Ingin Kukatakan Sesuatu

Chintia dan Julius Menikah!



Chintia dan Julius Menikah!

0Suhendra berencana untuk bertemu langsung dengan si generasi ketiga keluarga Yuwono ini. Sebagai kakek Maureen, dia ingin meminta penjelasan Sean untuk cucunya.     

Pada saat ini, tiba-tiba pelayan masuk ke dalam rumah dan berkata, "Tuan, Julius Kusumo dari Surabaya mengirim undangan pernikahan."     

Marvin menerima undangan itu, lalu melambai pada pelayan itu untuk menyuruhnya pergi. Selanjutnya, dia terkekeh sambil memegang undangan.     

"Seingatku Julius berusia lebih dari 50 tahun, kan? Baru beberapa tahun sejak istrinya meninggal, tapi dia mau menikah lagi secepat ini? Ini yang dinamakan pria tidak berperasaan!" cibir Marvin, "Kakek, aku rasa keluarga Susetia kita jangan membantunya lagi ke depannya. Ketika suatu hari kita butuh pertolongan, orang seperti ini pasti tidak akan membantu kita."     

Keluarga Susetia tidak asing dengan Julius karena Julius pernah menerima bantuan dari Suhendra. Dalam beberapa tahun terakhir, dia telah menjadi orang terkaya di Surabaya dan itu juga tidak lepas dari bantuan keluarga Susetia.     

Untuk mempertahankan status keluarga Susetia di Indonesia, Suhendra selalu menargetkan orang-orang yang berpotensi. Pada saat itu, dia melihat Julius berpotensi untuk melakukan hal-hal besar, jadi dia berinisiatif membantunya, seperti dia berinisiatif membantu Charles beberapa puluh tahun yang lalu. Harapannya, ketika Julius benar-benar menjadi hebat atau jika beberapa puluh tahun kemudian keturunannya menjadi hebat, mereka bisa membantu keturunan keluarga Susetia.     

Suhendra bahkan tidak melihat undangannya karena tidak mungkin seseorang seperti dirinya menghadiri pernikahan sembarangan.     

"Lihat kapan acaranya diadakan. Jika kamu punya waktu, pergilah ke Surabaya," kata Suhendra.     

"Aku tidak akan pergi! Aku bahkan tidak mengenalnya," kata Marvin, "Kalau Kakek mau menyuruh seseorang pergi, suruh saja Matthew. Tapi, ngomong-ngomong soal si Julius ini, dia ada hubungannya dengan Sean."     

"Oh?" Suhendra menjadi tertarik ketika Marvin menyebut Sean.     

"Kakek ingat tidak kalau Sean sekarang punya pacar? Pacarnya adalah Presdir wanita tercantik di Banten saat ini, Chintia Yandra, yang pernah masuk TV," kata Marvin.     

"Chintia berasal dari Surabaya. Selain itu, dengar-dengar dia dan Julius memiliki hubungan," kata Marvin lagi, "Haha! Aku ingat! Chintia juga memiliki saudara perempuan seorang pramugari bernama Jasmine yang juga sangat cantik."     

"Kakek, menurut Kakek, mungkinkah Julius menikah dengan Jasmine? Kakaknya sudah direbut oleh Sean, jadi dia menikahi saudara perempuannya. Haha! Julius si lelaki tua hidung belang ini pasti mungkin melakukan hal semacam ini! Haha!"     

Suhendra mengerutkan kening dan memandang Marvin, lalu berkata, "Jangan bicara sembarangan! Julius tidak semesum yang kamu katakan. Dia bukan orang yang sembrono seperti itu."     

"Haha! Dunia ini penuh dengan keajaiban, aku berani bertaruh dia pasti menikahi Jasmine!"     

Awalnya Marvin tidak berniat membuka undangan pernikahan ini, tapi sekarang dia tiba-tiba jadi tertarik. Dia ingin melihat apakah Julius benar-benar tidak tahu batasan. Karena tidak bisa mengejar Chintia, jadi dia mendekati Jasmine yang masih muda dan lugu.     

Marvin pun dengan penasaran membuka undangan tersebut. Setelah melihat isinya, Marvin tercengang.     

Kepada Tuan Besar Suhendra Susetia.     

Acara diadakan pada tanggal 15 Maret, pukul 6 malam, di Grand Skylight Hotel.     

Mempelai pria, Julius Kusumo.     

Mempelai wanita, Chintia Yandra.     

Setelah melihat nama mempelai wanita, Marvin langsung berteriak terkejut.     

"Chintia Yandra?! Mempelai wanitanya ternyata Chintia! Bagaimana bisa mempelai wanitanya Chintia?!"     

Sean adalah musuh Marvin. Tentu saja, dia tahu setiap hal tentang Sean dengan sangat baik. Jika dia bisa mengetahui tentang Giana, tentu saja dia semakin tahu mengenai keberadaan Chintia.     

Seharusnya sekarang Chintia adalah tunangan Sean. Tapi, kenapa tiba-tiba dia menikahi Julius?     

"Apa?" Kali ini giliran Suhendra, yang selalu tenang, ikut terkejut. "Kamu bilang Chintia Yandra yang akan menikahi Julius adalah pacar Sean saat ini?"     

Marvin mengangguk dan berkata, "Ya, itu memang benar. Beberapa waktu lalu, Sean melamar Chintia dan Chintia menerima lamarannya."     

"Mungkinkah Chintia tahu tentang kakakku dan Sisi, jadi dia tidak terima dan putus dengan Sean, lalu menikahi Julius? Tapi, berdasarkan apa yang aku tahu tentang Chintia, seharusnya dia tidak akan begitu."     

Suhendra tersenyum dan melepas sepatu yang sudah dipakainya, lalu berkata, "Sepertinya Tuhan tidak ingin kita bertarung dengan keluarga Yuwono. Tuhan benar-benar sudah membantu Kakek!"     

"Karena pacar Sean telah menikah lagi dengan orang lain dan Giana, mantan istrinya, adalah wanita murahan yang bisa ditiduri dengan uang, kalau begitu Kakek yakin Sean pasti akan bersama Maureen. Kita tidak perlu memaksanya dan membuat Kakek menjadi orang jahat."     

Awalnya hari ini Suhendra dan Marvin berencana memaksa Sean untuk menyerahkan diri. Dia harus menjadi menantu keluarga Susetia mereka. Namun, mereka juga tahu bahwa Sean arogan dan berasal dari keluarga Yuwono.     

Sean pasti tidak akan setuju dengan mudah. Jika begitu, keluarga Susetia berencana untuk menyingkirkan Sean dan bersumpah akan memberitahu Charles dan Juan bahwa keturunan keluarga Susetia tidak bisa dipermainkan seenaknya. Tetapi, sekarang semua itu tidak perlu.     

Pacar Sean sudah tidak ada lagi. Jika Sean mencari pasangan lagi, maka Maureen adalah pilihan terbaik. Namun, setelah mendengar ini, Marvin sedikit tidak senang.     

"Kakek, apakah Kakek tidak akan berurusan dengan Sean hari ini? Aku sudah bersiap semalaman. Hari ini aku ingin memukulnya untuk balas dendam."     

Suhendra berkata sambil menjawab, "Tidak. Untuk apa aku, Suhendra Susetia, memohon padanya untuk menjadi menantu keluarga Susetia kita? Tidak akan lama lagi, dia sendiri yang akan berinisiatif untuk berlutut dan memohon padaku agar mengizinkannya menikahi Maureen."     

"Hmph! Pada saat Maureen melahirkan seorang putra untuk keluarga Yuwono, Kakek tidak percaya kalau Kakek tidak bisa mengetahui rahasia keluarga Yuwono!" keluh Suhendra.     

Marvin tahu Suhendra selalu merasa keluarga Yuwono yang misterius memiliki misteri yang berbeda dari keluarga lain dan selalu ingin tahu rahasia apa yang mereka sembunyikan.     

Begitu memikirkan hal ini, Marvin tidak mengatakan apa-apa lagi dan keluar dari rumah Suhendra.     

Sean, hari ini Kakek melepaskanmu, tapi bukan berarti aku akan melepaskanmu! Haha. Sepertinya kamu tidak tahu berita pernikahan Chintia dan Julius, kan? Aku akan memberitahukannya padamu sekarang juga!     

———     

Di Laboratorium DNA Favorit, staf tersenyum sambil menyerahkan hasil tes DNA pada Sean dan berkata, "Selamat, Tuan Sean. Seareen Susetia adalah putri kandung Anda."     

Melihat hasil tes DNA kali ini jauh lebih mudah daripada saat di Banten. Ketika membaca saat itu, ekspresi Profesor Guntoro saja sudah cukup membuat Sean gugup setengah mati. Sementara, ekspresi staf di sini mudah ditafsirkan. Sekali pandang, Sean bisa tahu Sisi memang benar anaknya.     

Sean melihat hasil tes DNA, lalu menatap Maureen dengan gembira. Keduanya berjalan keluar dari laboratorium.     

Sean duduk di kursi penumpang bagian depan dan berkata pada Maureen, "Setelah kembali, aku hanya bisa menemani Sisi selama satu jam, lalu aku sudah harus pergi ke Surabaya."     

Maureen mengangguk. "Ya. Kamu ingin menikahi pacarmu, ya?"     

"Benar," jawab Sean mantap.     

Sean tersenyum senang. Namun, wajah Maureen terlihat pahit.     

Meskipun begitu, Maureen tetap berkata, "Selamat."     

Sean melihat wajah cantik Maureen dari samping dan berkata, "Terima kasih."     

———     

Tidak lama kemudian, Sean dan Maureen kembali ke rumah Maureen. Setelah masuk, Marvin terlihat sudah duduk di ruang tamu dan menunggu sejak tadi.     

"Bagaimana hasil tes DNA-nya?" Marvin bertanya sambil duduk menyilangkan kakinya.     

Maureen menjawab, "Sean adalah ayah Sisi."     

"Baguslah!" kata Marvin, "Sean, karena kamu adalah ayah Sisi dan kakakku menyukaimu, kalau begitu tinggal saja di Bogor dan jangan pergi. Segera nikahi kakakku!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.