Ingin Kukatakan Sesuatu

Balik Mempermalukan Chevin!



Balik Mempermalukan Chevin!

0Melihat Chevin, Sean tahu pasti bukan kebetulan Maureen dan Sisi datang ke mal ini. Meskipun pusat perbelanjaan ini juga penuh dengan barang-barang mewah, ada banyak pusat perbelanjaan kelas atas lainnya. Jadi, kenapa mereka harus datang ke sini?     

Pasti Chevin tahu Sean bekerja sebagai penjaga keamanan di sini, jadi dia sengaja membawa mereka ke sini untuk mempermalukan Sean.     

Sialan! Sepertinya tidak hanya orang-orang Marvin yang membuntutiku, tetapi Chevin juga mengutus orang untuk membuntutiku!     

Sean merasa tertekan. Dia benci perasaan dibuntuti oleh seseorang. Begitu dia dibuntuti, dia tidak akan bisa menyelidiki keberadaan Chintia.     

Melihat Sean, Sisi dengan senang hati memuji dari dalam mobil, "Pakaian Ayah sangat keren!"     

Mana mungkin seorang gadis kecil yang berusia kurang dari 4 tahun bisa mengerti status seseorang? Dia hanya merasa seragam ini sangat keren dan berbeda dari yang dikenakan orang biasa.     

Chevin tertawa dan menyahut, "Sisi, ayahmu mengenakan seragam satpam!"     

Sisi malah menatap Sean dengan tatapan kagum. "Wow! Apa itu satpam? Keren sekali! Aku ingin menjadi satpam saat aku besar nanti!"     

Chevin buru-buru menoleh dan menjelaskan, "Satpam adalah pekerjaan rendahan…"     

"Chevin!" Sebelum Chevin selesai bicara, Maureen menghentikannya, "Sisi masih kecil. Aku tidak ingin kamu mengajarinya membeda-bedakan orang."     

Maureen kemudian menjelaskan pada Sisi, "Keamanan adalah profesi yang sangat terhormat. Ayah ada di sini untuk memeriksa apakah kita memiliki izin. Jika tidak, kita tidak akan diizinkan masuk."     

Sisi mengangguk. "Oh… Lalu, apa kita punya izin?"     

Maureen dan Sisi sama-sama memandang Chevin. Sean juga memandang Chevin.     

"Tolong tunjukkan Gold Card atau struk belanja. Jika tidak, kamu tidak bisa parkir di sini."     

Chevin tertawa terbahak-bahak. "Hahahaha… Sean, tiba-tiba aku merasa seperti pahlawan dan kamu adalah penjahatnya."     

"Kamu sengaja membuatku malu dan tidak membiarkanku masuk, sementara aku akan mengeluarkan Gold Card dan membuatmu malu! Hahahaha… Memangnya mungkin aku tidak punya Gold Card? Lihat baik-baik, bocah busuk!"     

Chevin mengeluarkan Gold Card BTS Mall dari dompetnya dan langsung melemparkannya ke Sean dari dalam mobil.     

Pakkk!     

Gold Card mengenai tubuh Sean, kemudian jatuh ke tanah. Sementara, Chevin mendengus dingin. Dia sengaja mempermalukan Sean seperti ini. Dia ingin Sean membungkuk dan memungutnya.     

Sean pun membungkuk dan mengambil kartu itu. Sean bukannya mengambil Gold Card, melainkan kartu kunjungan rumah sakit. Dia melihat kartu itu dan bertanya, "Kartu kunjungan Departemen Andrologi? Tuan, apa Anda tidak salah ambil kartu?"     

"Apa?" Chevin sontak terkejut. Dia ingat bahwa tadi yang dilemparkannya adalah Gold Card BTS Mall.     

Chevin memang tidak salah lempar, tetapi saat Sean mengambilnya, Sean menukarnya dengan kartu yang lain. Seorang pelanggan baru saja membuang kartu ini dari mobil ketika naik.     

Sean tidak punya waktu untuk membuangnya ke tempat sampah, jadi dia memasukkannya ke dalam sakunya. Tidak disangka, ternyata dia bisa menggunakannya.     

Sean berinisiatif mengembalikan kartu itu pada Chevin dan berkata, "Tempat ini memang terkenal paling bagus dalam pengobatan infertilitas. Apa Anda sudah sembuh?"     

Wajah Chevin sangat muram. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menoleh ke Maureen, sementara Maureen menundukkan kepalanya dan tidak berbicara. Chevin menafsirkan tindakannya ini sebagai kekecewaan Maureen terhadapnya.     

Chevin buru-buru menjelaskan, "Maureen, bocah ini sudah berbohong! Aku tidak sakit! Aku tidak pergi ke Departemen Andrologi! Aku sangat sehat! Kartu medis ini pasti milik Sean! Dia pasti mandul!"     

Sean mencibir, "Apa kamu bercanda? Jika aku mandul, lalu dari mana datangnya Sisi? Kami bahkan sudah melakukan tes DNA! Haha. Chevin, dengar-dengar kamu pernah menikah, tetapi tidak memiliki anak. Mungkinkah mantan istrimu menceraikanmu karena kamu mandul?"     

Chevin sangat marah. "Omong kosong! Dia meminta cerai karena aku memukulinya!"     

"Oh, Chevin, jadi kamu memukuli seorang wanita? Apa kamu masih seorang laki-laki sejati? Beraninya melakukan kekerasan dalam rumah tangga!" sahut Sean.     

Sean membuat Chevin mengakui ini juga agar membuat Maureen lebih sadar akan karakter Chevin. Dia juga berharap Maureen bisa berpikir matang-matang untuk tidak menikah dengannya!     

"Kamu! Dasar bajingan!" Chevin emosi. Dia turun dari mobil, lalu menunjuk Sean dan berkata, "Pasti ketika kamu mengambilnya dari tanah, kamu membuang Gold Card-ku! Kartuku pasti ada padamu! Aku mau menggeledah tubuhmu!"     

"Bagaimana kalau sampai tidak ada?" balas Sean.     

Chevin bersikukuh, "Pasti ada!"     

"Oke, kalau begitu cari saja. Jika kartu itu tidak ada padaku, kamu harus berlutut dan meminta maaf padaku, lalu pergi dari sini!" tantang Sean.     

Chevin tidak banyak bicara lagi dan segera mulai mencari. Selain uang tunai 2 juta, beberapa obat-obatan, dan barang-barang lain yang selalu dibawa Sean, Gold Card itu sama sekali tidak ada setelah Chevin mencarinya.     

Pada saat ini, Maureen dan Sisi ikut turun dari mobil. Sementara, di belakang mobil Chevin, ada dua mobil lagi yang datang dan terus membunyikan klakson mereka.     

"Sedang apa? Bisa cepat sedikit tidak? Jangan menghalangi jalan!"     

"Mobilku ini Cadillac antik tahun 1956! Ini mobil dengan transmisi manual! Aku tidak bisa menanjak! Jika nanti meluncur ke bawah dan menabrak mobil lain, aku ingin kamu membayarnya!"     

Melihat ini, Maureen berkata pada Chevin, "Chevin, kenapa kamu tidak parkir di tempat parkir bawah tanah saja? Jangan menghalangi jalan di sini. Sisi dan aku akan menunggumu di dalam mal duluan."     

Meskipun keluarga Chevin kuat, umumnya mereka tidak ingin menimbulkan masalah di Bogor, terutama mereka-mereka yang bisa parkir di tempat parkir lantai tiga.     

"Oke, Sean! Kamu punya nyali rupanya!"     

Chevin menunjuk Sean dan tidak punya pilihan selain kembali ke mobil.     

"Sean, jangan berpikir hanya karena kamu bisa memasak beberapa hidangan dan memainkan beberapa trik sulap, lalu kamu bisa melawanku! Kamu sangat terpuruk sekarang! Hari depan masih panjang. Cepat atau lambat, aku pasti akan mempermainkanmu sampai mati!"     

Setelah selesai berbicara, Chevin pergi dengan kesal. Tidak lama kemudian, Manajer Huda tiba-tiba bergegas menghampiri Sean.     

"Apa yang terjadi? Saya dengar ada kemacetan di sini?" tanya Manajer Huda.     

Sean menjelaskan, "Oh, tidak apa-apa. Barusan ada pelanggan yang datang tanpa Gold Card dan berhenti di sini sebentar, tapi sekarang sudah teratasi."     

"Oh, baguslah kalau tidak terjadi apa-apa."     

Tepat ketika Manajer Huda hendak pergi, tiba-tiba dia melihat seorang ibu dan anak perempuan berdiri di samping Sean. Ibunya sangat cantik dan gadis kecil itu begitu menggemaskan.     

Gadis kecil itu tiba-tiba bertanya pada Sean, "Ayah, siapa dia?"     

"Dia bos Ayah," jawab Sean.     

Manajer Huda tercengang ketika mendengar gadis kecil itu memanggil Sean dengan sebutan 'Ayah'. Dia menunjuk gadis itu dan bertanya, "Apakah ini putrimu?"     

Sean mengangguk.     

Manajer Huda menunjuk ke Maureen lagi. "Kalau begitu, ini…"     

Sisi berinisiatif menjawab, "Ini ibuku!"     

Manajer Huda tercengang. Penjaga keamanan yang baru direkrut adalah ayah gadis kecil itu dan peri ini adalah ibu gadis kecil itu. Apakah dua orang ini pasangan?     

"Kamu… Dia… Kalian…"     

Manajer Huda benar-benar tergagap. Dia tidak percaya seorang penjaga keamanan yang hanya digaji 2 juta bisa memiliki istri yang begitu cantik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.