Ingin Kukatakan Sesuatu

Tes DNA!



Tes DNA!

0Ketika seseorang mengendarai mobil dan hampir menabrak seekor anjing, anjing itu menggonggong. Ketika ramalan cuaca melaporkan hujan, langit mendung. Ketika Michael Jordan yang berusia 23 tahun melompat dari garis lemparan bebas, dia berlari menuju ring.     

Terkadang kita tidak perlu melihat detik berikutnya dari suatu kejadian untuk mengetahui apa hasilnya. Karena hasilnya sudah pasti.     

Anjing akan menghindar, tetesan hujan akan jatuh dari langit, dan dewa basket akan memasukkan bola ke dalam ring.     

Sean sangat yakin si kembar adalah anaknya. Namun, kita masih membutuhkan hasil yang pasti, yang sudah tidak bisa diragukan lagi. Permasalahan mengenai tes DNA ini hanya akan berakhir ketika laporan tes DNA tersebut keluar.     

Sean dan Giana masing-masing menggendong seorang anak dan duduk di mobil Maybach Sean. Mobil melaju menuju Laboratorium Prolab. Sepanjang jalan, Giana hanya sesekali berbicara dan hanya memeluk anaknya dengan erat. Dia tampak sedikit gugup.     

Ketika tiba di laboratorium, Sean terlebih dulu bertemu dengan orang yang bertanggung jawab atas Laboratorium Prolab dan seorang ahli forensik yang terkenal.     

"Profesor Guntoro, saya ingin melakukan tes DNA untuk dua orang anak. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasilnya?" tanya Sean.     

Profesor Guntoro sudah mengetahui bahwa identitas Sean sangat tidak biasa, jadi langsung menemuinya secara langsung.     

Profesor Guntoro berkata, "Tuan Sean, anak Anda baru lahir dan belum berusia setengah tahun. Pada umumnya, kami tidak merekomendasikan tes DNA untuk anak di bawah setengah tahun."     

Sean tetap saja acuh tak acuh di hadapan pemimpin forensik nasional yang terkenal itu dan berkata dengan tegas, "Jawab pertanyaan saya."     

Sementara, Sean sendiri sudah tahu mengenai apa yang dikatakan oleh Profesor Guntoro. Jika sekarang Sean dan Giana masih saling mencintai, jangankan menunggu setengah tahun, tidak melakukan tes DNA selamanya juga tidak masalah. Namun, sekarang Sean tidak ingin menunggu bahkan meski hanya semenit pun.     

Profesor Guntoro tahu sekarang Sean adalah orang terkaya yang terkenal di Indonesia, jadi dia tidak berani mengabaikannya dan menjawab dengan jujur, "Dibutuhkan tujuh hari kerja bagi anak Anda untuk menjalani tes darah, rambut, atau swab mulut untuk mendapatkan hasil yang akurat."     

Sean tidak begitu mengerti tentang hal ini, jadi dia bertanya, "Tujuh hari agak lama. Bisakah lebih cepat?"     

Profesor Guntoro menjelaskan sambil tersenyum, "Sebenarnya dari sudut pandang laboratorium, mungkin untuk mendapatkan hasilnya lebih cepat. Tetapi, menurut prosedur kami, tes DNA perlu dilakukan dua kali oleh penguji yang berbeda. Terutama untuk menemukan hasil hubungan orang tua-anak. Harus dilakukan dua kali pengujian sebelum mencapai kesimpulan."     

"Dibutuhkan dua hari untuk putaran pertama pengujian berakhir dan dua hari lagi untuk memulai pengujian berikutnya dari waktu ekstraksi DNA. Jadi, dibutuhkan empat hari. Setelah dua putaran pengujian dilakukan, akan butuh tiga hari untuk menghitung dan meninjau hasil tes. Jadi, secara keseluruhan dibutuhkan tujuh hari," lanjut Profesor Guntoro.     

"Lagi pula tes DNA bukanlah masalah sepele. Kami harus lebih teliti. Jika terjadi kesalahan, bukankah itu akan menyakiti perasaan kalian?"     

Sean mengangguk dan berkata, "Berapa lama waktu yang dibutuhkan tidak menjadi masalah. Saya hanya menginginkan hasil tes DNA yang keakuratannya pasti terjamin!"     

Profesor Guntoro meyakinkan, "Tuan Sean, tenang saja. Saya sudah berada di industri ini selama berpuluh-puluh tahun. Saya berani menjamin dengan reputasi saya sebagai jaminannya bahwa setelah tujuh hari, tidak mungkin ada kesalahan dalam hasil laporan. Saya akan turun tangan mengawasi dan menangani hasil tes DNA Tuan Sean secara langsung."     

Sean yang mengetahui otoritas Profesor Guntoro pun berkata, "Tidak hanya keakuratannya, tetapi juga keasliannya. Profesor seharusnya juga sudah tahu identitas saya. Keluarga Yuwono bukanlah keluarga biasa. Sulit untuk menjamin bahwa seseorang akan menyuap kalian untuk mewarisi harta keluarga Yuwono."     

"Profesor Guntoro, saya akan memberitahu hal-hal yang tidak mengenakkan di awal. Jika saya sampai tahu ada orang yang berani memalsukannya, saya tidak akan pernah melepaskannya sampai kapanpun!" Sean menegaskan.     

Profesor Guntoro dapat merasakan betapa menakutkannya Sean. Dia menjadi sedikit takut dan menjawab dengan hormat, "Baik, Tuan Sean."     

Setelah itu, laboratorium mulai mengumpulkan sampel. Sesudah menandatangani berkas-berkas yang ada, mereka tinggal menunggu hasilnya. Setelah keluar dari laboratorium, Sean membawa Giana dan si kembar kembali ke rumah.     

"Sean, mari duduk-duduk dulu di rumah. Hasil pemeriksaannya baru akan keluar seminggu lagi. Kamu tidak perlu terlalu terburu-buru," kata Lana.     

Sean berkata dengan dingin, "Tidak perlu, Aku akan kembali untuk menemani tunanganku. Seminggu lagi aku akan menjemput untuk ke laboratorium dan melihat hasilnya."     

Setelah selesai berbicara, Sean kembali ke rumahnya dan Chintia.     

Chintia sudah menunggu di rumah. Ketika melihat Sean kembali, dia bertanya dengan cemas, "Bagaimana? Apa sudah diperiksa?"     

Sean mengangguk. "Akan memakan waktu tujuh hari untuk mengetahui hasilnya."     

"Ya. Tidak masalah menunggu beberapa hari lagi. Lebih baik mendapatkan hasil yang langsung akurat agar tidak perlu melakukannya lagi jika terjadi kesalahan," kata Chintia.     

Sean yang masih merasa khawatir pun menghubungi Andy.     

"Tuan Muda!"     

"Andy, awasi setiap orang di laboratorium tes DNA untuk melihat apakah ada orang yang terlihat mencurigakan dalam tujuh hari ke depan. Juga Giana dan Yoga. Awasi mereka selama 24 jam."     

"Baik!"     

Setelah menutup telepon, Chintia bertanya, "Apa Tuan Muda khawatir Giana akan menyuap seseorang di laboratorium tes DNA?"     

Sean mengangguk. "Hanya untuk berjaga-jaga."      

Jelas Sean merasa perlu melakukan itu, karena mungkin Giana akan benar-benar melakukannya.     

Pada saat ini, telepon Chintia berdering. Ada panggilan masuk dari Julius.     

Tentu saja Sean tidak akan keberatan. Setiap orang memiliki masa lalu, sama seperti dirinya dan Giana, dan Chintia juga tidak pernah marah.     

Sean berkata, "Julius seharusnya sudah tahu tentang lamaran pernikahanku padamu. Bukankah kamu sudah memiliki janji setengah tahun dengannya yang masa berlakunya juga berakhir pada bulan Februari? Kamu jelaskan baik-baik padanya dulu saja."     

Chintia mengangguk dan menjawab panggilan Julius. Sean tidak tetap berdiri di sana untuk menguping, tetapi pergi ke kamar mandi.     

"Halo?"     

"Chintia, kamu menerima lamaran Sean?"     

Kemungkinan Julius baru saja membaca berita, jadi dia sangat menggebu-gebu.     

Chintia menjawab mantap, "Benar. Sean melamarku dan aku sudah menyetujuinya. Julius, aku tahu kamu juga ingin menikah denganku, tapi hubungan kita sudah berlalu."     

Julius menjawab dengan emosional, "Kamu tidak seharusnya menerima lamarannya! Dulu kita sudah berjanji untuk bertaruh selama setengah tahun. Kenapa kamu tidak bertemu denganku dulu dan langsung menerima lamaran Sean?!"     

Sebenarnya Chintia berencana untuk pergi ke Surabaya dan menjelaskan secara langsung pada Julius bahwa sesudah setengah tahun, Chintia masih memilih Sean. Namun, tiba-tiba Sean melamarnya dan Chintia juga tidak menyangka.     

Chintia berkata, "Bahkan jika aku bertemu denganmu, jawabanku tetap sama. Kamu sudah kalah. Julius, aku belum bosan selama setengah tahun dan tidak akan bosan di masa depan. Sean tidak hanya muda dan tampan sekarang, tapi dia juga kaya. Sekarang dia lebih kaya darimu…"     

"Julius, jangan salahkan aku karena berkata dengan begitu kejam, tapi sekarang kamu tidak bisa dibandingkan dengan Sean sama sekali," tukas Chintia.     

Benar. Setengah tahun yang lalu, Julius memiliki keuntungan besar dalam uang dan status dibandingkan Sean. Sekarang Sean menjadi Presiden Direktur YS Group dan sebagai cucu dari keluarga Yuwono, dia sudah dari dulu melampaui Julius.     

Tak disangka, Julius masih tidak menyerah setelah mendengar kata-kata jujur Chintia.     

"Chintia, aku tahu apa yang kamu katakan. Dia adalah laki-laki yang ingin dinikahi semua wanita di Indonesia. Semua wanita di dunia bisa menikah dengannya, tetapi kamu tidak bisa!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.