Ingin Kukatakan Sesuatu

Aku Sudah Memaafkannya, Oke?



Aku Sudah Memaafkannya, Oke?

"Sayang, aku harus segera pergi ke perusahaan untuk mengadakan rapat dewan direksi, jadi aku tidak akan menemanimu sarapan," kata Chintia yang tampak tergesa-gesa.     

Sean mengangguk dan menjawab, "Iya, pergilah. Hati-hati di jalan."     

Pada saat yang sama, Giana yang berada di rumah sebelah baru saja bangun dan melihat skandal ini di media sosial.     

"Wah! Chintia dan Wenardi berciuman di lift? Ya Tuhan… Chintia mengkhianati Sean?"     

Giana sekarang hamil tujuh bulan dan perutnya sangat besar. Kesehariannya sangat membosankan, jadi dia hanya membutuhkan berita gosip seperti itu untuk menyegarkan pikirannya. Hanya saja, dia benar-benar tidak menyangka akan menemukan berita tentang mantan suaminya.     

Giana melihat ke luar jendela dan kebetulan mendapati Chintia memasuki mobil Porsche-nya, kemudian melaju meninggalkan rumah. Sementara, semalam Yoga tidak tidur di rumah. Giana pun segera keluar dari rumah dan berlari mengetuk pintu rumah Sean dan Chintia.     

Tok! Tok!     

"Sean."     

Sean membuka pintu dan melihat Giana dengan perut besarnya. Meskipun dia hamil dan sosok tubuhnya tidak bisa dibandingkan dengan yang sebelumnya, wajahnya masih sempurna. Dia adalah wanita hamil paling cantik yang pernah dilihat Sean.     

"Kenapa kamu datang ke sini?" tanya Sean.     

Giana bertanya dengan hati-hati, "Apa kamu bertengkar dengan Chintia?"     

"Tidak," jawab Sean.     

Giana membuka kata sandi ponselnya dan bertanya, "Apa kamu belum membaca berita?"     

Sean melirik layar ponsel Giana dan menjawab, "Oh, sudah."     

Giana langsung merasa heran. "Kamu sudah melihat berita, tapi kalian tetap tidak bertengkar? Sean, kenapa sekarang temperamenmu begitu baik? Sudah diselingkuhi, tapi kamu tetap tidak marah."     

Sean berkata dengan malas, "Orang di foto itu bukan Chintia."     

Giana yang terkejut pun berkata, "Kamu percaya kebohongan seperti itu? Kamu bodoh, ya? Foto ini tidak di-photoshop dan bahkan ada bukti rekamannya! Chintia benar-benar sudah melakukan sesuatu yang bersalah padamu! Tolong jangan percaya padanya!"     

Sean terlalu malas untuk menjelaskan pada Chintia.     

"Sudahlah. Bahkan jika dia benar-benar melakukannya, aku sudah memaafkannya, oke?"     

"A… Apa?"     

Giana tertegun dan tidak tahu harus berkata apa selama beberapa saat. Setelah berpikir sejenak, tiba-tiba sebuah tinju kecil mengayun.     

"Dasar bajingan! Kamu bisa memaafkannya, tapi kenapa dulu kamu tidak bisa memaafkanku?!"     

Sekarang perut Giana sudah besar, jadi tidak baik bagi Sean untuk memarahinya. Sean pun hanya bisa meraih tangan Giana dan menenangkannya.     

"Giana, jangan bahas masa lalu lagi, oke? Apalagi, sekarang kamu akan segera melahirkan, jadi jangan bertindak sembarangan. Bagaimana kalau sampai terjadi sesuatu?"     

Giana menghentakkan kakinya dengan marah dan mendengus dingin.     

"Rupanya kamu masih bisa mengkhawatirkan anakmu! Kamu ayah yang tidak memiliki rasa tanggung jawab sama sekali! Yoga sudah lama tidak pulang, tapi kamu juga tidak pernah datang untuk menemaniku dan anak kita."     

Sean menjawab dengan kewalahan, "Di siang hari aku harus pergi bekerja, oke?"     

"Pacarmu presdir perusahaan. Jika kamu tidak pergi bekerja, memangnya dia bisa memecatmu? Iya, begitu?" Giana segera menyahut.     

Sean tidak ingin terus berdebat dengan Giana, jadi dia mengubah topik pembicaraan dan berkata, "Giana, perutmu lebih besar dari wanita lain yang hamil tujuh bulan. Apa kamu hamil anak kembar?"     

Sebelumnya, Sean mengetahui dari Yoga bahwa Giana sedang mengandung anak kembar, tetapi Giana sendiri belum memberitahunya. Sebagai ayah dari anak tersebut, tentu saja Sean ingin tahu apakah anaknya memang kembar atau tidak.     

Wajah Giana jelas sedikit terkejut, kemudian dia bertanya, "Apa kamu benar-benar berharap aku hamil anak kembar? Huh! Aku tidak akan memberitahumu! Lagi pula, dua bulan lagi juga akan lahir. Kamu bisa melihatnya sendiri di rumah sakit!"     

Wajah Sean terlihat sangat menantikannya. Berdasarkan pemahamannya tentang Giana dan interpretasinya terhadap kata-kata ini, Sean tahu bahwa Giana memang sedang mengandung anak kembar.     

"Oke. Aku pasti akan pergi ke rumah sakit untuk menjengukmu," kata Sean.     

Giana akan melahirkan anak Sean. Sebagai seorang ayah, tentu saja dia ingin bertemu anaknya untuk pertama kalinya.     

Pada saat ini, ponsel Sean berdering.     

"Giana, pulang dan beristirahatlah. Aku harus bekerja," Sean mengusir secara halus.     

"Baiklah." Giana mengerutkan bibirnya dan perlahan-lahan meninggalkan Sean.     

"Beritahu aku lebih awal jika kamu sudah mau melahirkan," kata Sean.     

Giana sengaja membuat Sean marah, "Aku tidak akan memberitahumu. Tunggu saja. Kamu akan jadi yang paling terakhir bertemu anak kita!"     

Sean menggelengkan kepalanya tanpa daya, lalu menjawab telepon dari Wawan.     

"Ada apa?"     

Wawan menjawab, "Kak Sean, apakah Kakak sudah membaca berita? Kalau sudah, jangan marah dulu. Di foto itu, bukan Presdir Chintia yang pergi ke hotel bersama pamanku, tapi seorang gadis operasi plastik yang sengaja diatur secara khusus oleh Yoga agar terlihat seperti Presdir Chintia."     

"Gadis operasi plastik? Bagaimana kamu bisa tahu tentang hal ini?" tanya Sean.     

Wawan tersenyum dan menjelaskan, "Si Yoga ini ingin menggunakan trik ini untuk menjebak paman saya dan Best Express Kakak, tapi saya memiliki video mereka saat berada di tempat karaoke. Dia menggunakan gadis operasi plastik ini untuk menjebak paman saya. Kak Sean, asalkan video ini dirilis, Secepat Kilat Express keluarga Liono akan tamat!"     

Sean berkata, "Bagus. Apa upah yang kamu inginkan?"     

Wawan menjawab, "Saya hanya ingin menjadi pengikut Kak Sean. Ke depannya, jika Kakak ingin memberi pelajaran pada tuan muda kaya raya Banten atau yang lainnya, tolong hubungi saya. Saya juga akan meludahi mereka! Hahaha! Saya benar-benar tidak tahan dengan omong kosong orang-orang itu!"     

Sean tersenyum dan menjawab, "Pergi temui Andy dan jadilah anak buahnya."     

"Terima kasih, Kak Sean!"     

———     

Chintia mengambil langkah yang besar dan berjalan ke ruang konferensi Best Express dengan aura yang kuat. Sementara, para pemegang saham lainnya sudah tiba.     

"Presdir Chintia."     

"Presdir Chintia."     

Ketika melihat Chintia datang, semua pemegang saham lainnya berdiri untuk menyapa. Di antara mereka, termasuk juga Wenardi, wakil presiden direktur yang saat ini sedang terlibat dalam berita pencarian panas.     

"Presdir Chintia, saya minta maaf…"     

Wenardi memandang Chintia dengan penuh rasa bersalah. Namun, kini Chintia sangat marah. Dia berjalan ke hadapan Wenardi, lalu mengangkat tangannya dan menamparnya.     

Plak!     

Para pemegang saham di ruang konferensi semuanya terkejut.     

Chintia mengamuk, "Wenardi Hendarto, sebagai wapresdir Best Express, bisa-bisanya Anda melakukan hal seperti itu?! Apa Anda tahu berapa banyak kerugian yang dialami perusahaan akibat perilaku Anda? Apa Anda tahu perbuatan Anda ini sudah mempermalukan pacar saya?"     

Meskipun Wenardi dipukuli di depan umum, dia tidak berani mengeluh.     

"Maafkan saya, Presdir Chintia. Saya akan menjelaskannya pada publik dengan jelas. Wanita yang bersama saya baru saja menjalani operasi plastik dan sangat mirip dengan Anda…"     

Plak!     

Chintia menampar Wenardi lagi. Semua pemegang saham utama menarik napas dalam-dalam.     

"Anda benar-benar mesum! Untuk memuaskan keinginan egois Anda sendiri, bisa-bisanya… Bisa-bisanya Anda merubah wanita lain seperti wajah saya," kata Chintia.     

Wenardi buru-buru menjelaskan, "Bukan! Ini bukan perbuatan saya, tapi Yoga! Bajingan kecil itu sengaja menjebak saya!"     

Chintia dengan penuh wibawa berkata, "Saya tidak peduli siapa yang melakukannya! Yang jelas, Wenardi Hendarto, Anda dipecat dari Best Express! Mulai sekarang, Anda bukan lagi bagian dari Best Express!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.