Ingin Kukatakan Sesuatu

Lagi-lagi Giana Menyesal!



Lagi-lagi Giana Menyesal!

1Sebelumnya ketika Giana melahirkan si kembar di rumah sakit, Lana meminta Sean untuk memilih. Sebenarnya nama belakang si kembar harusnya Liono atau Wangsa? Tetapi, satu-satunya yang tidak ada dalam pilihan adalah Yuwono.     
0

Bahkan Lana mengatakan bahwa Sean hanyalah menantu parasit tidak berguna sehingga tidak berhak menamai si kembar dengan nama belakang keluarganya, meskipun si kembar adalah anak Sean. Sekarang ketika tahu Sean sudah menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia, sikap ibu mertuanya yang bermuka tebal kembali lagi.     

Sean melirik Lana dengan jijik dan mengabaikannya, lalu langsung masuk ke rumah Giana. Begitu masuk, Sean melihat sosok punggung Giana dalam gaun terusan panjang berwarna putih. Tampaknya sejak awal Giana sudah menyangka Sean akan datang padanya, jadi dia mengenakan gaun favorit Sean.     

"Giana."     

Ketika mendengar suara Sean, Giana berbalik perlahan. Setelah melahirkan, dia mencoba mengembalikan sosok tubuhnya kembali seperti semula, tetapi sekarang dia masih agak gemuk. Tapi, bukan berarti sekarang Giana tidak cantik.     

Para wanita menganggap tubuh yang kurus menandakan kecantikan. Banyak wanita yang hanya berbobot 50 kg, tapi masih mengatakan dirinya gemuk dan mencoba sekuat tenaga untuk menurunkan berat badan.     

Sebaliknya, Sean tidak suka sosok ramping seperti itu dan merasa gadis yang sedikit gemuk juga cantik.     

Meskipun sekarang Giana agak gemuk dan kakinya jauh lebih berisi dari sebelumnya, sosoknya yang demikian membuat orang yang melihatnya merasa Giana sangat seksi. Belum lagi, wajahnya yang masih begitu sempurna.     

Selama hidup Sean, di antara wanita-wanita yang ditemuinya dalam hidupnya, hanya wanita misterius di Kafe Merindukan Fajar saja yang dapat menandingi kecantikan Giana.     

Sementara, entah mungkin karena Giana mengenakan sepatu hak tinggi, Sean mendapati Giana lebih tinggi dari sebelumnya. Ini membuat kakinya terlihat lebih jenjang dan auranya juga terlihat lebih anggun.     

Ketika Giana melihat Sean, tangisnya langsung pecah. Dia berlari menghampiri Sean dan langsung melemparkan dirinya ke dalam pelukan Sean.     

Apa yang terjadi saat ini benar-benar sangat mirip dengan pernikahan Giana dan Cahyadi. Waktu itu, Giana bergegas menghampiri Sean tanpa memikirkan harga diri keluarga Pangestu.     

Giana melompat ke pelukan Sean dan memeluknya erat-erat, lalu berkata dengan menggebu-gebu dan berlinangan air mata, "Ternyata aku memang tidak mencintai orang yang salah!"     

Dukkk!     

Sean langsung mendorong Giana dengan tangan kirinya hingga terjatuh ke lantai!     

Ternyata tidak mencintai orang yang salah? Bisa-bisanya sesuatu yang begitu menjijikan seperti itu keluar dari mulutmu?! Sekarang aku Presiden Direktur dengan aset ratusan miliar, makanya kamu bilang seperti itu! Jadi, kalau hari ini aku hanyalah orang biasa, maka kamu mencintai orang yang salah?     

Sean berkata dengan dingin, "Giana, hari ini aku datang bukan untuk mendapatkanmu kembali!"     

Giana yang terjatuh di lantai dan masih berlinangan air mata pun berkata, "Sean, ternyata kamu berbohong padaku bahwa kamu sudah diusir dari keluarga. Kenapa kamu berbohong padaku? Setelah tiga tahun menikah denganku, kamu menyembunyikan identitasmu dan berbohong padaku selama tiga tahun. Setelah kembali rujuk denganku, kamu bahkan berbohong padaku lagi. Sebagai sepasang suami istri, kamu benar-benar tidak tulus! Apa kamu pantas memiliki istri sepertiku?!"     

Giana bahkan menyalahkan Sean dengan penuh kebencian. Amarah Sean sontak meledak.     

"Aku tidak pantas untukmu? Giana, sebenarnya siapa di antara kita berdua yang tidak pantas untuk siapa? Hah?!"     

"Jika kamu tidak terlebih dulu berselingkuh dengan Yoga, apa aku akan bersandiwara seperti ini? Aku juga bisa langsung menceraikanmu, tapi aku sudah berjanji pada Nenek Wanda untuk tidak akan menceraikanmu terlebih dahulu. Seharusnya kamu bersyukur memiliki Nenek yang begitu baik padaku!"     

Giana berkata dengan sedih, "Sean, kamu salah paham. Sebenarnya saat itu Yoga hanya mengantarku pulang saja. Aku tidak melakukan sesuatu yang bersalah padamu sama sekali."     

Sean mencibir, "Kamu pikir aku benar-benar bodoh? Kamu lupa bagaimana kamu sengaja membuatku marah saat datang ke tempatku saat itu? Ketika Yoga dirawat di rumah sakit, kamu berada di kamarnya selama beberapa jam. Apa kamu hanya bermain kartu dengannya?!"     

Giana menggigit bibirnya dan tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya.     

"Tapi, paling-paling kami hanya berciuman saja. Sean, itu bukan sesuatu yang tidak bisa dimaafkan," Giana kembali menyahut.     

Ibu Giana, Lana Surya, menimpali, "Benar, benar! Giana sedang hamil saat itu. Mungkin dia hanya kesepian sesaat, jadi dia melakukan kesalahan. Tapi, itu bukanlah dosa yang tidak termaafkan."     

Giana kembali menyahut, "Bahkan sekarang aku tidak pernah berhubungan dengan Yoga. Sean, kamu juga tahu. Ketika aku bertemu dengannya, aku sudah hamil beberapa bulan. Sekarang aku baru saja melahirkan dan dia bahkan tidak mau menyentuhku. Sean, kamu masih satu-satunya lelakiku. Kita rujuk lagi, oke?"     

Bisa-bisanya Giana ingin rujuk lagi dengan Sean. Wanita tak tahu malu ini sudah mengkhianati Sean sebanyak dua kali dan pernah menikah dengan tiga pria, tapi dia masih tidak tahu malu untuk mengatakan hal seperti itu.     

Sejak awal Sean sudah menduga Giana akan mengganggunya lagi begitu mengetahui identitasnya, jadi dia melamar Chintia terlebih dahulu.     

Sean berkata dengan tegas, "Giana, kamu sudah tidak punya kesempatan. Aku sudah melamar Chintia!"     

"Apa? Kamu melamar Chintia? Dia setuju?" Giana merasa kesal.     

Sean mengangguk.     

Giana segera berkata, "Dasar Chintia jalang! Dari awal, dia pasti sudah tahu bahwa pengusiranmu dari keluarga hanya pura-pura! Itu sebabnya selama ini dia selalu berada di sisimu. Aku mohon kamu jangan percaya padanya! Dia wanita tua yang pernah dipelihara orang. Hatinya pasti sangat licik!"     

Sean sudah tidak tahan lagi. Dia menampar wajah Giana dan berkata, "Giana, Chintia adalah tunanganku. Tolong hormati dia dan hormati juga dirimu sendiri!"     

Giana memegangi wajahnya dan menangis dengan sedih. Dia tidak menyangka Sean akan memukul dirinya karena wanita lain. Melihat Sean marah, Lana buru-buru berjalan ke tengah dan menarik Sean untuk duduk di sofa.     

"Sean, bicarakan baik-baik. Jangan marah. Tidak mudah bagi Giana melahirkan si kembar untukmu. Dia juga bertaruh hidup dan mati untuk melahirkan mereka."     

Jika bukan karena Giana sudah melakukan terlalu banyak hal yang sudah menyakiti Sean, Sean juga tidak akan melakukannya.     

Sean berhenti berdebat dengan Giana dan berkata, "Hari ini aku datang hanya untuk satu hal. Melakukan tes DNA dengan si kembar! Jika kamu menolak lagi, seharusnya kamu tahu fasilitas apa yang akan dilewatkan oleh si kembar!"     

Tanpa menunggu Giana berbicara, Lana segera berkata, "Lakukan, lakukan, lakukan! Pasti akan dilakukan! Ini aturan keluarga Yuwono untuk menjadi keturunan keluarga Yuwono dan bisa menjadi seperti Sean, dengan mendapatkan pendidikan terbaik sejak kecil. Sesudah tumbuh dewasa, bisa membeli perusahaan apapun yang diinginkan! Haha."     

Lana menepuk tangan Giana dan berkata, "Putriku, jangan tolak Sean lagi kali ini."     

Giana masih sedikit ragu. Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya dia berdiri dari sofa dan duduk di sebelah Sean lagi. Dia menjawab sambil memeluk Sean, "Sean, si kembar anakmu. Aku bersumpah demi Tuhan! Dulu aku bilang si kembar anak Cahyadi hanya untuk membuatmu marah, Apa jangan-jangan kamu begitu tidak percaya padaku?"     

Sebenarnya Sean tidak pernah percaya omong kosong Giana yang bilang bahwa si kembar adalah anak Cahyadi. Pada saat itu, Giana memang benar-benar sangat mencintai Sean.     

Sean berkata, "Aku percaya padamu. Aku juga percaya si kembar adalah anakku. Aku punya ikatan batin dengan si kembar, jadi aku sangat tahu akan hal ini. Tapi, aturan keluarga Yuwono memang seperti ini. Jika kamu tidak melakukan tes DNA, anak itu tidak akan dapat menikmati fasilitas yang akan diterima oleh keturunan keluarga Yuwono dan tidak akan memiliki hak untuk menjadi pewaris harta keluarga Yuwono di masa depan. Apa kamu yakin tidak akan melakukan tes DNA?"     

Begitu Giana berpikir bahwa si kembar tidak akan dapat mewarisi harta keluarga Yuwono di masa depan, dia langsung setuju, "Oke! Aku setuju untuk melakukan tes DNA!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.