Ingin Kukatakan Sesuatu

Si Kembar Mungkin Bukan Darah Dagingmu!



Si Kembar Mungkin Bukan Darah Dagingmu!

0"Benar! Anda harus memberi kami penjelasan! Memangnya kalau kaya raya boleh memperlakukan orang seperti itu?"     

"Rekam dan posting di internet agar orang-orang di seluruh negeri bisa melihatnya. Presdir YS Group dengan aset senilai 200 triliun bisa-bisanya melakukan hal rendahan seperti ini di pesta pesaing!"     

"Benar! Posting saja! Masalah Yoga dengan Wenardi dan Chintia yang lalu sudah membuat Secepat Kilat Express kehilangan puluhan triliun! Kali ini dia juga harus merasakan dampak dari kekuatan opini publik!"     

Semua anggota keluarga Liono semuanya berdiri dan meneriaki Sean.     

Sean adalah orang yang tidak kenal ampun. Alasan mengapa dia datang ke sini adalah karena Wawan mengiriminya foto tulisan 'Melody Liono dan Birama Liono'. Dia datang ke sini hanya untuk mengubah nama itu. Tetapi, karena keluarga Liono menuntut sebuah penjelasan padanya, maka Sean pun akan menjelaskannya pada mereka.     

Sean berdiri di atas panggung dan memandang keluarga Liono, lalu berkata, "Giana adalah mantan istri saya. Si kembar yang dilahirkannya adalah anak-anak saya. Apa yang salah jika saya mengubah nama belakang mereka menjadi Yuwono?"     

Kata-kata Sean membuat seluruh tamu yang hadir tercengang.     

Yuangga tidak bisa memercayainya. "Apa katamu? Giana mantan istrimu? Si kembar anakmu? Bukannya dia belum pernah menikah?"     

Yuangga tahu bahwa Sean, Presiden Direktur YS Group, seseorang yang paling populer di dunia bisnis, tidak akan pernah berbicara sembarangan. Itu karena setiap kata yang dikatakannya akan mempengaruhi puluhan perusahaan.     

Akhirnya Yuangga langsung berteriak memanggil Yoga, "Yoga, kemari!"     

Yoga berjalan mendekat dengan raut wajah yang malu.     

Yuangga bertanya dengan wajah serius, "Yoga, apa yang dia katakan benar?! Sebenarnya si kembar darah daging keluarga Liono kita atau tidak?!"     

Yoga menunduk dan tidak menjawab untuk waktu yang lama. Bagaimana bisa dia mengatakan hal yang memalukan di depan begitu banyak orang seperti ini?     

Wawan berkata sambil tersenyum jahat, "Jika ingin tahu dengan jelas apakah si kembar darah daging keluarga Liono kalian atau bukan, bukankah sangat mudah? Lakukan saja tes DNA."     

Melihat Yoga terdiam, Yuangga segera memerintah, "Cepat bawa si kembar ke rumah sakit untuk melakukan tes DNA sekarang juga!"     

Yoga buru-buru menahan Yuangga, "Kakek, jangan! Tidak mau."     

Yoga tahu si kembar pasti bukan anaknya, jadi melakukan tes DNA hanya akan merugikannya dan tidak perlu dilakukan sama sekali.     

Yoga yang merasa sudah terpojok pun menangis dan akhirnya mengaku, "Kakek, si kembar memang bukan darah daging keluarga Liono kita. Ketika aku bertemu Giana, dia memang sudah hamil."     

Plak!     

Yuangga menampar wajah Yoga dan memaki, "Binatang! Dasar bajingan! Apa kamu idiot?! Giana sedang hamil anak orang lain, tapi kamu malah menikahinya dan ingin membesarkan anak orang lain?"     

Fendy yang berada di samping mengetahui alasan Yoga melakukan ini semua. Ketika melihat Yoga dipukuli, dia merasa sangat tidak tega dan segera membujuk Yuangga, "Kakek, Yoga melakukan ini karena sudah tidak ada pilihan lain…"     

Plak!     

Tamparan keras kembali terdengar. Yuangga mengangkat tangannya lagi dan menampar Fendy.     

"Ternyata kamu juga tahu tentang hal ini?! Kamu sebagai kakaknya bukannya membujuknya, tapi kamu justru membelanya? Apa kalian berdua sudah gila?"     

Yoga sudah kehilangan kesuburannya, jadi dia ingin menggunakan Giana dan anak yang ada dalam kandungannya. Namun, di depan begitu banyak orang yang menghadiri pesta, mana mungkin dia bisa mengatakannya? Jika orang luar tahu Yoga tidak subur lagi, bukankah dia akan menjadi bahan tertawaan semua orang dan tidak akan punya muka untuk tetap berada di Banten?     

Yoga hanya bisa menjelaskan, "Kakek, aku sangat mencintai Giana. Bukankah mencintai seseorang berarti harus bisa menerima segala kekurangannya? Bahkan jika dia sudah memiliki anak sekalipun!"     

Ketika para tamu mendengar perkataan Yoga, mereka pun merasa tersentuh.     

"Si Yoga ini benar-benar sudah tergila-gila. Dia sangat baik pada Giana."     

"Benar! Dia bahkan bersedia menerima istrinya yang sedang mengandung anak mantan suaminya dan membuatkan pesta untuk anaknya. Kemurahan hati semacam ini bukanlah sesuatu yang bisa dimiliki orang-orang pada umumnya."     

Setelah diperlakukan berbeda oleh para tamu, Yoga menyeka air matanya dan mengamuk pada Sean.     

"Sean! Presdir Sean, hah?! Hari ini kamu sudah mengeksposku di depan umum dan mempermalukanku. Aku, Yoga Liono, mengakuinya! Jika bukan karena Giana, aku tidak akan membantumu membesarkan anak selama berpuluh-puluh tahun! Tapi, kamu jangan terlalu sombong!"     

"Benar! Meskipun si kembar bukan anakku, tapi kemungkinan mereka juga bukan anakmu!"     

Begitu mendengar kata-kata ini, Wawan langsung mengamuk. Dia menunjuk Yoga dan berteriak, "Yoga! Omong kosong apa yang kamu bicarakan! Beraninya kamu menghina Presdir Sean? Kamu sudah bosan hidup, ya?!"     

Yoga balik meneriaki Wawan, "Dasar bajingan! Kamu pantas berbicara denganku?! Kamu hanya seekor anjing bagiku dan Sean! Jika aku sedang berbicara dengan majikanmu, kamu tidak punya hak untuk menyela!"     

Wawan ini mengikuti penyamaran Sean hanya untuk mencari perlindungan. Sean juga tidak menyukai bocah ini. Tapi, terkadang di beberapa kesempatan, adanya Wawan juga sangat memudahkannya.     

Bagaimanapun, Sean sudah menjadi Presiden Direktur YS Group dan memiliki status terhormat. Ada beberapa hal dan perkataan yang tidak bisa dilakukan dan diucapkan dengan sembarangan.     

Selanjutnya, Yoga menatap Sean lagi dan berkata, "Sean, kita berdua sangat kenal wanita seperti apa Giana. Apa kamu yakin begitu saya kalau si kembar anakmu tanpa melakukan tes DNA terlebih dahulu?"     

Mendengar kata-kata Yoga, Sean merasa lemas. Mungkin Yoga dan Sean adalah dua pria di dunia yang paling tahu wanita seperti apa Giana. Dia adalah wanita materialistis yang mampu berbohong demi uang dan status!     

Jika belum ada tes DNA, Sean tidak akan mungkin memercayainya. Satu kata pun yang keluar dari mulut Giana tidak bisa dipercaya. Sean hanya akan melihat berdasarkan hasil tes.     

"Aku akan mengkonfirmasinya sekarang!" kata Sean sambil memandang Yoga, lalu berbalik dan memberi perintah, "Ayo pergi!"     

Wawan dan para bawahan lainnya pun semuanya mengikuti di belakang Sean.     

"Presdir Sean mau ke mana?" tanya Wawan.     

Sean menjawab, "Rumah Yoga."     

"Baik!" Wawan menoleh dan melihat Yoga, lalu berkata, "Kalian lanjutkan saja pesta ini. Kami akan pergi ke rumahmu untuk melakukan sesuatu!"     

Yoga merasa sangat terhina. Dia mengepalkan tinjunya dan berkata dalam hati, Giana, semoga kamu sudah mengatur sebuah sandiwara yang bagus untuk Sean. Tolong jangan sampai si kembar adalah anak Sean!     

———     

Setengah jam kemudian, Maybach edisi terbatas berhenti di depan rumah Yoga dan Giana.     

Sean turun dari mobil mewah. Tepat setelah turun dari mobil, Lana Surya, mantan ibu mertuanya, keluar dari rumah dan berlari ke arah Sean.     

Lana tersenyum dan berkata, "Astaga! Ternyata Sean! Apa kata Ibu? Dari jendela, Ibu sudah lihat kalau mobil ini terlihat sangat tidak asing. Ternyata mobil Sean-ku. Astaga… Sudah lama Ibu tidak melihatnya, tapi mobil ini masih terawat dengan sangat baik!"     

Lana sudah tahu bahwa pengusiran Sean dari keluarga Yuwono hanyalah pura-pura.     

Melihat wajah Lana yang menjijikkan lagi, Sean tidak mengatakan apa-apa padanya dan bertanya dengan dingin, "Di mana Giana?"     

Lana buru-buru menjawab, "Giana sedang menjaga si kembar di dalam. Aduh, Sean. Kamu tidak tahu, sekarang si kembar semakin mirip denganmu! Matanya, hidungnya, dilihat dari sisi manapun, benar-benar mirip!"     

"Ibu sudah memikirkan beberapa nama! Ibu memberi mereka beberapa nama, Shawol Yuwono, Shawn Yuwono, Zack Yuwono, Zara Yuwono, Hailey Yuwono, dan Harzon Yuwono. Nama mana yang menurutmu lebih bagus? Aduh! Ibu rasa selama nama belakangnya Yuwono, apapun namanya akan terdengar bagus! Haha."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.