Ingin Kukatakan Sesuatu

Toko Mainan Termewah!



Toko Mainan Termewah!

0200 juta dolar AS, berarti hampir 3 triliun. Dengan kalung ini, Sean bisa hidup dengan nyaman di Bogor. Sementara, selain kalung ini, ada banyak barang berharga lainnya yang masing-masing sangat bernilai tinggi di brankas ini.     

Sean juga mendapati ada boneka beruang yang sangat lucu mengenakan pakaian dengan logo LV di dalam brankas. Dia langsung tertarik saat melihatnya. Dia mengambilnya dan mengamati dengan hati-hati, lalu berkata pada dirinya sendiri, Pasti ini boneka beruang paling mahal di dunia yang merupakan kerja sama perusahaan Steiff dari Jerman dan LV.     

Perusahaan Steiff sendiri adalah satu-satunya produsen boneka beruang kelas atas di dunia yang setiap bonekanya bernilai tinggi. Ditambah bekerja sama dengan LV, boneka teddy bear kecil ini dijual dengan harga setinggi langit. Boneka ini sekarang sekitar 2,2 juta dolar AS.     

Sean sangat menyukainya. Sambil tersenyum, dia berkata dalam hati, Besok aku akan memberikannya pada Sisi. Sisi pasti akan sangat menyukainya.     

Pagi ini, ketika Sisi membayar ongkos taksi senilai 30 ribu untuknya, Sean merasa sangat malu. Sebagai seorang ayah, dia harus memberikan yang terbaik untuk putrinya.     

Selain semua itu, terdapat juga banyak kartu. Sean melihatnya secara garis besar, semuanya adalah kartu emas atau kartu keanggotaan beberapa pusat perbelanjaan kelas atas dan toko bermerek. Selain itu, kartu-kartu ini merupakan kartu yang paling dihormati. Dengan kartu-kartu ini, Sean dapat dengan bebas keluar-masuk di acara mewah apa pun di Bogor.     

Setelah membuka brankas, Sean keluar untuk memeriksa keadaan, lalu mendapati Anan dan Hesa sama-sama sudah tertidur. Dia kembali ke dalam dan mengambil kantong plastik untuk memasukkan semua barang ini ke dalamnya. Kemudian, dia menutup brankas dan meninggalkan pedesaan ini.     

Sesampainya kembali di BTS Mall, Sean menyembunyikan perhiasan-perhiasan ini. Barang-barang ini terlalu banyak, jadi dia tidak bisa membawa semuanya. Dia hanya mengeluarkan kartu yang bisa dimasukkan ke dompetnya dan boneka beruang yang akan diberikannya pada Sisi besok. Sementara, sisanya disembunyikan di loker berkata sandi di pusat perbelanjaan.     

———     

Keesokan paginya, Sean yang bertugas di malam hari memiliki waktu beristirahat di pagi hari. Setelah mandi dan berganti pakaian, dia naik taksi ke rumah Maureen sambil membawa tas berisi boneka beruang.     

Tok! Tok!     

Sean mengetuk pintu. Karena sudah lewat jam tujuh pagi, Sean mengira Maureen dan Sisi belum bangun, jadi dia sengaja bangun pagi untuk datang ke sini.     

Susi segera membuka pintu dan menyapa sambil tersenyum, "Tuan Muda Sean."     

Sean balas tersenyum dan bertanya, "Sisi belum bangun, kan?"     

"Sisi dan Nona sudah bangun pagi-pagi sekali dan baru saja dijemput oleh Tuan Muda Chevin dengan mobilnya!" jawab Susi.     

"Apa?" Seketika Sean terkejut.     

Mungkinkah Chevin si bajingan itu tahu aku akan datang pagi-pagi, jadi dia menjemput Maureen dan Sisi terlebih dahulu hanya untuk mencegahku melihat putriku? Bajingan ini benar-benar licik! Tampaknya kemarin belum cukup aku menghajar anak buahnya!     

"Apa kamu tahu ke mana mereka pergi?" tanya Sean.     

"Ya, ya! Saya sengaja menanyakannya untuk Anda," jawab Susi, "Ada toko mainan yang bagus, sepertinya namanya UFO Shiwa atau apalah itu."     

Sean menebak, "FAO Schwarz, ya?"     

FAO Schwarz adalah toko mainan paling bergengsi di Amerika Serikat dan merupakan kerajaan mainan. Ketika Sean berada di Amerika Serikat, dia sering pergi ke sana untuk bermain. Tidak disangka, ternyata di Bogor juga ada FAO Schwarz.     

Seharusnya FAO Schwarz di sini pasti sangat populer di kalangan anak-anak. Terutama untuk anak-anak orang kaya, ini adalah tempat suci. Anak-anak dari keluarga biasa tidak akan mampu membayar.     

Susi segera menjawab, "Ya, ya. Itu namanya! Tuan Muda Sean memang tahu banyak hal! Saya sangat bodoh. Meski dikatakan lagi, saya tidak akan dapat mengingatnya."     

Sean sontak menepuk kepala kecil Susi. "Kamu sudah sangat pintar. Terima kasih, Susi. Lakukan pekerjaanmu. Aku akan menemui mereka."     

"Ya, ya! Sampai jumpa, Tuan Muda Sean."     

"Sampai jumpa."     

Sean melambaikan tangan pada Susi, kemudian menghentikan taksi. "Ke FAO Schwarz."     

Taksi perlahan-lahan melaju. Di sudut gang, seorang pria diam-diam bersembunyi, lalu melakukan panggilan telepon.     

"Tuan Muda Chevin, Sean benar-benar datang ke rumah Nyonya Muda pagi-pagi sekali. Sekarang dia sudah tahu Anda membawa Sisi dan sekarang dia sudah naik taksi ke sana. Apa Anda ingin mengutus seseorang untuk menghentikannya di jalan?"     

Chevin yang ada di sana tersenyum dan berkata, "Tidak perlu. Bahkan jika gelandangan miskin ini datang, dia tidak akan bisa memasuki gerbang toko Schwartz!"     

Tidak butuh waktu lama bagi Sean untuk tiba di gerbang toko Schwartz seluas 2.600 meter persegi. Begitu berdiri di pintu, Sean bisa merasakan betapa mewahnya tempat ini.     

Di pintu, ada menara jam yang sangat terkenal bernama Mr. Clock dengan wajah tersenyum yang konyol dan agak aneh. Setiap jamnya, Mr. Clock akan mendendangkan lagu dan memiliki ekspresi yang disukai anak-anak.     

Sean datang ke pintu, lalu melirik jendela di kiri dan kanan. Desain jendela ini juga sangat khusus dan terdapat banyak mainan mewah yang dipajang. Tepat ketika Sean melihat ke jendela, dia mendapati Sisi dan Maureen, juga tentu saja Chevin.     

"Ah! Ayah!"     

Ketika melihat Sean, Sisi buru-buru bersandar di jendela dan memanggil ayahnya. Maureen dan Chevin juga melihat Sean.     

Sisi menepuk jendela dan berseru, "Ayah, cepat masuk!"     

"Ya! Ayah akan segera masuk," Sean menjawab ke arah jendela.     

Sementara Maureen terlihat gelisah, Chevin tersenyum licik. Karena mereka berdua tahu ini bukan jam kerja, sementara orang biasa tidak akan bisa masuk sama sekali!     

Tepat ketika Sean hendak masuk melewati pintu, seorang pegawai wanita tiba-tiba datang dan mencegat, "Maaf, Tuan. Kami baru buka jam sepuluh. Anda tidak bisa masuk sekarang."     

"Apa?" Sean kebingungan, "Lalu, bagaimana mereka bisa masuk?"     

Pegawai menjawab, "Mereka anggota Diamond Member FAO kami, jadi mereka bisa bermain di luar jam kerja. Untuk memiliki kartu ini, Anda perlu berbelanja lebih dari 10 miliar."     

Pada saat ini, baik Maureen maupun Chevin menyaksikan pemandangan ini melalui jendela. Chevin tidak dapat menahan kegembiraan di wajahnya.     

"Haha! Dasar bocah bodoh! Sebelum jam 10, hanya Diamond Member yang bisa masuk. Begini saja tidak tahu dan malah langsung bergegas naik taksi ke sini. Benar-benar idiot."     

Maureen sendiri tidak memiliki Diamond Member tempat ini. Dia hanya pemegang Gold Member, jadi dia menatap Chevin dan berkata, "Chevin, bisakah kamu menggunakan Diamond Member-mu untuk membawa Sean masuk?"     

Chevin segera terlihat enggan. "Untuk apa aku membawanya masuk? Barang-barang di sini begitu mahal. Meski membawanya masuk, dia juga tidak mampu membeli apa-apa!"     

Maureen mengerutkan bibirnya. Dia juga tahu bahwa mainan di sini sangat mahal, bahkan ada yang harganya puluhan miliar, jadi Sean memang tidak akan bisa membelinya sama sekali. Jika dia masuk, takutnya harga dirinya akan semakin terpukul.     

Bagaimanapun, Sean adalah ayah Sisi. Dia datang ke sini pagi-pagi sekali untuk melihat putrinya. Akan terlalu kejam jika dia hanya menunggu di luar. Apalagi sekarang baru lewat jam 7, sementara mereka pasti tidak akan terus berada di sini sampai jam 10.     

"Sudahlah, Maureen. Jangan dilihat lagi. Kita ke sana dan memilih mainan untuk Sisi saja. Dia tidak bisa masuk, jadi nanti dia juga akan pergi sendiri." Chevin menarik Maureen ke dalam.     

Sementara, saat ini Sean memandang pegawai wanita itu dan bertanya, "Seperti apa kartu Diamond Member FAO kalian?"     

"Hah?" Pegawai wanita itu tidak mengerti arah pembicaraan Sean.     

Sean mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan banyak kartu dari dompetnya, yang semuanya diambilnya dari brankas Juan tadi malam. Kemudian, dia berkata, "Tolong bantu saya untuk melihat apakah ada kartu Diamond Member FAO kalian di dalam sini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.