saat ini dia tidak bisa tenang.     

Meskipun Giana, mantan istrinya yang seperti bidadari, sudah diterkamnya dengan buas di kamar selama setengah jam, pada saat ini Sean sama sekali tidak memikirkan kenangan-kenangan lama tentang Giana.     

Giana tidak bisa lagi menempati hati Sean karena Chintia sudah menempati posisinya. Sean benar-benar jatuh cinta pada wanita yang lebih tua dari dirinya ini.     

Saat ini, Sean mengingat kenangan mereka berdua yang tak terhitung jumlahnya di benaknya.      

Ketika Chintia melihat Sean untuk pertama kalinya, dia berlutut di hadapannya dengan sangat ketakutan. Ketika Sean mengundurkan diri sebagai presiden direktur Grup Citra Abadi, Chintia menangis. Ketika Sean masuk penjara karena memukul orang, Chintia sudah seperti istrinya yang sibuk meminta bantuan orang dalam. Setelah datang ke Banten, Chintia menghabiskan uang untuk membeli sebuah rumah dan berkata pada Sean, "Aku yang akan menafkahimu."     

Sean tidak ingin kehilangan pacar yang sebaik ini.     

"Aku dan dia…" Chintia berbicara perlahan. Namun, Sean tidak membiarkannya selesai berbicara dan langsung memeluknya. Chintia yang terlihat menawan dengan piyamanya pun terkejut hingga merinding.     

Sean memeluk Chintia dengan erat, kemudian terlebih dulu berkata dengan penuh emosional, "Jangan katakan lagi. Aku tidak ingin mendengar apa yang terjadi padamu dan dia."     

"Chintia, jangan tinggalkan aku," pinta Sean, "Aku bisa memberimu apa yang bisa laki-laki itu berikan padamu. Dengan susah payah aku jatuh cinta dengan seseorang lagi. Aku tidak ingin kehilanganmu seperti ini…"     

Ini adalah pertama kalinya Sean memohon dengan penuh cinta di depan Chintia. Chintia benar-benar linglung. Dia tidak tahu mengapa Sean berkata seperti ini. Jelas arti dari perkataan Sean barusan adalah meskipun ada sesuatu yang terjadi pada Chintia dan Julius barusan, Sean tidak ingin tahu dan tidak peduli. Sean hanya ingin terus bersama Chintia!     

"Ya Tuhan…" Begitu Chintia memahami apa maksud Sean, dia meneteskan air mata. Dia tidak menyangka Sean begitu mencintainya. Chintia tersenyum sambil menangis dan berkata, "Bodoh. Omong kosong apa yang kamu katakan? Kenapa aku mau meninggalkanmu?"     

Sean mundur dan menatap Chintia, lalu bertanya, "Bukankah kamu ingin putus denganku?"     

Chintia tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis lagi.     

"Kenapa aku harus putus denganmu? Aku sangat mencintaimu! Butuh waktu lama bagiku untuk mendapatkanmu. Bagaimana mungkin aku putus denganmu?"     

"Tapi, kamu dan pria itu…" Sean tidak paham.     

Apa jangan-jangan perkataan Giana bahwa Chintia akan mencampakannya itu adalah bohong? Masalah tentang Chintia dan Julius yang akan menikah juga bohong?     

Chintia menjelaskan, "Jadi begini. Saat aku keluar dari Booktown tadi sore hari, kebetulan aku bertemu dengannya. Dia mendengar bahwa aku menjadi target keluarga Liono."     

"Kebetulan dia dan Yuangga bersahabat dekat dan sudah seperti saudara. Hubungan mereka sangat baik, jadi dia secara khusus datang ke Banten untuk membantuku berdamai dengan keluarga Liono. Tadi aku makan malam dengannya dan keluarga Liono. Yoga sudah berjanji tidak akan menyusahkan kita lagi," lanjut Chintia.     

"Sean, aku tahu seharusnya aku membicarakan masalah ini denganmu lebih dulu. Bagaimanapun, laki-laki itu adalah mantanku. Kamu pasti merasa tidak nyaman membiarkannya membantuku. Tapi, saat ini hanya dia yang benar-benar bisa menyelesaikan hubungan kita dengan keluarga Liono. Keluarga Liono sangat kuat, jadi aku sangat khawatir jika terjadi sesuatu padamu di Banten…"     

Kekhawatiran Chintia benar-benar masuk akal. Jika Yoga memberitahu ayah dan kakeknya tentang kemandulannya, Sean memperkirakan bahwa setiap berangkat kerja, setidaknya dia akan mengalami tiga kali percobaan pembunuhan setiap harinya.     

Sean bertanya, "Dia berinisiatif untuk menemuimu, bukan kamu yang memohon padanya?"     

Poin ini lagi-lagi berbeda dari apa yang dikatakan Giana.     

"Bagaimana mungkin aku memohon padanya?" jawab Chintia, "Bukannya itu akan membuatmu marah? Aku sudah pernah bilang. Meskipun harus menjadi pengemis di Banten, aku juga tidak peduli!"     

Kesedihan Sean akhirnya jauh mereda. Ternyata pria tua itu yang berinisiatif untuk mendekati Chintia. Chintia tidak berinisiatif untuk melakukan apapun.     

Sean tidak lagi menerka-nerka dan langsung bertanya padanya, "Lalu, kenapa kamu tidak menjawab saat tadi aku meneleponmu? Saat aku menelepon lagi, kamu mematikan ponselmu. Waktu itu… Kamu sedang apa?"     

"Kamu meneleponku? Aku tidak tahu," jawab Chintia, "Aku selalu meletakkan ponselku di meja. Aku juga tidak tahu kapan ponselku mati. Aku pikir baterainya habis… Oh, aku tahu! Mungkin Yoga yang melakukannya! Dia selalu mengajakku bersulang!"     

Chintia mengangkat tangan kanannya dan bersumpah, "Sayang, percayalah. Tadi selama makan malam, aku tidak hanya berdua dengannya, tapi juga ada Yuangga, Fendy, dan Yoga. Selain makan bersamanya, aku tidak melakukan hal lainnya. Aku bersumpah demi Tuhan!"     

Sean meraih tangan Chintia yang ramping dan berkata sambil tersenyum, "Aku percaya padamu."     

Sean tahu bahwa Chintia bukanlah wanita seperti Giana. Dia tidak akan mengkhianati Sean.     

Setelah kebenaran terungkap, Sean sangat senang. Tapi, setelah merasa senang, dia jadi merasa sangat bersalah. Itu karena barusan dia mengira Chintia telah melakukan sesuatu yang bersalah padanya, kemudian dengan mantan istrinya....     

Untungnya Giana sedang hamil dua bulan. Di awal kehamilan, perilaku gila mereka berdua akan menyebabkan risiko keguguran. Oleh karena itu, kegilaan Sean dan Giana pun tertahan. Ini mungkin satu-satunya hal yang membuat Sean merasa beruntung. Jika Giana tidak hamil, dia akan benar-benar bersalah pada Chintia.     

Ketika memikirkan kejadian saat bersama Giana, Sean tetap tidak memberitahu Chintia.     

Perasaan Sean untuk Chintia tidak berubah. Jika dia mengatakannya, itu hanya akan membuat Chintia sedih. Sean diam-diam bersumpah akan memberi kompensasi pada Chintia di masa depan dan pasti akan memperlakukannya dua kali lebih baik dari sekarang.     

Sean kembali tersadar dan bertanya lagi, "Kamu belum melihatnya selama tujuh tahun, bukan? Bagaimana perasaanmu ketika kita bertemu dengannya lagi?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.