Ingin Kukatakan Sesuatu

Tidak Ada Hubungan Darah!



Tidak Ada Hubungan Darah!

Ekspresi aneh ketiganya membuat Sean gugup lagi.     

Pasti ada yang salah! Jika si kembar anak Sean, maka sebagai anggota staf laboratorium, seharusnya mereka sangat senang untuk memberitahukan hasilnya pada Sean. Tidak mungkin mereka membuat orang panik seperti ini!     

Sean melihat hasil tes DNA lagi, lalu menatap Profesor Guntoro dan yang lainnya dengan marah dan mengamuk dengan suara yang keras, "Profesor Guntoro, katakan yang sebenarnya! Hasil tes DNA ini sebenarnya benar atau tidak! Apa jangan-jangan kalian membuat hasil palsu karena kalian menerima uang dari Giana?! Kalian tahu apa yang akan terjadi jika menipu saya?! Jika hanya karena uang, saya juga bisa memberikan seratus kali lipat lebih banyak pada kalian!"     

Profesor Guntoro berkata, "Tuan Sean, tolong jangan emosi dulu. Saya yang bertanggung jawab atas mereka. Saya berani menjamin bahwa tidak ada siapapun yang menerima sepeser pun. Kami benar-benar bisa menjamin bahwa hasil tes DNA ini benar dan tepat."     

Sean sangat marah. "Jika hasilnya benar bahwa si kembar adalah anak saya, lalu kenapa kalian berwajah sedih seperti itu dan tidak berani menatap wajah saya? Jika si kembar anak saya, kenapa kalian tidak terlihat senang?"     

Profesor Guntoro menghela napas dan berkata, "Tuan Sean, kenapa Tuan tidak membaca hasilnya sampai selesai dulu saja?"     

Sean langsung terkejut.     

Membaca hasilnya... sampai selesai? Bukankah aku sudah selesai membacanya?     

Sean kembali membolak-balik laporan. Setelah membalik sampai halaman ketiga, dia membuka halaman keempat. Namun, halaman keempat hanyalah berisi sebuah foto. Foto Sean, kedua penguji, dan si kembar. Foto ini digunakan untuk menentukan identitas. Foto ini tidak memiliki nilai atau arti sama sekali.     

Tepat setelah Sean membalik halaman keempat, tiba-tiba Sean mendapati bahwa terdapat hasil tes DNA pada halaman keempat ini. Ini hasil tes DNA Melody.     

Sean melakukan tes DNA pada dua anak kembar. Dia hanya melihat hasil tes DNA untuk Birama si anak laki-laki, tetapi belum melihat hasil tes DNA untuk Melody si anak perempuan.     

Sean sontak tertegun dan menatap Profesor Guntoro. "Maksud Profesor…"     

Profesor Guntoro melirik 'hasil tes DNA Melody' di tangan Sean dan mengangguk. Dalam sekejap, Sean merasa seakan dirinya terjatuh dari puncak Tugu Monas. Dia merasa benar-benar kekurangan oksigen dan merasa seperti kehabisan napas.     

Tubuh Sean bergetar hebat saat membuka hasil tes DNA Melody dan langsung membuka halaman ketiga. Di halaman ketiga tertulis: 'Hasil analisis DNA menunjukan bahwa Sean Yuwono tidak memiliki hubungan darah dengan Melody.'     

Brak!     

Ketika Sean membaca kata-kata 'tidak memiliki hubungan darah', kakinya lemas dan dia terjatuh dalam sekejap.     

"Tuan Sean! Tuan Sean!"     

Profesor Guntoro dan dua anggota staf buru-buru membantu Sean berdiri dan membantunya untuk duduk.     

Profesor Guntoro mencoba menghiburnya sebisa mungkin, "Tuan Sean, apakah Anda baik-baik saja? Tolong kendalikan emosi Anda. Tuan Sean, Anda memiliki karier yang sukses dan membuat kontribusi besar untuk seluruh masyarakat. Masih banyak hal besar yang menanti Anda."     

"Benar, Tuan Sean. Setidaknya salah satu anak dari kedua anak ini adalah anak Anda," kata seorang penguji.     

Sean sangat marah sampai ingin membunuh orang rasanya. Dia sama sekali tidak mengira bahwa anak kembar bisa lahir dari dua ayah yang berbeda.     

Sean meraih pakaian Profesor Guntoro dan berkata dengan marah, "Tolong jelaskan pada saya, kenapa hal seperti ini bisa terjadi?! Apa Profesor sedang mempermainkan saya?!"     

Profesor Guntoro menjelaskan, "Tuan Sean, mana mungkin saya berani mempermainkan Anda? Kemungkinan ini sangat kecil. Dalam keadaan normal, wanita dewasa hanya berovulasi satu sel telur per bulan, tetapi Nyonya Giana berovulasi dua sel telur."     

Sean menyela, "Itu sebabnya dia melahirkan anak kembar. Saya tahu itu! Yang saya ingin Anda jelaskan adalah kenapa anak kembar bisa memiliki ayah yang berbeda!"     

Profesor Guntoro menjawab, "Karena... Nyonya Giana, kemungkinan… dengan dua orang dalam waktu yang sangat singkat…"     

"Hah?!"     

Sean sangat marah dan melemparkan gelas-gelas teh yang ada di atas meja ke lantai.     

"Giana!!!"     

Sean benar-benar sangat ingin membunuh wanita jalang ini.     

Selama mereka menginginkan anak, itu jelas-jelas merupakan saat yang paling menggairahkan bagi mereka berdua. Sebelum Sean mengungkapkan identitasnya, Sean dan Giana memiliki hubungan yang dingin, jadi bisa dimengerti jika Giana berselingkuh dengan Cahyadi.     

Setelah Sean dan Giana memiliki anak, hubungan mereka berangsur-angsur menjadi semakin membosankan, jadi bisa dimengerti juga jika Giana menjadi tertarik pada Yoga yang masih segar. Namun, saat itu mereka berdua sedang di masa-masa paling mesra dan kasmaran.     

Kenapa Giana masih saja memiliki pria lain?! Sebenarnya siapa pria itu?! Kenapa sudah sampai sejauh ini, aku tidak menyadarinya sama sekali?!     

Sean segera membawa hasil tes DNA itu dan bergegas keluar.     

"Tuan Sean! Tuan Sean! Mohon tenang!"     

Melihat Sean dengan amarah yang meledak-ledak, ketiganya segera berusaha menghentikan Sean, tapi mereka sama sekali tidak bisa menghentikannya.     

Pada saat ini, Giana, Chintia, dan yang lainnya, semuanya sedang duduk sambil minum teh. Melihat Sean keluar, semua orang segera mendongak dan melihat raut wajah Sean yang seakan ingin memakan orang. Giana segera menyadari bahwa situasinya tidak bagus.     

"Se… Sean…"     

Sean bergegas menghampiri Giana sambil membawa kedua hasil tes DNA, lalu langsung melemparkannya ke wajah cantik Giana.     

Srak!     

Giana yang dipukul dengan kertas pun merasa sakit.     

Sean mengamuk, "Giana! Jelaskan padaku sekarang juga! Anak siapa Melody?!"     

Chintia yang melihat ini pun segera menarik Sean untuk mencegahnya bertindak impulsif.     

Para staf laboratorium sudah mengantisipasi situasi ini, jadi saat ini puluhan lebih penjaga keamanan yang gagah sudah datang untuk menghentikan Sean dan mencegah Sean bertindak gegabah. Saat seorang suami menerima hasil yang menyatakan bahwa anak tersebut bukan darah dagingnya, suami pasti akan memukul istrinya, jadi para staf pekerja di laboratorium sudah terbiasa.     

Giana dengan gugup meneguk teh hijau yang baru saja diminumnya, kemudian mengambil kedua hasil tes DNA dari lantai dan membacanya.     

"Sean adalah ayah Birama!"     

"Apa?"     

Yoga, Chintia, dan Lana semua tercengang ketika mereka mendengar ini. Dari penampilan Sean yang mengamuk, mereka mengira si kembar bukan anak Sean. Tetapi, jika si kembar anak Sean, lalu kenapa Sean sangat marah?!     

Lana berdiri di depan Giana dan berteriak pada Sean, "Sean! Apa ada yang salah dengan matamu? Hasil tes DNA jelas-jelas menyatakan bahwa Birama adalah anakmu! Kenapa kamu masih memukuli putriku seperti ini?!"     

Sean berteriak pada Lana, "Suruh putrimu yang baik ini melihat hasil tes DNA berikutnya!"     

Berikutnya?     

Sama seperti Sean, mereka semua merasa jika tes DNA dilakukan pada anak kembar, maka cukup melihat salah satu hasil saja. Apa gunanya melihat keduanya? Namun, ketika mereka melihat hasil tes DNA Melody yang berikutnya, semuanya terkejut.     

"Melody… bukan anak Sean!"     

Sean berteriak dengan penuh amarah pada Giana, "Giana, dasar jalang! Hari ini kamu harus memberikan penjelasan padaku, si Melody ini sebenarnya anak siapa?!"     

Saat ini, tiba-tiba Giana pingsan.     

"Giana? Giana! Tolong! Cepat bawa ke rumah sakit! Putriku pingsan!" Lana segera berteriak.     

Untuk menghindari konflik, staf laboratorium pun segera membawa Giana pergi dan mengantarnya ke rumah sakit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.