Ingin Kukatakan Sesuatu

Julius, Dasar Binatang!



Julius, Dasar Binatang!

0Chintia sudah memberitahu Sean bahwa adik perempuannya lebih ceria dibanding dirinya.     

Sebenarnya, dulu kepribadian Chintia juga sangat ceria. Tetapi, karena terjadi perubahan yang begitu tiba-tiba di keluarganya, dia meninggalkan studinya untuk memulai bisnis lebih awal dan didukung oleh teman-teman ayahnya. Lama kelamaan, kepribadiannya pun berubah.     

Berbeda dengan Jasmine. Dia masih muda. Sejak Chintia memutuskan untuk mengikuti Julius, Jasmine bisa hidup tanpa beban.     

Chintia menggunakan tubuhnya sebagai imbalan untuk kehidupan adik perempuannya yang tanpa beban dan baik. Tanpa orang tua, Jasmine pun sangat bergantung pada Chintia sehingga kedua kakak beradik ini memiliki hubungan yang sangat baik.     

"Jasmine, memangnya ada orang sepertimu yang berbicara dengan calon iparnya seperti ini?" Chintia menegur Jasmine, lalu beralih pada Sean dan berkata, "Sean, jangan pedulikan dia. Dia hanya sembarangan bicara."     

Tentu saja Sean tidak peduli. Jika Jasmine bersedia bercanda dengannya seperti ini, itu artinya dia menyukai 'calon kakak ipar'-nya ini.     

Chintia mengarahkan kamera ke dirinya sendiri dan berkata, "Kami sedang makan. Aku tutup dulu. Nanti malam aku akan meneleponmu lagi."     

Jasmine buru-buru menyahut, "Jangan! Aku lihat tempat makan kalian begitu indah. Apa kalian sedang di atas kapal pesiar? Coba berkelilinglah sebentar. Aku ingin melihat-lihat kapal pesiar ini."     

"Tapi…"     

Chintia merasa serba salah. Dia tahu adiknya sangat menyukai kemewahan seperti ini. Dia juga ingin menunjukkan seperti apa kapal pesiar paling mewah di dunia pada adiknya. Namun, jika dia pergi dalam situasi saat ini dan hanya Sean dan Julius yang tersisa, bukankah bisa-bisa mereka akan mulai berkelahi?     

Saat Sean melihat Chintia yang merasa serba salah, dia pun berkata, "Bawa saja dia berkeliling. Aku akan mengobrol dengan Presdir Julius sebentar. Tidak apa-apa."     

Julius juga tersenyum. Merasa bahwa kesempatan sudah datang, dia menyahut, "Benar! Kapal pesiar Bill Gates sangat indah. Dia pasti akan menyukainya."     

Karena Chintia baru saja menaiki kapal pesiar ini dan belum terbiasa, Sean memanggil pelayan untuk menjadi pemandu dan membawa Chintia ke bioskop 4D di lantai pertama yang ada di bawah.     

Setelah Chintia pergi, hanya Sean dan Julius yang tersisa di sini. Tidak ada yang perlu mereka berdua sembunyikan lagi, jadi mereka bisa langsung mengatakan apa yang ingin dikatakan.     

Julius tidak terburu-buru. Pertama-tama, dia menyesap anggurnya, merasakan angin yang berembus sepoi-sepoi, dan melihat pemandangan indah di sekitarnya. Lalu, dia berkata dengan serius, "Memiliki uang adalah hal yang baik. Kita bisa melakukan apapun yang kita inginkan kapan saja dan pergi ke mana pun."     

Julius memulai pembicaraan, "Dik Sean, sebenarnya, saya tidak memiliki prasangka terhadapmu. Tolong jangan salah paham. Sebenarnya saya pernah memiliki kesempatan untuk memiliki seorang putra. Jika bisa dilahirkan, sepertinya dia akan sebesar kamu."     

"Saya tahu kamu berasal dari latar belakang yang baik dan juga merupakan konglomerat generasi kedua. Hanya saja, setiap orang harus berpandangan ke depan dan tidak boleh terjebak di masa lalu. Sekarang dengan menjadi kurir pengantar paket, kamu sudah menyerah pada dirimu sendiri!" kata Julius.     

"Begini saja. Karena kamu tidak ingin sekolah, datanglah ke perusahaan saya. Saya akan memberimu pekerjaan di manajemen tingkat menengah dengan gaji tahunan sebesar 1 miliar! Itu belum termasuk tunjangan-tunjangan lainnya. Bagaimana menurutmu?" Julius menawarkan.     

Julius tidak tahu bagaimana Sean bisa mendapatkan kapal pesiar ini. Tetapi, dari ekspresi Chintia, dia menebak bahwa Sean tidak terlalu kaya sekarang.     

Jika Chintia tahu Sean kaya, dia pasti akan memberitahu Julius agar berhenti berpikir untuk menikahinya.     

Sean tersenyum ringan. "Gaji tahunan sebesar 1 miliar? Haha. Terima kasih. Lebih baik saya dinafkahi pacar saya saja."     

Brakkk!     

Julius langsung marah dan menggebrak meja dengan penuh emosi.     

Jika Sean adalah seorang pria yang rendah diri, juga sangat mementingkan uang dan kekuasaan, sejak awal Julis pasti sudah membuatnya menangis. Namun, Sean berbeda. Tidak peduli apa yang dikatakan Julius, Sean tidak menganggapnya serius dan bahkan mengatakan dengan bangga bahwa akan lebih baik jika dia hidup dinafkahi pacarnya.     

Julius berkata dengan penuh emosi, "Sean! Sebagai seorang pria, apa kamu tidak malu menggantungkan hidupmu pada seorang wanita? Saya tidak akan pernah membiarkan Chintia menikah dengan laki-laki tidak kompeten sepertimu!"     

Sean tak kalah marah. Sejak awal, dia sudah tidak suka melihat si Julius ini. Sean pun juga menggebrak meja.     

"Chintia bisa menikahi siapapun yang ingin dinikahinya! Atas dasar apa kamu mengaturnya?" sergah Sean.     

"Dia bisa sampai di posisinya yang sekarang, semua berkat ajaran saya!" kata Julius, "Saya teman dekat ayahnya dan sebelum meninggal, ayahnya mempercayakan saya untuk merawatnya. Tentu saja saya memenuhi syarat untuk mengaturnya!"     

Sean sangat marah sehingga dia bersumpah serapah dan memaki Julius, "Dasar bedebah tua! Dasar Binatang! Bisa-bisanya Anda masih tidak tahu malu untuk menyebut ayahnya?! Ayahnya meminta Anda untuk merawatnya sebelum meninggal, tapi bajingan seperti Anda ini malah menidurinya! Apakah Anda masih layak disebut sebagai teman? Apa Anda memiliki rasa persaudaraan?!"     

Sean benar-benar marah. Awalnya dia tidak bermaksud berdebat terang-terangan dengan Julius. Lagi pula, mengundangnya makan dan menggunakan kesempatan untuk menghajar Julius dengan kata-kata saja sudah cukup bagi Sean. Namun, Julius menyebut ayah Chintia dan berkata bahwa dia peduli padanya sebagai seorang tetua. Ini membuat Sean merasa jijik.     

Julius sangat kaya, jadi siapa yang tidak bisa dipeliharanya? Kenapa dia harus memelihara putri teman baiknya sendiri? Chintia memang cantik, tetapi dia juga tidak sampai di tahap sebagai wanita tercantik di Surabaya.     

Dimarahi oleh Sean seperti ini membuat Julius merasa sangat malu. Bahkan, sebenarnya dia juga merasa bersalah pada ayah Chintia. Itu karena ayah Chintia sudah banyak membantu Julius sebelum meninggal. Bahkan jika Chintia tidak ingin menjadi istrinya, Julius tetap harus membantu keluarganya.     

Keduanya berdiri dan saling menatap satu sama lain. Banyak gelas dan makanan di atas meja yang jatuh ke lantai karena mereka berdua tadi menggebrak meja keras-keras.     

Julius memandang Sean yang masih muda. Dia merasa iri. Dia iri pada Sean yang masih muda dan iri pada Sean yang begitu percaya diri meskipun menjadi pria yang bergantung pada wanita. Tapi, Julius tidak bisa. Dia hanya bisa mengandalkan uang untuk memenangkan wanita.     

Tepat ketika keduanya saling memandang, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang cepat dari kejauhan. Sean tiba-tiba merasa ada sesuatu yang salah. Jika orang itu adalah anggota kru, dia tidak mungkin berjalan begitu cepat. Selain itu, langkah kakinya terdengar seperti bertelanjang kaki. Tanpa alas kaki.     

Tiba-tiba Sean memotong, "Ada yang datang."     

"Apa??" Julius sontak mundur ketakutan. Hidupnya sangat berharga. Semakin kaya seseorang, dia akan semakin takut mati.     

Benar saja. Dalam sepuluh detik, seorang pria tidak dikenal muncul. Dia basah kuyup dan berlari tanpa alas kaki. Sementara, Sean sudah siap bertarung.     

Tanpa disangka, setelah pemuda ini melihat Sean, dia langsung berlutut di tempat. Sean sangat penasaran. Pemuda itu tidak hanya berlutut ke Sean, tetapi juga bersujud kepada Julius.     

"Kakak, Paman, tolong! Tolong beri saya uang. Saya hanya perlu 200 juta. Saya berjanji akan mengembalikannya pada kalian!"     

Selagi Sean dan Julius kebingungan dengan apa yang sedang terjadi, kru kapal pesiar yang melihat ada sesuatu yang aneh dan bergegas menghampiri mereka.     

"Maaf, Tuan Sean. Orang ini melompat ke laut dan naik ke kapal pesiar. Maaf sudah mengganggu kenyamanan tuan-tuan. Saya akan mengusirnya dari kapal ini," kata anggota kru berkewarganegaraan asing yang tinggi dan gagah itu, lalu mengangkat pemuda itu.     

"Tunggu sebentar," Julius menghentikannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.