Ingin Kukatakan Sesuatu

Marvin Hancur!



Marvin Hancur!

0Selama lebih dari sehari lebih terbang dari Jakarta ke Texas, Marvin terus bertahan dan sengaja berpura-pura tidak takut akan bepergian ke luar angkasa. Namun, ketika tiba di pangkalan peluncuran dan mendengar bahwa dia akan pergi ke Mars, Marvin takut hingga dahinya berkeringat.     

"Kenapa jadi pergi ke Mars? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk kembali dari sana?" tanya Marvin.     

Musk menjelaskan sambil tersenyum, "Dibutuhkan enam bulan bagi kita untuk pergi ke Mars dan ketika kita sampai di Mars, kita akan berada di sana selama 26 bulan."     

Kemampuan Bahasa Inggris Marvin bagus. Dia mengumpat dengan menggunakan kata-kata kotor dengan suara yang keras, "Tinggallah di Mars selama 26 bulan? Gila apa?! Di Mars tidak ada wanita dan tidak perlu perang! Jangan bilang kalian ingin membangun markas di sana? Aku akan kembali dalam seminggu!"     

Musk tertawa. "Tuan Marvin, jadi begini. Kita pergi ke Mars saat jarak Mars paling dekat dengan kita, tapi ketika tiba di sana, kita sudah jauh dari Bumi. Dari segi biaya ekonomi, kita harus menunggu sampai Mars paling dekat dengan Bumi lagi sebelum kita dapat kembali. Mars akan paling dekat dengan Bumi setiap 26 bulan, jadi kita harus tinggal selama 26 bulan."     

Sean menepuk pundak Marvin dan berkata, "Tuan Muda Marvin, hanya lebih dari 2 tahun saja. Kamu masih begitu muda. Apa yang kamu takutkan? Anggap saja sebagai pelatihan."     

Marvin menepis Sean. "Aku tidak akan pergi! Cepat antar aku pulang!"     

Sean berkata tanpa basa-basi, "Marvin, sepertinya kamu tidak mengerti situasi yang sedang kamu hadapi! Kamu yang sekarang harus pergi, apapun yang terjadi! Kecuali, kamu mau menjelaskan dengan jujur, kenapa kamu berbuat seperti ini!"     

Marvin sangat marah. Sekarang dia tidak hanya terluka, tetapi bahkan jika dia tidak terluka, dia tidak memiliki senjata dan dikelilingi oleh orang-orang Sean. Selain itu, ponselnya juga diambil sehingga dia tidak bisa menghubungi keluarganya.     

Bahkan jika keluarga Susetia mengetahui lokasi Marvin, tempat ini adalah Amerika Serikat dan merupakan wilayah Elon Musk. Di Amerika Serikat, keluarga Susetia-nya tidak akan bisa melakukan apa-apa. Di dalam negeri keluarga Susetia masih bisa melawan Sean, tetapi di luar negeri mereka tidak bisa melawannya sama sekali.     

Marvin menggertakkan giginya. "Oke! Jika harus pergi ke Mars, pergi saja! Kami putra dan putri keluarga Susetia tidak akan pernah takut pada kalian para bajingan dari keluarga Yuwono!"     

Marvin mengolok Sean sebagai seorang bajingan dan setiap kali dia melihatnya, terdapat tatapan membunuh di matanya. Sean tahu Marvin pasti punya kisah dan dendam padanya. Selain itu, dendamnya tidak kecil. Hanya saja, Sean tidak bisa mengingat kapan dia pernah menyinggung perasaan Marvin.     

"Bawa dia turun!"     

Atas perintah Sean, Marvin dibawa pergi oleh dua orang. Karena akan segera pergi ke Mars, dia ditempatkan di ruangan yang sama dengan para astronot.     

Salah satu astronotnya adalah orang Kanada dari Quebec yang bahasa Inggris dan bahasa Prancisnya bagus. Kebetulan Marvin bisa berbicara bahasa Inggris dan bahasa Prancis dengan baik, jadi keduanya mulai mengobrol.     

Marvin bertanya, "Kawan, apakah migrasi ke Mars yang dikatakan Musk dapat diandalkan? Apa akan ada bahaya dalam kepergian kita ke Mars kali ini?"     

Sambil makan, astronot kulit putih itu berkata, "Jangan khawatir, kawan. Kita akan sangat aman. Kami jamin akan membawamu kembali dengan selamat."     

Senyuman muncul di sudut bibir Marvin, lalu dia berkata dalam hati, Sean, aku sudah mempermainkan istrimu, tapi karena kamu tidak berani membunuhku, kamu mengirimku ke Mars. Tapi, aku akan pergi ke Mars dan kembali dengan selamat! Pada saat itu, kamu tidak akan berani menyentuhku lagi! Aku akan menganggap ini sebagai liburan!     

Marvin sangat senang dan merasa ini jauh lebih baik daripada dibunuh, dikebiri, dan direndahkan. Bagaimanapun juga, beberapa orang yang menyinggung Sean sebelumnya, seperti Cahyadi, dan Yoga, semuanya tidak berakhir dengan baik.     

Pada saat ini, astronot tiba-tiba mengubah perkataannya, "Tapi, semakin lama kita tinggal di Mars, akan semakin banyak bahaya yang kita hadapi."     

"Bahaya? Bahaya apa?!" Marvin buru-buru bertanya.     

Astronot menjelaskan, "Ketika kita terbang di luar angkasa, karena kurangnya olahraga dan gravitasi, kualitas dan kekuatan tubuh menurun. Ketika kita kembali, kekuatan otot akan turun sebanyak 40%."     

"Apa?!"     

Marvin tercengang. Walaupun dia memiliki paras yang cantik, hal yang selalu dibanggakan olehnya bukanlah penampilannya, melainkan kekuatannya. Dia adalah pria yang kuat dan selalu melatih otot-ototnya. Tetapi, begitu dia pergi ke Mars dan kembali, semua kerja kerasnya selama bertahun-tahun akan menjadi sia-sia.     

Astronot itu melanjutkan, "Selain itu, otak kita akan merosot sangat parah. Jika menghabiskan terlalu banyak waktu di luar angkasa, akan ada sangat banyak cairan di otak kita."     

Marvin terkejut lagi. Apakah saat kembali, aku akan mengalami keterbelakangan mental? Dasar Sean bajingan!     

Astronot lagi-lagi berkata, "Selain itu, fungsi ginjal juga akan melemah. Jika sekarang kamu punya pacar, kamu harus berhubungan seks dengannya beberapa kali dulu sebelum pergi ke Mars. Kamu mungkin tidak dapat melakukannya setelah kamu kembali."     

"..." Marvin yang marah sangat ingin mengeluarkan kata-kata kotor.     

Sebenarnya astronot ini sudah diatur oleh Sean. Dia sengaja meminta astronot mengatakan sesuatu yang menakutkan untuk menakut-nakuti Marvin.     

"Benar saja. Aku sudah tahu akan begini. Aku sudah menindas istrinya, jadi dia tidak mungkin membuatku hidup dengan nyaman!"     

Marvin sangat percaya pada kata-kata yang sudah dilebih-lebihkan ini.     

Ketika para astronot melihat Marvin sama sekali tidak memahami pengetahuan luar angkasa, mereka semakin melebih-lebihkan dan berkata, "Sebenarnya, ini masih bukan hal yang paling menakutkan. Tahukah kamu apa yang paling menakutkan?"     

"Apa?!" Mata Marvin melebar.     

Sang astronot menghela napas berat. "Ada banyak lubang hitam misterius dan tak terduga di alam semesta! Begitu kita terseret ke lubang hitam, kita pasti akan mati dan terperangkap dalam lubang hitam selamanya!"     

"Sementara, meski kita tidak terseret, begitu kita mendekati lubang hitam, waktu akan berlalu dengan cepat!"     

"Apakah kamu tahu apa artinya bagi kita jika waktu berlalu dengan cepat?"     

Marvin menelan ludah ketakutan. "Maksudnya… apa?"     

Astronot itu berkata, "Apa kamu sudah menonton 'Interstellar' buatan Nolan? Sang pemeran utama pergi ke luar angkasa dan ketika kembali, putrinya sudah menjadi seorang wanita tua, bahkan bisa menjadi nenek sang pemeran utama!"     

"Demikian pula pada saat kita kembali. Kita mungkin baru pergi selama dua atau tiga tahun, tetapi di Bumi mungkin kita sudah pergi selama berpuluh-puluh tahun!     

"Artinya, saat itu kerabatmu sudah tua atau mungkin sudah tidak ada lagi!"     

"Hei, kawan! Sebelum kamu pergi, telepon orang-orang tercintamu. Mungkin ini panggilan terakhirmu dengan mereka."     

Mendengar ini, Marvin benar-benar ketakutan.     

"Tidak! Kakekku berusia lebih dari 70 tahun. Ketika aku kembali, aku tidak akan bisa melihat kakekku lagi! Bahkan juga orang tuaku! Juga pacarku! Ketika aku kembali, dia sudah menjadi wanita tua! Juga kakakku… Tidak, tidak, tidak! Aku tidak bisa menanggungnya! Aku tidak bisa pergi ke Mars!"     

Untuk pria tangguh seperti Marvin yang dibesarkan di militer, terkadang ancaman pembunuhan tidak akan bekerja padanya. Tetapi, ada begitu banyak hal di dunia yang lebih menakutkan daripada kematian. Marvin dapat menerima kematian, tetapi dia tidak dapat menerima jika ketika dia kembali, semua kerabatnya akan mati dan dunia sudah berbeda.     

"Sean! Sean! Sini kamu!" Marvin dengan putus asa meneriakkan nama Sean di pintu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.