Ingin Kukatakan Sesuatu

Memfitnahku?



Memfitnahku?

0Sebelumnya Sean menelepon Mindy untuk menanyakan keberadaan Chintia dan menyuruhnya untuk segera menghubunginya begitu ada berita tentang Chintia.     

"Halo," Sean menjawab telepon dengan cepat.     

Mindy bertanya dengan cemas, "Presdir Sean, saya baru saja menerima telepon dari tetangga saya di Bogor. Katanya, gerbang rumah saya disiram cat. Saya sangat khawatir tentang keselamatan Presdir Sean. Apakah Anda baik-baik saja?"     

Sean tertegun sejenak, lalu segera mengerti apa yang terjadi. Dia menatap Chevin yang ada di depannya. Sebelum kemari, Sean merobek poster pernikahan Chevin. Pria paruh baya itu pasti berulah. Pasti pintu Mindy disiram cat akibat kelakuan orang-orang Chevin.     

Sean dalam suasana hati yang buruk dan berkata, "Mindy, aku baik-baik saja. Masalah ini ada hubungannya denganku. Aku tahu siapa yang melakukannya. Nanti aku akan memberimu penjelasan."     

Bagaimanapun, rumah itu adalah rumah Mindy dan Sean lah penyebab masalah yang terjadi pada rumah itu. Sean pun merasa bersalah karenanya.     

Mindy adalah orang yang ditunjuk oleh Chintia, jadi tentu saja dia tidak akan meributkan hal ini dengan Sean. Dia dengan sangat murah hati berkata, "Aduh, Presdir Sean, apa yang Anda katakan? Apa yang perlu dijelaskan? Asalkan Anda baik-baik saja, maka tidak ada masalah. Hal yang lainnya hanyalah masalah sepele."     

"Mindy, sekarang aku juga tidak tahu Chintia pergi ke mana. Tidak baik juga bagiku untuk terus tinggal di rumahmu. Begini saja. Sekarang aku akan mengirimkan kunci rumahmu kembali padamu," kata Sean.     

Mindy masih berkata, "Sungguh tidak perlu. Presdir Sean, Anda tinggal di sana dulu saja. Untuk apa sungkan pada saya?"     

Sekarang Sean sudah tidak sama seperti yang dulu. Dia sudah tidak dapat memberi Mindy apapun lagi, jadi dia tetap bersikeras, "Aku sudah memutuskannya. Aku tutup dulu teleponnya."     

Setelah menutup telepon, Sean bertanya pada Chevin dengan kejam, "Apa kamu yang sudah menyiramkan cat di pintu gerbang?"     

Diam-diam Chevin masih mencicipi ikan bass yang dimasak Sean dan menikmati rasanya yang luar biasa. Mendengar pertanyaan Sean, dia tertegun sejenak sebelum akhirnya meletakkan garpu dan mengamuk.     

"Oh! Ternyata kamu yang merobek poster pernikahanku?! Aku kira siapa bajingan yang berani merobek poster pernikahanku dan Maureen! Benar, aku yang menyemprotkan cat, tapi seingatku nama pemiliknya Mindy Herbowo. Apa kamu tinggal di rumah orang lain?"     

"Lebih baik kamu bersedia mengakuinya," Sean memperingatkan.     

Sean segera mengambil ponselnya dan menghubungi 110.     

"110? Saya ingin melapor. Seseorang menyiramkan cat ke pintu gerbang tempat tinggal saya. Nama saya Sean. Saya tinggal di…"     

Setelah Sean melaporkan kasus ini, Chevin tersenyum meremehkan. "Sean, kamu benar-benar tidak terlihat berasal dari keluarga besar. Bagaimana bisa kamu sepolos ini? Kamu pikir kamu bisa menangkapku? Apa yang kamu pikirkan?! Apa kamu tahu berapa banyak anak buah yang aku miliki?"     

Chevin mendengus dengan sombong, kemudian memanggil Bedjo.     

"Bedjo, suruh bocah yang menyiramkan cat tadi pagi untuk menyerahkan diri ke kantor polisi. Dia akan ditahan paling lama 10 hari dan didenda 2 juta. Katakan padanya bahwa jika dia berada di dalam penjara selama sehari, dia akan diberi 20 juta!"     

Bedjo tertawa dan berkata, "Oh, ini kesepakatan yang bagus! Saya bahkan ingin masuk penjara untuk menggantikan bocah itu. Baik! Saya akan menghubunginya sekarang."     

Chevin menyilangkan kakinya dengan sombong.     

Sean sendiri memiliki banyak anak buah. Dia tahu hal-hal sepele seperti itu. Anak buah akan menanggung kesalahan bosnya. Selain itu, mereka tidak akan menyeret bosnya.     

Diam-diam Sean bersumpah untuk membalas Chevin.     

Sean mengabaikan Chevin dan memesan Best Express di ponselnya. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, seorang gadis Ukraina berkaki jenjang tiba di depan rumah dengan motornya.     

"Halo, Best Express. Permisi, Tuan mana yang memesan?" tanya si cantik dari Ukraina dalam bahasa Indonesia yang fasih.     

Sean berjalan ke keluar sambil menjawab, "Aku."     

Begitu Sean keluar, gadis cantik Ukraina itu langsung melompat kaget.     

"Oh! Ya Tuhan! Kepala Pelatih Sean rupanya!"     

Sean sendiri mengenali kurir Ukraina cantik di depannya ini. Dia adalah salah satu kurir dari angkatan yang dilatihnya ketika menjadi Kepala Departemen Pelatihan di Banten.     

"Namamu Lisa, kan?" Sean bertanya sambil tersenyum.     

"Ya, ya!" Si cantik dari Ukraina bernama Lisa memeluk Sean dengan gembira. "Kepala Pelatih Sean, saya tidak menyangka akan bertemu dengan Anda di Bogor!"     

"Bagaimana kabarmu di sini?" tanya Sean.     

Lisa mengangguk-anggukan kepalanya dan menjawab, "Sangat baik! Saya sangat menyukai Bogor! Bahkan saya memiliki pacar di sini! Tapi, banyak teman yang datang bersama saya akhir-akhir ini berpindah ke Secepat Kilat Express."     

"Oh?" Mendengar ini, Sean sedikit terkejut.     

Mungkinkah Secepat Kilat Express keluarga Liono ingin menggunakan kesempatan, sementara asetku dibekukan dan keberadaan Chintia tidak diketahui, untuk bangkit kembali?     

Sebelumnya, Secepat Kilat Express keluarga Liono yang ditekan Sean berubah status dari perusahaan pengiriman ekspres nomor satu di negara menjadi perusahaan kelas dua yang setengah asetnya menyusut. Namun, dunia bisnis seperti medan perang. Asalkan belum mati dan masih ada kesempatan untuk bernapas, mereka akan mati-matian memperjuangkan kesempatan untuk melawan balik.     

Selama periode waktu ini, Sean sibuk mengurus urusan pribadinya dan tidak memedulikan urusan perusahaan sama sekali. Jadi, mungkin Secepat Kilat sudah mengambil tindakan.     

Sean menghela napas. Mungkin keluarga Liono belum berakhir, tetapi masalah Sean dan keluarga Liono sudah berakhir. Sean sudah tidak peduli dengan apa yang mereka lakukan lagi.     

Sean mengeluarkan kuncinya dan berkata, "Aku ingin mengirim ini ke perusahaan Best Express di Banten.     

Lisa menjawab dalam bahasa Indonesia yang fasih, "Baik! Tolong tunjukkan alamatnya."     

Sean membuka sebuah gambar dan Lisa memindainya. Alamat pun terisi secara otomatis. Sesudah itu, dia membungkus kunci itu.     

"Ehm. Aku… Aku ingin menggunakan pengiriman COD."     

Ketika mengatakan ini, Sean merasa sangat malu. Hanya saja, sekarang dia benar-benar tidak punya uang untuk membayar ongkos kirimnya.     

Chevin yang berdiri di pintu sebenarnya tertarik dengan wanita cantik dan tinggi dari Ukraina ini. Begitu mendengar hal ini, dia sontak tertawa terbahak-bahak.     

"Hahaha! Lucu sekali! Bos besar yang begitu bermartabat di perusahaan Best Express menggunakan kurirnya sendiri untuk mengirim paket, tapi bahkan masih harus membayar! Ini benar-benar hal paling lucu yang pernah aku lihat seumur hidupku!"     

Pada saat ini, Lisa si cantik dari Ukraina berkata, "Kepala Pelatih Sean, Anda yang sudah memilih saya datang ke sini. Tanpa Anda, tidak akan ada saya yang sekarang. Saya juga tidak akan bertemu dengan pacar yang begitu mencintai saya. Biar saya saja yang membayar ongkos kirimnya!"     

"Lisa…"     

Lisa menyimpan paket itu baik-baik, lalu menaiki motornya dan melambai pada Sean.     

"Sampai jumpa, Kepala Pelatih Sean yang keren!"     

Setelah Lisa pergi, Chevin berkata lagi, "Sean, wanita ini bersedia membayar biaya ongkos kirim paket untukmu. Hubungan kalian tidak biasa rupanya. Apa jangan-jangan saat melatihnya dulu, kamu pernah menidurinya?"     

Chevin mengejek Sean berkali-kali dan Sean sudah tidak tahan lagi.     

"Ingin tahu?" tanya Sean.     

"Ya." Chevin mengangguk.     

"Kemarilah." Sean melambai-lambaikan tangannya pada Chevin.     

Baru saja Chevin mendekat, Sean langsung melayangkan pukulannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.