Ingin Kukatakan Sesuatu

Momen Paling Menyedihkan bagi Giana!



Momen Paling Menyedihkan bagi Giana!

0Giana baru saja selesai melahirkan dan tubuhnya belum sepenuhnya pulih. Namun, saat ini dia berlari seperti pelari dan bergegas ke lokasi pembangunan seperti orang gila.     

"Jangan hancurkan plang namanya!"     

Tempat yang bernama Grand Giana ini sangat berarti bagi Giana. Ini adalah istananya dan tempat untuk memuaskan kesombongannya. Dia tidak akan pernah membiarkan siapapun menghancurkan tempat ini.     

Pria yang mengendarai mesin derek pun berhenti ketika mendengar kata-kata Giana dan menoleh melihat Sean. Namun, Sean memberi perintah tanpa ampun, "Jangan berhenti! Terus bongkar!"     

Ketika pengemudi mesin derek menerima perintah Sean, dia mengabaikan teriakan Giana dan terus mengendalikan mesin dereknya hingga menghancurkan tulisan 'Giana' yang tersisa dari tulisan 'Grand Giana'.     

Brak!     

Tulisan 'Giana' pun jatuh dari atas dan segera terbelah menjadi dua bagian. Melihat plang nama tempat yang dinamai menurut namanya benar-benar sudah dihancurkan, Giana langsung ambruk dan jatuh ke tanah sambil menangis dengan hebat!     

"Tidak!!! Grand Giana-ku! Istanaku! Tidakkkk!!!"     

Tangis Giana pecah. Sean sudah mengenal Giana selama lebih dari tiga tahun, tapi dia belum pernah melihatnya menangis sehebat ini. Bahkan, sebelumnya Giana hanya berlutut dan memohon pada Sean untuk memaafkannya, tetapi tidak pernah menangis seperti sekarang ini.     

Wanita ini ternyata memang lebih mencintai Grand Giana daripada Sean.     

Sean memandang Giana yang menangis dengan sedih tanpa ada rasa kasihan sedikit pun. Apa yang terjadi pada Giana hari ini merupakan kesalahannya sendiri. Sean tidak merasa kasihan padanya.     

Setelah membongkar plang nama 'Grand Giana' Sean kembali menginstruksikan para pekerja, "Mulai pembangunan tempat pemakamannya sekarang juga!"     

Mendengar kalimat ini, tiba-tiba Giana menatap Sean dengan terkejut bukan main, lalu buru-buru bangkit dan berlari ke arahnya.     

"Sean, apa katamu? Kamu ingin membangun tempat pemakaman di sini?"     

"Benar," jawab Sean, "Aku sudah membeli tanah ini. Tidak akan ada lagi Grand Giana di sini. Tempat ini akan berubah menjadi tempat pemakaman!"     

"Tidak! Tidak!!! Tidak!!!!!" Giana merasa begitu hancur dan hampir pingsan, "Sean, kamu tidak bisa melakukan ini! Apakah kamu lupa? Ini bukti cinta kita! Kamu memilih nama Grand Giana untukku. Kamu sendiri juga yang memilih tempat ini! Bagaimana bisa kamu mengubah tempat yang melambangkan cinta kita menjadi tempat pemakaman?"     

Ketika Sean mendengar Giana mengucapkan kata-kata ini, dia merasa ini benar-benar ironis. Tiba-tiba dia teringat video upacara pernikahan Giana dan Yoga yang dikirim Sandi padanya sebelumnya. Dalam video tersebut, Giana mengatakan bahwa Grand Giana adalah sarang cintanya dan Yoga.     

Sean berkata dengan dingin, "Bukankah ini sarang cintamu dan Yoga? Kalian berdua adalah 'Grand' dan 'Giana', jadi mana ada hubungannya denganku?!"     

Giana sontak terkejut. 'Grand' adalah Yoga, sementara 'Giana' adalah Giana sendiri. Ini semua adalah apa yang dikatakan Giana sendiri saat menikahi Yoga. Dia tidak menyangka Sean juga mengetahui hal ini.     

Giana segera berlutut dan meminta maaf pada Sean, "Sean, aku salah. 'Grand' adalah kamu, bukan Yoga. Ini sarang cinta kita, tempat suci kita, dan tidak ada hubungannya dengan orang lain."     

Sean mendengus dingin. Giana benar-benar tidak tahu diri mengatakan ini di depannya.     

"Giana, justru karena ini sarang cinta kita dan bukti bahwa aku pernah mencintaimu, hari ini aku akan menghancurkannya dan mengubahnya menjadi kuburan. Itu karena semua perasaanku padamu sudah terkubur! Semuanya sudah mati!" kata Sean.     

"Tidak…" Giana berlutut di depan Sean dan menangis sambil menarik celana Sean, "Tidak!!! Kamu masih mencintaiku! Kamu harus tetap mencintaiku! Aku wanita yang paling kamu cinta! Kamu tidak bisa memperlakukanku seperti ini. Sean, kamu tahu Grand Giana adalah segalanya bagiku. Aku menganggapnya sama pentingnya dengan anak kita. Tolong jangan terlalu kejam dan jangan sakiti anakku, ya?"     

Akan lebih baik jika Giana tidak menyebutkan soal anak pada Sean. Begitu menyebut soal anak, Sean semakin menjadi-jadi.     

Sean berteriak pada para pekerja, "Kerjakan dengan sekuat tenaga kalian! Aku ingin melihat sebidang kuburan pertama sebelum hari menjadi gelap!"     

Mendengar kata-kata Sean, Giana menarik kaki Sean lebih keras. Jelas Sean tidak suka Giana mengganggunya seperti ini. Hanya saja, dia tidak ingin memakai tenaganya untuk menendangnya. Bagaimanapun, Giana baru saja melahirkan dan tubuhnya belum pulih.     

Benci adalah benci, tetapi Sean tidak akan menindas seorang ibu yang baru saja melahirkan.     

Akhirnya Sean memberi perintah pada Andy, "Bawa dia pergi!"     

"Baik!"     

Andy segera berada tiba di belakang Giana, lalu menggendongnya dari belakang dengan kedua tangan dan menariknya pergi dengan paksa. Andy sangat kuat sehingga dalam sekejap, dia segera berhasil menarik Giana. Namun, Giana berteriak.     

"Aaahhh!!!" Giana memandang Andy dengan sangat marah dan berkata, "Beraninya kamu mengambil keuntungan dariku! Dasar bajingan! Bisa-bisanya kamu mengambil keuntungan dari mantan istri tuanmu di depan tuanmu! Beraninya kamu bertindak seenaknya padaku! Putraku adalah putra kandung tuanmu dan dia pasti akan mengambil alih keluarga Yuwono di masa depan. Beraninya kamu begitu kasar padaku!"     

Setelah mendengarkan kata-kata Giana, wajah Andy berubah pucat ketakutan. Dia buru-buru berkata pada Sean, "Tuan Muda, saya tidak melakukannya! Ketika saya menariknya, saya hanya menggunakan sedikit kekuatan dan mungkin menyakitinya. Saya bersumpah! Saya tidak pernah mengambil kesempatan untuk mengambil keuntungan darinya!"     

Sean memandang Giana dan berkata, "Di lubuk hatiku, dari dulu kamu sudah bukan lagi Giana yang polos dan bersih."     

"Andy, jangan pedulikan dia. Singkirkan dia kembali ke mobilnya dan jangan biarkan dia menggangguku di sini," perintah Sean.     

"Baik!"     

Dengan adanya izin dari Sean, Andy tak banyak bicara lagi dan langsung membawa Giana dan berjalan ke mobil Audi-nya.     

"Buka pintu Audi-mu atau aku akan melemparkanmu ke atas mobil!" perintah Andy.     

Giana, yang digendong Andy, terus memukuli punggung Andy, namun kekuatannya hanya menggelitik Andy.     

"Kenapa?! Kenapa kamu begitu kejam padaku?!" Giana menangis.     

Sambil menggendong Giana, Andy menyahut, "Kenapa? Giana, apa kamu tidak tahu kenapa? Kamu sudah berbohong pada Tuan Muda Sean berulang kali. Tuan Muda Sean tidak memukulmu saja sudah termasuk sangat baik padamu!"     

"Memang aku bohong apa pada Sean?!" Giana masih saja berpura-pura.     

Andy berseru, "Jangan pura-pura! Kamu pikir kenapa kami datang ke Jakarta untuk menghancurkan Grand Giana-mu? Kami sudah pergi ke rumah cinta pertamamu. Cinta pertamamu Michael Hadinata, kan? Istrinya baik-baik saja, tapi kenapa kamu bilang istrinya mengalami kecelakaan mobil?"     

Baru saat itulah Giana tahu alasan sebenarnya.     

"Sean… Dia sudah tahu?"     

Tidak heran Sean sangat marah hingga bersikeras menghancurkan Grand Giana miliknya dan membangun kuburan di tempat favoritnya. Ternyata Sean sudah tahu bahwa penjelasan Giana sebelumnya hanyalah kebohongan.     

Giana terdiam beberapa saat, lalu tiba-tiba memukul-mukul punggung Andy dengan emosi sambil berkata, "Turunkan aku! Turunkan aku!"     

Andy mengamuk dan berkata, "Jangan suka berbohong! Dasar wanita kotor! Sekarang Tuan Muda Sean sudah tidak peduli lagi padamu! Jika kamu masih juga berbohong, hati-hati saja kalau aku bertindak kasar padamu!"     

Giana terus memukuli Andy dan berteriak pada Sean yang berada di kejauhan, "Sean, bukannya kamu ingin tahu yang sebenarnya? Baiklah! Aku akan mengatakan yang sebenarnya padamu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.