Ingin Kukatakan Sesuatu

Om Julius Sangat Tampan!



Om Julius Sangat Tampan!

0Sikap Julius yang tidak menghormati Sean seperti ini membuat Chintia sangat tidak senang. Menurut kesan Chintia selama ini, Julius bukanlah orang yang tidak beretika seperti ini. Mungkinkah Sean sudah membuatnya merasa rendah diri?     

Chintia berkata, "Presdir Julius, pacarku tahu kamu sudah membantuku. Dia juga tahu kamu memiliki status yang tinggi. Karena khawatir membuatmu tidak nyaman, dia berusaha melakukan yang terbaik dengan menyewa kapal pesiar paling mahal di dunia untuk mengundangmu makan malam dan mengucapkan terima kasih padamu. Jika kamu tidak menghormatinya seperti ini, di mana etikamu sebagai presdir dari perusahaan ternama?"     

Julius tampak muram, lalu memandang Sean dan berkata, "Sean, karena kamu sangat hebat dan bahkan bisa menyewa kapal pesiar Bill Gates, kenapa kamu tidak mengambil tindakan apapun ketika keluarga Liono menarget Chintia? Kamu malah hanya menonton Chintia mengikuti begitu banyak wawancara, juga mengalami begitu banyak kegagalan dan kesedihan? Memangnya ada pacar sepertimu?!"     

Mendengar apa yang dikatakan Julius, Chintia berusaha menjelaskan, "Ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Sean bukannya tidak peduli padaku…"     

Chintia ingin membela Sean karena dia tahu bahwa semua kemewahan yang Sean tunjukkan hari ini hanyalah sebuah kepalsuan. Semuanya dilakukan dengan memanfaatkan identitasnya sebagai mantan tuan muda keluarga Yuwono. Sementara, berurusan dengan keluarga Liono membutuhkan uang sungguhan. Sean sudah dikeluarkan dari keluarga Yuwono, jadi tentu saja dia tidak mungkin bisa melakukannya.     

Akan tetapi, apa yang tidak diketahui Chintia adalah Sean memang seperti yang dikatakan Julius. Sean jelas mampu menghentikan keluarga Liono dan jelas mampu mengungkapkan identitasnya sebagai tuan muda dari keluarga Yuwono. Hanya saja, dia tidak melakukannya.     

Sean meletakkan gelasnya dan berkata dengan dingin, "Presdir Julius sepertinya tidak suka makan di kapal pesiar. Jika itu masalahnya, saya tidak akan memaksa. Saya akan meminta pelayan untuk membawa Anda ke dermaga."     

Sean tidak perlu menjelaskan ini pada Julius sama sekali. Jika kamu mampu, kamu bisa memeriksanya sendiri. Jika tidak mampu, apa kualifikasimu yang hanyalah konglomerat kecil di Surabaya untuk menanyakan rahasiaku?     

Mungkin di mata orang-orang biasa, triliuner adalah orang yang suka menjilat. Bahkan, mereka sangat dihormati oleh para pejabat. Namun, di mata Sean, Julius adalah seekor lalat yang bisa dibunuh kapan saja.     

Chintia dan Julius jelas sedikit terkejut ketika Sean mengusir Julius secepat ini. Tidak mudah bagi Julius untuk bertemu dengan pacar kecil Chintia. Hari ini dia memiliki tujuan yang jelas untuk menyerah rasa percaya diri pemuda ini.     

Tujuan Julius belum tercapai, jadi mana mungkin Julius pergi begitu saja? Selain itu, dia belum tahu bagaimana Sean bisa menyewa kapal pesiar ini dan apa hubungannya dengan Bill Gates. Julius masih ingin mengungkapnya perlahan-lahan.     

"Hahahaha…" Julius yang awalnya serius tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, lalu menatap Chintia dan berkata, "Chintia, kamu memang hasil didikanku! Pacar yang kamu pilih benar-benar berbeda dan memiliki kepribadian yang unik. Aku menyukainya!"     

"Ayo, Sean! Saya akan bersulang denganmu!" Julius berinisiatif bersulang dengan Sean.     

Sean tidak mengatakan apa-apa dan mengambil gelasnya. Mereka bertiga pun meneguknya bersama-sama, lalu mulai mengobrol.     

———     

Karena kemunculan tiba-tiba Aqua yang merupakan kapal pesiar mewah pertama di dunia, area dermaga dipenuhi dengan kerumunan manusia. Semua warga Banten datang untuk melihat seperti apa kapal pesiar super mewah ini. Tak ketinggalan, Giana dan Yoga juga datang ke sini.     

Begitu Giana tiba di dermaga, dia berjalan melewati kerumunan sampai ke pagar pembatas terdalam, lalu melihat kapal pesiar yang perlahan melaju di laut. Di dalam hati Giana menjerit, Ya Tuhan, kapal pesiar ini sangat indah! Apalagi warnanya hijau, warna kesukaanku! Jika siang hari, warna kapal yang berwarna hijau seharusnya akan indah di bawah matahari, kan?     

Giana lebih suka warna hijau. Sean awalnya juga sangat menyukai hijau, tetapi karena Giana, dia tidak menyukainya lagi. Entah mengapa juga Bill Gates memilih warna ini.     

"Yoga, Yoga, ambilkan aku teropong. Aku ingin melihat siapa yang ada di kapal pesiar."     

Giana terus mendesak Yoga. Yoga sendiri masih mengenakan masker dan kacamata di malam hari karena takut para penggemar Maggie akan mengenalinya dan memukulinya.     

Yoga berjalan ke samping seorang anak yang sedang memegang teropong, lalu menepuk bahunya dan berkata, "Permisi. Bisakah kamu meminjamkanku teropongnya sebentar?"     

Bocah itu melambaikan tangannya dengan tidak sabar dan menolak, "Tidak, tidak! Aku sedang menggunakannya. Kapal pesiar ini benar-benar mewah."     

Yoga berkata, "Dua puluh juta! Kamu mau menjualnya atau tidak?"     

Anak itu segera menurunkan teropongnya dan memandang Yoga. "Dua puluh juta? Kamu yakin?"     

Yoga tidak ingin banyak bicara. "Berikan rekeningmu! Aku akan mentransfer uangnya."     

Teropong ini hanya seharga dua juta, tetapi Yoga menghabiskan sepuluh kali lipat dari harga awalnya. Tentu saja anak itu bersedia menjualnya.     

Yoga membeli teropong itu dan memberikannya pada Giana. Giana segera mengambilnya dan melihat ke kapal pesiar.     

"Entah seperti apa orang-orang di kapal pesiar itu."     

Giana sudah tidak sabar untuk melihat orang yang super kaya. Kebetulan dia mengarahkan teropongnya ke tempat Sean, Chintia, dan Julius makan. Giana pun sangat terkejut hingga tidak bisa berkata-kata.     

"I… Itu Sean dan Chintia!"     

Giana tercengang. Kenapa Sean dan Chintia bisa ada di sana? Kenapa mereka berdua bisa naik kapal pesiar yang begitu mewah? Sementara, Giana sendiri hanya bisa berdiri di luar dan menonton?     

Giana sangat kesal. Dia merasa bahwa mengikuti Sean akan membuat nasibnya menjadi semakin buruk di masa depan, jadi dia berpisah darinya. Akibatnya, setelah mereka berpisah, Sean malah pergi ke kapal pesiar mewah. Sementara, dia hanya menonton di luar?     

"Apa?!" pekik Yoga, "Sungguh?"     

Mendengar apa yang dikatakan Giana, Yoga segera mengambil teropong dan melihat ke kapal pesiar. Dia benar-benar melihat Sean dan Chintia. Hanya saja, dia juga melihat Julius.     

Tiba-tiba Yoga tersadar. "Oh, aku tahu! Kapal pesiar ini pasti didatangkan oleh Julius!"     

"Julius? Pria paruh baya yang makan bersama Sean dan Chintia itu? Saudara angkat kakekmu? Julius yang memelihara Chintia itu?" tanya Giana. Dia juga melihat Julius barusan, tetapi dia tidak tahu siapa itu.     

Yoga mengangguk dan menjawab, "Benar. Memang dia."     

"Apakah kapal pesiar ini miliknya?" Giana kembali bertanya.     

Yoga mengangguk yakin. "Pasti! Apa kamu lupa? Aku pernah bilang kalau Julius ingin menikahi Chintia. Tentu saja Sean dan Chintia harus putus dulu. Jadi, dia berinisiatif mengundang Sean makan malam dan sengaja membawa kapal pesiar paling mewah di dunia ke Banten. Untuk apa? Tentu saja agar Sean melihat kekuatan Julius dengan jelas!"     

"Haha!" Yoga tertawa puas, "Si tua Julius ini boleh juga! Sudah berusia 50 tahun, tapi dia berbuat sampai seperti ini demi menjemput gadisnya! Aku rasa saat ini Sean pasti merasa sangat rendah diri hingga tidak berani berbicara! Haha!"     

Giana tahu Julius kaya raya, jadi tidak peduli seberapa mahal kapal pesiar ini, Julius pasti mampu membelinya. Giana pun percaya bahwa analisa Yoga benar.     

Giana menepuk bahu Yoga dan menegur, "Si tua, si tua! Dia tidak tua dan tidak muda! Jika Kakek mendengar perkataanmu, Kakek pasti akan memarahimu! Panggil dia Om!"     

Setelah itu, Giana mengambil teropongnya lagi dan kembali melihat kapal pesiar. Kali ini, dia tidak lagi menatap Sean dan Chintia, tetapi menatap Julius.     

"Om Julius sangat tampan, ya!" Giana memuji dengan menggebu-gebu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.