Ingin Kukatakan Sesuatu

Sepenuhnya Mengalahkan Julius!



Sepenuhnya Mengalahkan Julius!

0Sejak Sean datang ke Indonesia tiga tahun lalu dan bergabung dengan keluarga Wangsa selama tiga tahun, dia benar-benar menyadari kesedihan seorang pria Indonesia. Sean sendiri sangat baik dalam semua aspek, tetapi bahkan pria seperti itu bisa dikhianati dan tidak disukai oleh wanita. Bisa dibayangkan bahwa orang-orang biasa di Indonesia pasti memiliki kehidupan yang sulit.     

Meskipun Wenly sengsara, setidaknya ada wanita cantik yang bersedia menikah dengannya. Beberapa banyak orang bahkan tidak bisa membahas pernikahan dan ditolak begitu bertemu.     

Tentu saja alasan mengapa Sean bersedia memberi manfaat bagi pria di Indonesia tidak hanya karena hatinya yang mulia. Faktanya, dia banyak melakukan hal-hal yang bersalah pada pria-pria di Indonesia. Itu karena harga rumah yang tinggi di Indonesia saat ini, sebagian besar berkat Charles, kakek Sean. Area publik dan perumahan distrik sekolah semuanya diciptakan oleh Charles.     

Dua puluh tahun yang lalu, keluarga Yuwono memiliki sebidang tanah yang luas di beberapa kota dan tempat-tempat lainnya. Charles lah yang sudah membuat harga rumah meroket beberapa tahun ini. Ada banyak penyewa di industri real estat yang jelas merupakan kalangan bawah. Charles mengadu untung dengan membeli tanah. Butuh lebih dari sepuluh tahun untuk mengembangkan tanah itu. Setelah itu, harga tanah pun meroket naik.     

Hanya dari di real estat di Indonesia saja, keluarga Yuwono sudah menghasilkan setidaknya ratusan triliun. Jadi, Sean bersedia memberikan sebagian uangnya untuk melakukan sesuatu bagi orang-orang di Indonesia.     

Julius ikut mengangkat gelas anggurnya dan semakin menghormati Sean. "Hebat, hebat! Membicarakan ini denganmu membuat saya juga merasa tersentuh!"     

Keduanya bersulang dan langsung meneguk habis anggur mereka. Chintia yang juga berdiri bersama mereka pun memandang dengan penuh penasaran dan bertanya-tanya, Tadi mereka sedang membicarakan apa? Semua wanita narsis. Chintia juga bertanya-tanya, Apa jangan-jangan mereka baru saja membicarakanku?     

Sean mempersilahkan Julius untuk duduk kembali, lalu memesan makanan lagi. Ketiganya terus minum. Dalam sekejap, lagi-lagi satu jam berlalu.     

Selama satu jam ini, percakapan ketiganya tidak berbau pertengkaran. Selain itu, Julius juga menjadi sangat sopan pada Sean. Itu karena Sean baru saja mengatakan hal gila bahwa dia akan menghabiskan puluhan triliun untuk membantu pria-pria di Indonesia. Keberanian sebesar itu benar-benar membuat Julius yang hanyalah seorang pengusaha kecil menjadi takut.     

Di saat yang sama, sebagai seorang pria, Julius mengagumi Sean. Apa dia tidak bisa melihat bahwa ada yang salah dengan situasi wanita saat ini di masyarakat? Sulit untuk mendapatkan wanita yang baik di zaman sekarang.     

Teman baiknya pernah berkata, "Penurunan wanita di Indonesia menyebabkan penurunan di seluruh negeri." Inilah juga yang disetujui Julius, tetapi hal ini memang sudah disalah gunakan oleh para wanita.     

Sejak naik kapal pesiar ini, Julius ditekan oleh Sean di segala sisi. Saat naik helikopter, itu memperlihatkan bahwa tubuhnya tidak sebaik Sean. Kemewahan kapal pesiar semakin menghantam harga diri Julius.     

Dengan susah payah, ada seorang peminjam uang yang datang dan Julius sudah berpura-pura memainkan peran sebagai penyelamat. Tapi, akhirnya semuanya dihancurkan oleh Sean. Sementara dalam percakapan, Sean mengungkapkan ambisi dan cara kerjanya yang jauh lebih unggul darinya. Hari ini Julius benar-benar kalah.     

Bocah sialan!     

Semakin banyak Julius minum, semakin dia merasa tidak bahagia. Tanpa diduga, seorang bos bermartabat sepertinya dengan kekayaan ratusan triliun benar-benar dikalahkan oleh seorang anak kecil.     

Tiba-tiba Julius memiliki pikiran jahat di dalam hatinya. Julius mengambil gelas anggur, bersulang dengan mereka berdua lagi, kemudian berpura-pura bertanya pada Chintia dengan santai, "Ngomong-ngomong, Chintia, apakah kamu masih menulis di blog?"     

"Blog?" Chintia dan Sean sama-sama tercengang.     

Sean penasaran dan bertanya, "Kamu bahkan menulis di blog?"     

"Dik Sean, kamu tidak tahu, ya? Tulisan Chintia sangat bagus. Ini bakat turunan dari ayahnya. Jika ayahnya bukan seorang pengusaha, dia pasti seorang penyair kontemporer dan penulis!" Julius berkata sambil tersenyum, "Saya ingat ketika menulis di blog sedang populer, Chintia sangat menyukainya. Sepertinya kamu menulis di blog, kan? Saya masih ingat alamat blog-mu, xarayandra.blog.com, kan?"     

Setelah Sean mendengar ini, dia melihat Chintia dan menggoda, "Xara Yandra? Nama yang unik."     

Saat itu, blog masih belum banyak digunakan. Terdapat banyak gadis yang suka menambahkan nama mereka seperti xarayandra, jasmineyandra, dan semacamnya.     

"Kamu menyebalkan!" Chintia mendorong Sean dengan malu-malu, lalu berkata, "Itu populer pada masa itu. Tapi, setelah Instagram keluar, aku berhenti menulis di blog. Selain itu, situs blog itu sudah tidak ada lagi."     

Julius mengangguk sambil tersenyum aneh. "Sayang sekali. Jika situs web ini masih ada, kamu bisa membiarkan Sean mengagumi tulisan dan foto-fotomu yang dulu."     

Tiba-tiba Sean sadar Julius sepertinya sengaja mengingatkannya tentang sesuatu. Mungkinkah blog Chintia sebelumnya berisi banyak foto dirinya dan Julius?     

BLOG. Sean mengingat namanya.     

Setelah lima menit, tiba-tiba Julius bangkit dan berdiri. "Hari ini saya sudah cukup banyak minum. Ayo kita pulang."     

Sean turut bangkit dari duduknya dan berkata pada Chintia, "Ayo kita antar Presdir Julius ke dermaga. Malam ini kita berdua tidur di sini saja."     

"Oke, oke!" Chintia tersenyum senang. Tidur di kapal pesiar mewah di tengah lautan selama satu malam benar-benar menyenangkan.     

Wajah Julius muram. Kali ini Sean tidak menggunakan helikopter untuk menyingkirkan Julius, tetapi membiarkan kapal pesiar melaju ke tepi dermaga dan menurunkannya. Ketika mereka tiba di dermaga, sudah ada seorang pria berseragam menunggu Julius.     

Sebelum pergi, Julius berinisiatif untuk berjabat tangan dengan Sean dan berkata, "Sean, kamu membuat saya terkesan. Terima kasih atas undanganmu. Lain kali saat kamu datang ke Surabaya, saya akan mengundangmu."     

"Baik," Sean juga tersenyum sopan.     

Chintia dengan girang merangkul lengan Sean. "Sepertinya kalian berbicara dengan baik. Bagus sekali. Padahal, aku tadi mengira kalian akan berkelahi!"     

Sean tersenyum datar. Dia tahu bahwa si tua Julius ini pasti tidak akan melepaskan Chintia begitu saja. Suatu hari nanti, cepat atau lambat, Sean dan Julius akan berkelahi sampai titik darah penghabisan.     

Pada saat ini, Wenly berjalan sempoyongan keluar dari kapal pesiar sambil memegang tiga botol anggur di tangannya. Sean mencibir dalam hatinya. Dia hanya memberi Wenly satu botol, tapi bisa-bisanya bajingan ini mencuri dua botol lagi. Jika pemuda itu minum tiga botol, harganya sama dengan 1.2 miliar dan itu cukup baginya untuk menyiapkan tiga kali maharnya.     

Hari ini Sean menjamu Julius untuk makan malam dan juga menghabiskan lebih dari 2 miliar. Tentu saja Sean tidak akan peduli dengan uang kecil ini.     

Wenly tidak terlihat seperti awak kapal pesiar. Chintia sedikit terkejut ketika melihat Wenly sehingga bertanya, "Sean, siapa dia? Kapan dia naik?"     

Sebelum Sean bisa menjelaskan, Wenly berlutut di depan Sean. "Kakak, terima kasih!"     

Sean membantu Wenly berdiri dan berkata, "Jangan berterima kasih padaku. Kamu dan saya ditakdirkan bertemu. Ke depannya, bekerjalah dengan baik. Ketika kamu ikut kencan buta lagi, cobalah untuk menghindari wanita yang bekerja di bank dan real estat. Kedua bidang itu juga merupakan ladang ranjau."     

Wenly mengangguk dengan penuh terima kasih dan bertanya, "Bagaimana dengan pramugari? Apa boleh menikahi pramugari?"     

"Pramugari tidak akan menyukaimu, jadi kamu tidak perlu memikirkannya," jawab Sean terus terang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.