Ingin Kukatakan Sesuatu

Giana Masih Saja Berbohong!



Giana Masih Saja Berbohong!

0Sean sangat marah pada Giana hingga ingin mencabut jarum infus yang ada di tangannya.     

"Giana! Jelaskan dengan benar padaku! Jika kamu sangat ingin mengandung anak dari cinta pertamamu, lalu kenapa kamu tidak menikah dengannya saja? Kamu anggap aku apa?! Kamu menjalin hubungan denganku, tapi saat ingin memiliki anak, kamu mencari orang lain?"     

Giana menundukkan kepalanya dan tampak merasa malu. Dia menjelaskan pada Sean, "Sean, aku juga melakukannya karena terpaksa. Apa kami masih ingat saat kita baru mau mulai memiliki anak, tapi tidak berhasil?"     

Sean mengingat-ingat kejadian tahun lalu. Mereka berdua memang tidak langsung berhasil memiliki anak. Giana baru hamil sesudah mereka berdua sudah sangat lama tinggal bersama.     

"Memangnya kenapa?" tanya Sean.     

Giana menjelaskan, "Saat itu aku ingin memiliki anak dari keluarga Yuwono, tapi sesudah itu selalu saja tidak hamil-hamil juga sehingga aku merasa sedikit cemas. Lalu, suatu kali, ketika mengobrol dengan Hilda tentang ini, dia bilang… Mungkinkah kamu yang bermasalah… sampai kita tidak juga memiliki anak."     

Seean memukul sandaran tempat tidur Giana dengan penuh amarah.     

"Dasar Hilda jalang! Yang bermasalah itu kamu!" Sean sangat marah.     

Giana melanjutkan, "Sesudah itu, tiba-tiba Hilda ingat kamu pernah bilang kalau dulu kamu pernah perlu dioperasi saat kami sedang berada di luar negeri, tapi kami tidak meminjamkan uang padamu. Akhirnya kamu mencari Nenek Wanda untuk meminjam uang, lalu pergi ke rumah sakit untuk melakukan operasi."     

"Kemudian, Hilda membawaku ke rumah sakit tempatmu menjalani operasi dan memeriksa catatan medismu. Kata dokter, penyakitmu saat itu sangat langka. Akhirnya dokter baru mengetahui bahwa penyakit itu disebabkan oleh infeksi pada orang yang pernah berada di medan perang. Sementara, kamu juga pernah bilang kalau kamu pernah pergi ke medan perang untuk mengikuti pelatihan…" terang Giana.     

"Dokter memberitahuku bahwa kamu sangat mungkin… kehilangan kesuburan… karena hal ini..." Suara Giana semakin kecil.     

Dalam hal ini, Giana memang mengatakan yang sebenarnya. Sean membuat Yoga kehilangan kesuburannya juga dengan obat yang didapatkannya di medan perang. Setelah Sean terinfeksi, penyakit itu memang mempengaruhi kesuburannya, tetapi kemudian Sean berhasil disembuhkan.     

Sean mencibir, "Jadi, karena tahu aku tidak bisa memiliki anak, kamu meminta bantuan orang lain? Haha. Memangnya kamu lupa kalau aku pernah bilang padamu bahwa keluarga Yuwono akan melakukan tes DNA pada keturunannya?"     

Giana berkata, "Aku juga tidak ingin berbuat seperti ini. Tapi, Hilda bilang, jika kita berdua tidak memiliki anak, meskipun aku menikah denganmu, aku pasti tidak akan dapat mewarisi harta keluarga Yuwono-mu."     

"Hilda menyarankanku untuk mencobanya. Setelah melahirkan, aku bisa memalsukan hasil tes DNA. Kamu juga tahu bahwa aku selalu mendengarkan kata-katanya. Aku juga bisa mendapatkanmu kembali karena selalu mendengarkan perkataannya. Semua itu atas bantuannya. Jadi, aku mengikuti kata-katanya dan melakukan seperti apa katanya," lanjut Giana.     

"Cih."     

Sean mencibir dan memandang Giana. Bisa-bisanya seorang wanita yang cantik, cerdas, dan cakap sepertinya mendengarkan perkataan orang luar untuk memutuskan hal sebesar ini dalam hidupnya.     

Giana, hidupmu sungguh menyedihkan!     

Ketika mengetahui semua kebenarannya, Sean tidak ingin mendengarkannya lagi dan bertanya, "Oke. Sekarang aku hanya ingin tahu, siapa nama cinta pertamamu itu?"     

Giana mendengar bahwa Sean ingin membalas dendam pada pria itu. Dia sangat ketakutan sehingga dia segera mencabut jarum infusnya sendiri, kemudian turun dari tempat tidur dan memohon pada Sean.     

"Sean, jangan balas dendam padanya, oke? Masalah ini tidak ada sangkut pautnya dengannya. Dia bersedia melakukannya karena aku yang memohon padanya. Sekarang dia sangat menyedihkan. Anaknya baru saja lahir, tapi istrinya mengalami kecelakaan mobil. Sekarang dia merawat anaknya seorang diri dan tidak memiliki pekerjaan."     

"Jika kamu ingin membalas dendam padanya, dia pasti tidak akan mampu melawanmu. Dia begitu menyedihkan dan tidak bermaksud untuk memprovokasimu, jadi bisakah kamu melepaskannya? Jika kamu tidak menyukai Melody, aku bisa membuangnya. Aku bisa memberikannya pada orang lain. Aku bisa mengirimnya ke negara lain untuk diadopsi. Aku janji bahwa kamu tidak akan melihatnya lagi selamanya, oke?"     

Setelah mendengar kata-kata Giana, Sean sudah tidak mampu melakukan apapun lagi. Air mata pun mengalir dari mata Sean. Ini kedua kalinya dia meneteskan air mata karena Giana.     

Pertama kali Sean meneteskan air mata untuknya karena cintanya yang begitu mendalam dan masih mencintai Giana. Tapi, kali ini Sean menangis karena merasa dirinya sudah terlalu gagal.      

Seseorang yang sangat dicintainya di masa lalu ternyata sudah mempermainkan dirinya seperti orang bodoh. Pada saat mereka berdua ingin memiliki anak, istrinya justru meminta dan memohon bantuan orang lain.     

Sean menatap gadis kecil yang ada di hadapannya. Meskipun gadis kecil ini tidak memiliki hubungan apapun dengannya, dia sudah mengira bahwa gadis kecil ini juga anaknya.     

Hanya ada satu kasus bayi kembar seperti ini di antara seribu orang yang memiliki anak. Awalnya Sean bisa memiliki sepasang bayi kembar putra dan putri seperti itu. Namun, Giana merusak ini semua.     

Sean menyeka air matanya, lalu memandang Giana dan berkata, "Giana, aku akan mengambil putraku dalam waktu setengah tahun. Hargai baik-baik waktu yang kamu habiskan bersama putraku!"     

Setelah mengatakannya, Sean pergi dengan sedih.     

"Sean! Sean!"     

Giana terus memanggil Sean dari belakang. Ada darah yang keluar dari jarum di pergelangan tangannya. Lana pun buru-buru menariknya.     

———     

Sesudah mengetahui kebenarannya, Sean kembali ke Emerald Ville mengendarai mobilnya. Dia tidak memaksa Giana untuk mengatakan siapa pria yang sudah berselingkuh dengannya dan juga tidak memerintahkan orang-orangnya untuk berurusan dengan pria itu.     

Giana sudah berkata seperti itu, sementara Sean dengan hati yang begitu lembut, mengikuti semua keinginan Giana. Apa lagi yang bisa dilakukan Sean? Jika ingin menyalahkan, maka salahkan saja kehendak Tuhan.     

Ketika sampai di rumah, Chintia melihat Sean yang begitu bersusah hati. Dia menuangkan secangkir teh panas untuk Sean, tetapi Sean tidak bisa meminumnya.     

Chintia mengeluarkan minuman dingin dari kulkas dan Sean langsung meneguk semuanya.     

Dingin! Sekarang hanya sesuatu yang dingin yang dapat menyegarkan Sean! Hati Sean sudah lama dingin!     

Setelah beberapa saat, seseorang mengetuk pintu. Chintia pun pergi membuka pintu. Orang yang mengetuk pintu adalah Andy.     

"Apa kabar, Nona Chintia?"     

Tak hanya pada Sean, Andy juga sangat menghormati Chintia.     

Chintia tahu bahwa Andy adalah bawahan Sean, jadi dia juga dengan sangat sopan berkata, "Tuan Andy, silakan masuk."     

"Terima kasih, Nona Chintia."     

Andy tidak datang sendiri, tetapi juga membawa orang lain, Hilda Sukirman.     

"Eh? Bukankah ini Hilda, sahabat Giana?" Chintia bertanya penasaran.     

Andy menjawab, "Benar, Nona. Tuan Muda baru saja menyuruh saya untuk membawanya dari Jakarta."     

"Apa kabar, Kak Chintia?" Hilda turut menyapa Chintia dengan hormat.     

"Oh, baik."     

Chintia mempersilakan keduanya masuk.     

Andy berjalan ke arah Sean yang sedang duduk di sofa sambil minum anggur dan berkata, "Tuan Muda Sean, saya membawa Hilda!"     

"Presdir Sean," sapa Hilda.     

Hilda tidak berani tidak menghormati Sean lagi. Jika tahu Sean akan menjadi seperti hari ini, dulu dia tidak seharusnya melawan Sean.     

"Suruh dia pergi saja," kata Sean yang masih terlihat linglung dan tak berdaya.     

Sean meminta Andy membawa Hilda dari Jakarta untuk mengetahui siapa ayah biologis Melody dan mengapa Giana mengkhianatinya. Tetapi, sekarang Giana sendiri sudah memberitahu Sean yang sebenarnya, jadi Sean sudah tidak perlu lagi bertanya pada Hilda.     

"Eh…"     

Andy tertegun sejenak. Dia sudah langsung menyetir sendiri secepat mungkin ke Jakarta untuk mencari Hilda dan membawanya kemari. Tapi, tanpa menanyakan apapun, Hilda malah disuruh pergi begitu saja?     

Hilda ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Sean. Jadi, dia berinisiatif untuk menghampiri Sean dan menuangkan segelas anggur untuk Sean.     

Ketika Sean melihat Hilda menghampirinya, dia langsung reflek menampar Hilda.     

"Ahhh!!!"     

Hilda yang rapuh pun segera terbaring di lantai.     

Sean mengamuk dan memaki Hilda, "Hilda, dasar jalang! Ini semua salahmu sampai Giana mengkhianatiku dan melahirkan anak yang bukan anakku! Aku bisa saja punya anak kembar, tapi kamu merusak semuanya!"     

Hilda memegangi wajahnya dan berseru, "Ini tidak benar! Presdir Sean, apa hubungannya ini dengan saya?"     

"Jika bukan karena kamu bilang pada Giana bahwa tubuhku bermasalah dan tidak bisa memiliki anak, bahkan membawanya ke rumah sakit untuk memeriksa catatan medis masa laluku, Giana tidak akan mencari cinta pertamanya!" bentak Sean.     

Ketika Hilda mendengar ini, dia tampak kebingungan. "Pergi ke rumah sakit? Rumah sakit apa? Saya tidak pernah membawa Giana ke rumah sakit!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.