Ingin Kukatakan Sesuatu

Ayah Biologisnya adalah Orang Lain!



Ayah Biologisnya adalah Orang Lain!

0  Sean mengerutkan keningnya dan bertanya, "Apa katamu? Kamu tidak pernah membawa Giana ke rumah sakit?"     

  Melihat Sean mempertanyakan kata-kata Hilda, Andy segera mengeluarkan wibawanya dan berteriak pada Hilda, "Hilda Sukirman, jika kamu berani berbohong pada Tuan Muda Sean, konsekuensi yang harus kamu tanggung akan sangat serius!"     

  Hilda tampak tak berdaya.     

  "Mana mungkin saya berani berbohong pada Presdir Sean? Saya berada di posisi saya sekarang ini karena sudah menyinggung Presdir Sean sebelumnya. Saya bahkan kehilangan seorang suami yang begitu baik. Bahkan jika diberi sepuluh keberanian lagi sekarang, saya tidak akan berani berbohong pada Presdir Sean lagi."     

  Sean bisa membaca dari ekspresinya bahwa sepertinya Hilda tidak sedang berbohong. Atau dengan kata lain, berdasarkan situasi yang dihadapinya saat ini, Hilda tidak berani berbohong.     

  Sean terus bertanya, "Kamu tidak pernah ke rumah sakit? Tapi, kamu memberitahu Giana bahwa aku tidak bisa punya anak, kan?"     

  Hilda buru-buru menjelaskan, "Saya berani bersumpah demi Tuhan. Saya tidak pernah mengatakan itu! Giana sendiri yang mengatakannya."     

  "Apa katamu?" Sean lagi-lagi terkejut.     

  Hilda berkata, "Waktu itu, dia baru saja rujuk dengan Anda. Dia takut keluarga Anda tidak mau mengakuinya karena dia pernah mengkhianati Anda. Dia ingin memiliki anak dari Anda dan menjadi ibu yang baik, lalu mewarisi harta keluarga Yuwono."     

  "Namun, setelah kalian tinggal bersama selama beberapa saat dan belum tahu kalau dirinya hamil, dia menjadi sangat panik dan beberapa kali bertanya pada saya, 'Hilda, menurutmu kenapa aku belum juga hamil? Apa mungkin karena Sean yang bermasalah?'"     

  "Saya menjawab sambil tertawa, 'Apa yang membuatmu terburu-buru? Mana bisa memiliki anak secepat itu? Selain itu, Sean begitu kuat dan sehat, jadi pasti tidak ada masalah.'"     

  "Oh, saya ingat! Dia sendiri yang pernah membahas mengenai operasi yang Anda lakukan. Dia bahkan mengajak saya untuk pergi menemaninya, tapi saat itu saya tidak punya waktu, jadi saya tidak menemaninya ke sana."     

  Sean tercengang. Selama beberapa saat, dia tidak tahu siapa yang harus dipercayainya. Dua wanita mengatakan dua versi yang berbeda. Selain itu, keduanya adalah dua wanita yang suka berbohong.     

  Tiba-tiba Sean meletakkan gelas anggurnya. Dia tidak lagi lemas dan tidak bersemangat seperti sebelumnya, tetapi dia menguji Hilda sambil tersenyum.     

  "Hilda, kamu benar-benar ahli dalam berbohong. Kamu bahkan tidak mengubah ekspresimu saat berbohong. Aku benar-benar kagum padamu."     

  Hilda tampak putus asa. "Presdir Sean, kita bukan baru kenal sehari dua hari saja. Kita sudah saling kenal selama tiga tahun. Apa Anda masih tidak tahu saya orang yang seperti apa?"     

  "Ya, saya memang perempuan yang suka pada pria-pria tampan. Ketika melihat pria tampan, saya selalu ingin menggodanya. Tapi, saya selalu memiliki prinsip!"     

  "Suatu kali, saya tidak hati-hati bermain dengan brondong dan mengandung anaknya. Saya langsung melakukan aborsi dengan tegas! Saya tidak akan mungkin membiarkan suami saya membesarkan anak orang lain! Saya tidak bisa membohonginya seperti itu!"     

  Sean mengangguk. Dia juga tahu tentang ini.     

  Hilda melanjutkan, "Presdir Sean, Anda selalu mengatakan bahwa saya bukan wanita yang baik, tapi izinkan saya bertanya pada Anda. Selama tiga tahun ini, bagaimana perlakuan saya pada Anda? Selama tiga tahun Anda menjadi bagian dari keluarga Wangsa, ketika semua teman-teman Giana mengejek Anda, apa saya pernah mengatakan sesuatu yang merendahkan Anda?"     

  Sean terdiam dan mengingat-ingat selama tiga tahun terakhir. Hilda bisa dibilang merupakan wanita yang paling baik pada Sean.     

  Teman-teman Giana yang lain mengabaikannya ketika mereka melihat Sean di mal atau di tempat lain. Bahkan jika mengenalinya, mereka juga tidak akan menyapa. Lain halnya dengan Hilda. Setiap kali bertemu, Hilda bahkan lebih dulu menyambut Sean dengan gembira dan sering mengundangnya untuk makan dan minum.     

  Sean selalu mengira Hilda berbuat seperti ini karena bernafsu pada parasnya yang tampan. Tapi, jika dipikirkan baik-baik, pria tampan seperti apa yang belum pernah dilihat atau ditiduri Hilda?     

  Sean adalah suami dari sahabat baiknya. Bahkan jika Hilda mengundangnya untuk makan seratus kali, dia tidak akan mungkin membuat kemajuan apa pun dengan Sean. Ini menunjukkan bahwa Hilda benar-benar memiliki karakter yang baik.     

  Hilda terus membela diri, "Anda selalu mengatakan bahwa saya yang sudah merusak Giana. Tapi, apa Anda tahu? Saat pertama kali saya selingkuh dan melakukan hal yang bersalah pada suami saya, itu karena Giana yang menyuruh saya!"     

  "Apa katamu? Tidak mungkin! Waktu itu Giana sangat polos dan tidak mungkin menyuruhmu melakukan hal seperti itu!"     

  Entah mengapa, Sean justru mulai membela Giana.     

  "Giana hanya terlihat polos di luar saja, tapi sebenarnya dia lebih kejam dan lebih serakah dari saya! Jika dia benar-benar baik dan saya benar-benar seburuk itu, seharusnya dia bisa punya banyak teman. Tapi, kenapa dia malah ingin berteman dengan saya?" balas Hilda.     

  Jika Giana benar-benar tidak setuju dengan apa yang dilakukan Hilda, dia juga tidak akan bersahabat dengan Hilda selama bertahun-tahun seperti ini. Dengan kata lain, sejak awal Giana dan Hilda memang sama.     

  Perbedaannya adalah Giana benar-benar sangat antik dan merupakan bidadari di hati semua pria. Dia harus terus mempertahankan dan menunjukkan sisi cantiknya. Dengan begitu, pria-pria itu mendambakan dan menyukainya. Sementara, Hilda berbeda. Dia terlihat biasa saja dan tidak banyak pria yang menyukainya, jadi dia bisa mengungkapkan dirinya yang sesungguhnya.     

  Sean duduk di sofa dan berpikir untuk waktu yang lama. Dia menyalakan sebatang rokok dan mengingat-ingat masa lalu saat bersama Giana. Tiba-tiba dia merasa Giana adalah wanita yang bahkan lebih buruk dari Hilda.     

  Benar! Mana mungkin seorang wanita dewasa dari keluarga kaya yang lulus dari universitas bisa disesatkan oleh satu orang? Sejak awal, Giana memang wanita yang tidak setia dan buruk, pikir Sean.     

  Sean buru-buru bertanya, "Apa Giana memiliki cinta pertama yang merupakan teman satu SMA dan satu kampus? Istrinya meninggal dalam kecelakaan mobil dan sekarang dia merawat anaknya sendirian."     

  Hilda berpikir sejenak dan berkata, "Cinta pertama, SMA... Oh, ada satu, tapi dia baru saja menikah dan istrinya baik-baik saja. Selain itu, dia tidak punya anak."     

  Lagi-lagi, penjelasan Hilda berbeda dari apa yang dikatakan Giana. Sebenarnya siapa yang berbohong dan siapa yang mengatakan yang sesungguhnya dari kedua orang ini?     

  Jika apa yang dikatakan Giana benar, maka Sean hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri atas kegagalannya karena tidak bisa menjaga hati Giana saat cintanya sedang begitu bergairah. Dengan begitu, Sean hanya bisa menerima dan melupakan masalah ini.     

  Tapi, bagaimana jika apa yang dikatakan Hilda benar?! Ayah dari gadis kembar itu mungkin orang lain! pikir Sean lagi.     

  Sean bertanya pada Hilda, "Siapa nama cinta pertamanya? Apa kamu tahu dia tinggal di mana?"     

  "Namanya Michael Hadinata. Dia tinggal di kompleks perumahan Permata Hijau, Jakarta," jawab Hilda.     

  Sean mematikan puntung rokok dan segera berdiri.     

  "Ayo! Berangkat ke Permata Hijau sekarang juga!"     

  Sean sendiri akan pergi ke Jakarta untuk melihat cinta pertama Giana dan menanyakan apakah dia memang ayah dari Melody.     

  "Baik!"     

  Andy segera menarik lengan Hilda dan membawanya ke dalam mobil. Chintia juga ingin pergi bersama Sean, tetapi Sean menolak.     

  "Chintia, tetaplah di Banten. Biar aku sendiri saja yang menangani masalah ini."     

  "Oke."     

  Chintia sendiri tahu bahwa kepergiannya hanya akan merepotkan Sean. Lebih baik biar Sean dan Giana saja yang menyelesaikan masalah di antara mereka.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.