Ingin Kukatakan Sesuatu

Bertemu Jasmine!



Bertemu Jasmine!

0Semua wanita butuh ditemani, terutama wanita yang cantik.     

Seorang wanita cantik memiliki banyak pria yang mengejarnya di sekitarnya. Jika diabaikan selama beberapa hari, saat-saat itu akan sangat mudah dimanfaatkan oleh pria lain. Karena di samping wanita cantik, selalu ada ban serep yang tak terhitung jumlahnya menunggu merebut posisi itu.     

Julius sendiri seorang veteran dalam menggoda wanita. Setelah dia tahu tiba-tiba Sean memiliki dua anak, mungkinkah dia tidak mengambil kesempatan ini untuk menyerang Sean dan mencuci otak Chintia? Misalnya, jika kekasihnya memiliki anak dengan wanita lain, ke depannya akan merepotkan dan hartanya juga tidak akan diserahkan padanya.     

Sean menebak bahwa Julius pasti mengatakan hal serupa.     

Tidak lama kemudian, pesawat sudah terbang di atas Bogor. Hari sudah terang sehingga pemandangan di luar jendela tidak begitu indah.     

Jika naik pesawat untuk lepas landas atau mendarat di Bogor, Banten atau kota-kota besar seperti New York dan London saat hari sudah malam, akan lain lagi. Melihat ke pemandangan kota di bawah dari jendela dan melihat berbagai lampu yang membentuk lautan cahaya di tengah malam akan membuat orang begitu takjub akan keindahannya.     

"Kapan pernikahan Chintia dan Julius akan diadakan?" tanya Sean.     

"15 Maret," jawab Andy.     

"Masih ada waktu lima hari. Itu sudah cukup."     

Sekarang masih tanggal 10 Maret, jadi Sean memiliki lima hari untuk membuat Chintia berubah pikiran. Itu sudah cukup untuk Sean.     

Karena, dirinya dan Chintia tidak memiliki banyak konflik, selain karena masalah anak-anak Sean. Untuk yang satu ini, asalkan Sean bisa menjelaskan dengan baik dan membuat perjanjian dengan Chintia, maka masalah akan dapat terselesaikan.     

Lebih dari tiga jam kemudian, Sean tiba di Surabaya.     

Cuaca di Surabaya relatif cerah. Begitu turun dari pesawat, dia melepas jaketnya dan pergi ke hotel untuk beristirahat terlebih dahulu.     

Ketika tiba di hotel, Sean memberi instruksi pada Andy, "Pergi dan periksa kediaman Julius di Surabaya dan lokasi perusahaannya."     

"Baik!"     

Sean tidak sabar untuk bertemu Chintia sekarang, tetapi telepon Chintia masih tidak bisa tersambung. Jadi, dia mengirim pesan lainnya pada Jasmine. Kemudian, Jasmine segera membalas.     

[Sean]: Jasmine, aku di Surabaya. Aku ingin bertemu denganmu.     

[Jasmine]: Sekarang tidak bisa. Aku sedang menemani Kakak mencoba baju pengantin. Nanti malam jam tujuh aku akan menemuimu.     

Chintia sudah mulai memilih gaun pengantin? Dia benar-benar bersungguh-sungguh!     

Sean sangat sedih, tetapi sekarang dia hanya bisa memahami situasi melalui Jasmine terlebih dahulu.     

Setelah menunggu di hotel selama lebih dari satu jam, Sean mendengar ketukan di pintu. Dia membuka pintu dan melihat Jasmine berdiri di luar pintu. Wanita cantik dengan kaki yang lencir.     

"Jasmine, kamu datang," sambut Sean yang sangat senang.     

Jasmine memasuki ruangan, tetapi memukul Sean terlebih dahulu dan langsung mengomelinya.     

"Sean, kenapa kamu baru datang ke sini?! Percuma aku sampai membantumu melamar kakakku. Setelah lamaran, apa yang kamu lakukan pada kakakku hingga membuatnya begitu marah dan menikahi Julius yang seorang paman-paman?!"     

Jasmine marah pada Sean. Sean juga meraih tangan kecil Jasmine dan segera meminta maaf.     

"Maafkan aku. Ini memang benar-benar salahku. Setelah melamar kakakmu, awalnya aku berencana untuk mengadakan pernikahan sesegera mungkin. Tapi, mantan istriku tiba-tiba melahirkan dan hasil tes DNA membuktikan bahwa salah satunya bukan anakku. Dia juga menolak untuk mengatakan siapa ayah biologis anak itu," terang Sean.     

Sean menjelaskan, "Aku sangat marah sehingga aku terus mencari ayah biologis anak itu. Akibatnya, aku menemukan pria itu dan terlibat dalam insiden masa lalu lainnya. Aku memiliki seorang putri berusia 3 tahun di Bogor. Setelah memberitahu kakakmu, kakakmu langsung menutup telepon begitu saja dan mengabaikanku selama beberapa hari… Aku tidak menyangka dia akan sangat marah hingga membuatnya ingin menikahi Julius."     

Jasmine adalah adik Chintia dan Sean juga sudah menganggapnya sebagai kerabat, jadi tidak ada alasan untuk membohonginya mengenai hal ini.     

Setelah Jasmine mendengarnya, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak memukul Sean beberapa kali.     

"Bagus, Sean! Aku bahkan mengira kamu setia, tapi ternyata kamu juga seorang buaya darat! Kamu punya begitu banyak wanita di luar dan tiba-tiba sudah punya dua anak? Pantas saja kakakku ingin putus denganmu. Kalau aku, aku juga akan putus denganmu! Siapa yang ingin menjadi ibu tiri anak wanita lain untukmu?"     

Sean sendiri merasa Chintia putus dengannya karena alasan ini. Namun, dia menyuruh Jasmine duduk dan menjelaskan lagi.     

"Jasmine, ini semua masa lalu. Setelah bersama kakakmu, aku tidak pernah menyukai siapapun dan tidak mungkin bagiku untuk kembali bersama mereka."     

"Sementara mengenai anak, putra Giana akan segera dijemput keluarga Yuwono, sementara putriku yang di Bogor akan dirawat oleh ibunya sendiri. Chintia tidak perlu repot-repot membesarkan kedua anak ini untukku. Aku tidak pernah berpikir untuk menyuruh Chintia menjadi ibu tiri dan merawat anak-anakku," ujar Sean.     

Jasmine sangat marah dan merasa kasihan pada kakaknya. Dia bertanya, "Apa kamu benar-benar akan memperlakukan kakakku dengan baik?"     

"Tentu saja!" jawab Sean tegas dan mantap.     

"Kalau begitu, sekarang kamu sudah mempunyai seorang putra dan seorang putri, tapi apakah kamu masih menginginkan anak dengan kakakku?" Jasmine kembali bertanya.     

Sean mengangguk dengan tegas. "Pasti! Tidak hanya itu, aku dan Chintia setidaknya akan memiliki dua anak. Tapi, tentu saja semua ini tergantung pada Chintia. Terserah Chintia saja berapapun anak yang diinginkannya."     

Jasmine kemudian bertanya, "Mana yang akan paling kamu cintai? Siapa yang kamu inginkan untuk mewarisi harta keluarga Yuwono?"     

Jika Chintia putus dengan Sean hanya karena mengkhawatirkan harta warisan, Sean tidak perlu khawatir.     

Sean menjawab, "Bagiku, semua anakku sama. Hanya saja, aku sudah tidak memiliki perasaan pada ibu dari dua anakku yang lain. Aku begitu mencintai Chintia, jadi anak-anak kami berdua pasti lebih dicintai."     

"Mengenai masalah harta warisan, kalian benar-benar tidak perlu khawatir. Keluarga Yuwono kami memiliki begitu banyak harta warisan. Aku saja bahkan tidak tahu berapa jumlahnya, tapi itu cukup untuk dihabiskan oleh setiap anak seumur hidupnya," tambah Sean.     

Mendengar apa yang Sean katakan, Jasmine membuka mulutnya lebar-lebar. Dia selalu sangat penasaran tentang berapa banyak uang yang dimiliki keluarga Yuwono, jadi dia pun bertanya, "Benarkah? Apakah keluarga Yuwono-mu sangat kaya?"     

Begitu selesai berbicara dan tersadar bahwa pembicaraannya sudah melenceng, Jasmine terbatuk dan berlagak serius.     

"Kamu harus ingat janji yang kamu buat padaku hari ini. Jika tidak, aku akan mengebirimu dan membuatmu tidak bisa menjadi seorang laki-laki!"     

Sambil berkata, Jasmine mengulurkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya yang ramping dan mengarahkannya ke mata Sean. Sean tercengang.     

"Bukankah ini maksudnya kamu akan mencongkel mataku?"     

Jasmine pura-pura mendengus. "Memang apa bedanya orang buta dengan seseorang yang dikebiri?"     

Sean tersenyum dan berkata, "Adik iparku tersayang, jangan khawatir. Aku tidak akan melupakan janjiku. Cepat biarkan aku bertemu Chintia."     

Jasmine bertanya-tanya, "Sekarang tidak bisa. Kakakku beberapa hari yang lalu bilang padaku bahwa aku tidak boleh bertemu dan berhubungan denganmu lagi. Kali ini aku bisa kemari juga karena berhasil menyelinap keluar!"     

"Dia benar-benar marah padamu. Aku kembali dulu untuk membujuk kakakku dan menyampaikan apa yang kamu katakan hari ini padanya. Nanti jika dia sudah memaafkanmu, aku akan mengatur agar kalian bisa bertemu," tukas Jasmine.     

Sean mengangguk dan berkata, "Oke. Aku sudah menyiapkan hadiah untuknya. Tolong berikan padanya untukku."     

Sean menyerahkan kotak yang sangat indah dan surat pada Jasmine. Setelah Jasmine mengambilnya, dia membuka kotak itu penasaran.     

"Apa ini?"     

Setelah membukanya, mata Jasmine langsung bersinar, dan dia terpana seketika.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.